Terimakasih sudah membela!

412 20 0
                                    

"Aku harap ini awal yang baik untuk kita!"

-Hastanta Dewangga-

***

Hari Minggu, 07

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari Minggu, 07.32

Allana dan Daegar memutuskan untuk lari pagi. Walaupun sekarang dibawah terik sinar Matahari gadis itu sudah duduk tepar karna kelelahan. Padahal dia barusaja berlari selama kurang lebih 30 menit.

Daegar yang memandang Allana hanya menghela nafasnya kasar."Lo kesini mau tiduran apa mau lari?" Daegar memandang adiknya malas, Allana yang duduk di bawah sana dengan menselonjorkan kedua kakinya itu beralih menatap keatas kearah Daegar.

"Cape guee, lo ga liat nih kaki gue meronta-ronta minta rebahan," sahut Allana dengan asal.

"Tadi aja pas berangkat semangat, sekarang baru setengah jam aja udah tepar." Singgung Daegar.

"Copot aja tuh kaki nggak guna amat. Lari baru setengah jam udah tepar." Imbuhnya, mungkin saat ini kesabaran Daegar tinggal setipis tisu yang dibelah menjadi 99 lembar.

"Copot mata lo silinder, kalau gue copot gue jalan pake apa!" Sungut Allana malas.

"Merayap," jawab Daegar asal.

"Gue bukan jelmaan buata kaya lo!"

"Lo selama ini lo ngatain gue buaya berarti lo termasuk buaya dong. Kan lo adek gue," Allana yang mendengar cemoohan Daegar memutar bola matanya malas. Dengan sangat berat hati dia berdiri dan mengsejajarkan dirinya dengan Daegar, ya walaupun hanya sebatas pundak lelaki itu.

Daegar tersenyum melihat Allana yang sudah berdiri, tangannya terangkat mengusap puncak kepala adiknya itu.

"Yok!" ajak Daegar yang langsung diangguki oleh Allana, namun bukan Allana namanya kalau tidak membuat Daegar jengkel.

Bagaimana tidak. Daegar yang berjalan kedepan tetapi gadis itu malah berbalik arah. Daegar yang langsung tahu Allana tidak ada dibelakangnya dia berbalik menoleh kebelakang, dapat ia lihat Allana yang berlari agak kencang dan berhenti di tukang bubur ayam yang ada berada di pinggir jalan.

Dari kejauhan Allana juga menatapnya, bukannya takut kalau Abangnya marah dia malah tersenyum lebar menunjukan deretan gigi putihnya. Tidak cukup sampai disitu, dia juga melambaikan tangan dengan santainya kearah Daegar yang sudah memasang wajah kesalnya, mungkin saat ini kesabarannya sudah hampir habis itu.

"Untung lo Adek gue Na! Kalau bukan udah gue bikin perkedel lo, buat lauk nanti siang." Geram Daegar mencoba lebih bersabar menghadapi gadis di depannya seolah sedang menunggu buburnya siap.

Dengan langkah gontai Daegar berjalan kearah toko  di dekat tukang bubur itu, ia membeli 1 botol air mineral.

Setelahnya ia menyusul Allana yang sudah duduk manis menikmati bubur ayam dengan sangat lahap. Daegar duduk di kursi tepat di hadapan Allana dan meletakan air mineral yang tadi ia beli disebelah mangkuk bubur Allana. Sebelum ia memberikan sebotol air mineral itu, terlebih dahulu ia sudah membuka segel tutupnya agar Allana tidak kesusahan jika membukanya.

SECRET ADMIRERWhere stories live. Discover now