001. Pindah Raga

3.7K 202 6
                                    

Hai salam manis dari Auhtor, jangan lupa tinggalkan jejak.

Selamat menyelam
.
.
.
.
.
.


0001. Pindah raga

Bruk!!!

"Awsss... bokong ku," ucapnya seorang gadis sambil mengusap bokongnya.

Deg...

"Bukannya aku tadi kecelakaan?" batinnya bertanya-tanya.

Ia memandangi sekeliling hamparan rumput yang sangat asing baginya.

"Ini di mana?" gumamnya bertanya-tanya, saking bingungnya ia sampai melamun.

Tiba-tiba suara pekikan histeris terdengar dari belakang tubuhnya.

"Astaga! Nyonya ngapain di sini?" tanya seorang wanita paruh baya yang menggunakan seragam pelayan.

Gadis membalikkan badannya, menatap bingung ke arah wanita patuh baya tersebut.

"Halo nyonya? Nyonya kenapa berada di sini?" tanya wanita paruh baya itu lagi.

"Nyonya? Maksudnya apa?" batinnya bertanya-tanya.

"Ayok masuk nyonya, di sini panas," ajak wanita itu.

Gadis itu mengangguk, dan ia menerima ajakan wanita itu.

Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah rumah besar bertingkat dua.

Pertama kali ia menginjakkan kakinya ke dalam rumah itu, ia sangat terkagum dengan isinya. Satu kata yang ada di pikirannya, rumah siapa ini? Kenapa sangat mewah sekali.

Wanita paruh baya itu membawa ke meja makan yang ada di rumah tersebut, lagi-lagi ia terkagum dengan interior rumah tersebut.

"Saya pamit ke dapur ya nyonya, selamat makan," ucap wanita paruh baya itu.

Gadis itu bingung lantas ia menarik tangan wanita paruh baya itu untuk menanyakan suatu hal.

"Bibi di sini dulu aja, ada yang mau aku tanyakan sama bibi," ucap gadis itu.

"Baiklah nyonya Luna, nyonya mau nanya tentang apa?" tanya nya.

"Nama bibi siapa? Dan ini rumah siapa?" tanya gadis itu.

Wanita tersebut langsung terdiam, seperti memikirkan sesuatu.

"Halo bibi? Aku lagi bertanya," lanjut gadis itu.

"Ah iya nyonya, nama bibi ada bi Rena nyonya, dan ini rumah tuan Sadewa Bimantara," jawab wanita itu.

"Sadewa? Bukannya  itu pemilik perusahaan Brieng Group? Kalau iya beruntung sekali aku, berarti aku adalah istrinya." batinnya.

"Ada yang mau di tanyakan lagi nyonya?" tanya bi Rena.

"Sepertinya tidak ada bi. Sekarang, bibi boleh pergi," ucap Luna.

"Baik nyonya." Bi Rena langsung pergi dari sana.

Luna Ayudisha seorang wanita yang berumur 24 tahun, dia merupakan seorang istri dari pria kaya yang mempunyai sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Luna tidak mencintai suaminya di karenakan pernikahan mereka hanya sebuah perjodohan bisnis yang di lakukan oleh orang tuanya.

Kepergian pembantunya tadi, membuat Luna memikirkan kegiatan apa yang harus ia lakukan, jujur ia tidak tahu gimana sifat dari pemilik tubuh ini. Serta, ia juga belum berpengalaman. Walaupun begitu, ia bakalan belajar menjadi istri yang baik.

Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah sebuah pintu bercat putih di dekat tangga, nalurinya menyuruhnya untuk membuka pintu itu.

Kriett

Ia langsung masuk ke dalam ruangan itu, bisa di lihat bahwa kalau ini adalah kamarnya. Karena, terdapat sebuah figuran foto dirinya di atas tempat tidur. Ia berjalan keliling kamar untuk melihat-lihat kamar itu, dan ia sangat takjub dengan kemewahan yang ada di kamar itu. Setalah puas berkeliling, ia memasuki salah satu ruangan yang ada di kamar itu. Lagi dan lagi ia takjub dengan semuanya, ia tidak menyangka ruangan ini adalah ruang khusus ganti pemilik tubuh ini.

"Wah demi apapun, ini kan barang-barang brended yang hanya di miliki oleh beberapa orang," gumam Luna.

"Jadi ini sekarang milikku? Beruntung sekali aku memasuki tubuhnya, sekarang aku bakalan merasakan kekayaan yang tidak pernah aku dapat miliki," ucap Luna lagi dengan semangat.

Puas memandangi tempat itu, Luna akhirnya keluar dari ruang tersebut, tetapi ia masih bingung dengan semuanya.

"Kenapa pemilik tubuh ini pisah kamar sama suaminya?" tanyanya.

Ia masih bingung dengan semuanya, kenapa Ia bisa menempati raga ini, dan sekarang dia harus melakukan apa? Memikirkannya aja sudah membuatnya pusing.

Tapi Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, menjadi seorang istri dari pengusaha sukses itu adalah impian dia dari dulu.

"Aku tidak peduli gimana sifat mu dulu sama mas Sadewa, aku akan menjadi diriku sendiri tanpa harus manipulasi." batin Luna sambil tersenyum.

Ia merebahkan tubuhnya di kasur, lagi-lagi ia merasa nyaman dengan kehidupannya sekarang.

"Wah... empuk sekali kasurnya, pasti ini mahal," ucap Luna sambil menatap langit-langit kamar.

Nyaman dengan semuanya, membuatnya menutup matanya dan akhirnya ia ketiduran.

*****

Dengan alur yang baru, pastinya akan lebih asik!!

Gas di baca, jangan lupa vote dan komen...

To be continued

Ttd Dewi
Sumatera Utara, 16 Feb

Transmigrasi Menjadi Seorang Istri [ On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora