Sibling

445 19 1
                                    

"Dunia ini luas, tapi aku cuma punya Abang."

-Danniela Allana-

***

Pagi-pagi sekali Daegar sudah bergelut dengan dapur, sedari pukul 05.00 pagi dirinya sudah berada di sana.

Keinginanya untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Allana. Namun sudah sekitar 15 menit dirinya duduk di meja makan, menunggu Allana keluar dari kamar. Alhasil dirinya memutuskan untuk membangunkan Allana saja.

Saat berada tepat di depan pintu kamar Allana, tangannya terangkat. Mengetuk pintu kamar beberapa kali, namun Daegar tak kunjung mendapatkan respon.

Saat mencoba membuka knop pintu, ternyata pintu itu terbuka. Allana tidak menguncinya.

Tatapannya mendapati Allana yang masih terbaring dengan posisi meringkuk diatas sofa. Entahlah, Daegar yang yang sebelumnya mengalah untuk tidur di kamar tamu agar Allana bisa tidur dengan nyenyak di kasur kamarnya. Tetapi gadis itu malah memilih tidur di sofa.

Daegar membawa kakinya melangkah untuk mendekat kearah sofa, dahinya menekuk ketika melihat wajah Allana sedikit pucat dan tangan gadis itu menggigil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Daegar membawa kakinya melangkah untuk mendekat kearah sofa, dahinya menekuk ketika melihat wajah Allana sedikit pucat dan tangan gadis itu menggigil.

Lengannya terulur maju, telapak tangannya ia tempelkan ke dahi Allana. Dapat daegar rasakan suhu badan Allana hangat. Sentuhan dsri tangan dingin dari Daegar mampu membuat Allana mulai membuka matanya, menerjab beberapa kali.

"Bang," panggilnya saat sudah menatap penuh Daegar di hadapannya.

Daegar yang awalnya menatap ponsel digenggamannya, beralih menatap Allana. "Abang udah bikin sarapan, kamu makan dulu. Setelah itu kita ke dokter,"ucapnya.

"Mau ngapain? Abang sakit?" Tanya Allana.

"Kamu yang sakit!"

Allana menghela nafasnya pasrah, "percuma!"

Alis Daegar terangkat, "percuma gimana?" Tanyanya.

"Udah pecah gabisa di obatin!"

Tatapan Daegar teralihkan dengan menatap kesetiap sudut ruangan, mencari barang pecah seperti apa yang di maksud Allana.

"Cari apa?"

"Apanya yang pecah?" Tanyanya, membuat Allana memutar bola matanya malas.

"Nihh," Allana menepuk dadanya. "Hati!" Lanjutnya.

Daegar menghela nafas beratnya, "nanti abang beliin solatip, kita gabungin lagi. Ya?" Jawabnya asal.

"Maunya yang baru, gimana dong?"

"Yaudah nanti diganti sama hati abang!"

Allana terkekeh, ia berusaha menegakkan tubuhnya untuk beralih posisi menjadi duduk.

SECRET ADMIRERWhere stories live. Discover now