Bab 11 | Rea-Raka Balikan?

7 0 0
                                    

Hai guys!
Selamat malam Minggu!
Makasih yang udah mampir ke cerita ini. Semoga kalian suka, yaaa❤️


Desiran angin seakan meniup halus pada permukaan wajah seorang gadis yang kini tengah tersenyum sembari menatap pepohonan. Gadis itu selalu menikmati perjalanan ke mana pun dia pergi. Asik menatap sekitar jalanan ibu kota, atensinya teralih pada seorang bocah yang kini mulai menyanyikan sebuah lagu di pinggir jalan tepat di samping lampu merah. Suaranya merdu. Bulan sabit terukir indah pada senyumnya, membuat siapa saja yang menatapnya turut bahagia. Hal ini menyadarkan Livi, bahwa dia berkali-kali lipat lebih beruntung dari anak itu.

Leo melirik sekilas ke arah spion motornya. Leo tertegun melihat Livi yang tersenyum tulus pada anak kecil di samping mereka. Sekeras apa pun sahabat kecilnya, tetapi dia memiliki hati yang lembut dan mudah tersentuh, hanya saja gengsinya yang amat besar. Leo merogoh saku saat seorang anak kecil lain mulai berjalan mendekatinya dengan menengadahkan topi. Leo dan Livi memberikan sisa uang saku sekolah mereka. Kini, lampu merah sudah berganti hijau. Saat akan melanjutkan perjalanan, dua bocah itu tersenyum sumringah sambil berteriak mengucapkan terima kasih.

"Yoi, semangat bro! Suara lo bagus!" pekik Leo sambil melambaikan satu tangannya hingga kemudian tancap gas.

Tidak seperti biasanya, Leo kini mengendarai motornya dengan pelan. Dia tahu, bahwa hari ini menjadi hari yang begitu melelahkan bagi Livi. Maka dari itu, dia ingin sedikit menghibur Livi dengan membiarkannya menikmati perjalanan pulang. Dia berharap, momen-momen seperti ini nantinya akan terus terkenang. Semoga saja.

"Le, gue kesel banget sama Zavas. Dia ngatain gue mulu. Masa katanya gue cewek bloon karena ngga jago catwalk. Padahal kan ya, masih bloon dia. Sakit banget gue," ucap Livi dengan kesal. Gadis itu mencebikkan bibir, lalu memutar bola matanya malas.

Leo yang mendengar itu sontak terkekeh. Namun, setelahnya dia berdehem. Padahal sebenernya dia ingin tertawa.

"Ih, kok lo ketawa, sih? Lo jangan ikut-ikutan cowok resek itu, ya. Awas aja lo, gue tonjok nih," ucap Livi. Karena kesal, dia memukul helm Leo hingga tanpa sengaja helm itu terlepas dari kepala Leo dan melayang bebas. Leo terkejut, sedangkan Livi panik.

"Loh, heh!" pekik Livi. Leo meminggirkan motornya. Livi masih tidak bisa berkata-kata. Beberapa detik berikutnya, kedua manusia itu tertawa tanpa dosa.

"Tolol!" ucap Leo di sela-sela tawa.

"Sorry, lagian Lo pake helm nya ngga bener, ha ha ha." Livi kemudian turun dan mengambil helm tersebut. Mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Baik Livi maupun Leo, keduanya diam. Kejadian tadi membuat Livi merasa bersalah. Dia memilih dia dan tidak banyak tingkah.

"Lo mau gue bantu latian catwalk ngga? Acaranya udah besok, Li. Lo hari ini harus bisa," Leo kembali membuka percakapan.

Popularity (On Going)Where stories live. Discover now