004. Pagi yang lucu

2.5K 117 3
                                    

Haiii, TMSI sudah update...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya! Hargai karya author, jangan jadi pembaca yang gaib

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

003. Pagi yang lucu

Keesokan harinya, Luna baru saja siap mandi. Ia keluar kamar untuk menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya, sesampainya di dapur, ia dapat melihat seorang koki sedang memasak, ia pun menghampiri koki tersebut.

"Permisi paman, paman lagi masak apa?" tanya Luna tiba-tiba.

Koki itu refleks membalikkan badannya, "Eh... nyonya pagi-pagi kenapa berada di sini?" tanya Koki itu.

"Mau siapin sarapan buat mas Dewa, paman."

"Paman lagi masak apa?" tanya Luna.

"Seperti biasa nyonya," jawab Koki itu.

"Oh iya nanti Luna mau masak ayam kecap manis, tolong bantuin Luna ya paman," pinta Luna sambil menatap teduh mata koki tersebut.

"Baik nyonya, saya lanjutkan masak dulu ya, takut tuan Dewa marah," ucap Koki itu dan koki tersebut melanjutkan masakannya.

Luna yang bosan ga tahu mau buat apa, akhirnya ia pergi ke kamar Dewa untuk membangunkannya.

Sesampainya di depan kamar Dewa, Luna langsung membuka pintu kamar tersebut. Pandangan yang pertama kali dia lihat adalah gelap gulita, dan hanya ada setitik sinar cahaya yang mencoba masuk dari sela-sela gorden.

Ia melangkahkan kakinya ke dalam kamar tersebut, dan ia langsung membuka gorden di kamar itu. Sinar cahaya mulai masuk ke dalam, membuat seorang lelaki yang masih memejamkan matanya di atas tempat tidur, menggeliatkan tubuhnya tak menentu.

Lelaki itu membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan pandangannya yang buram, setalah pandangannya sudah jelas dia bisa melihat bahwa Luna terlihat sangat seksi.

"Apa yang kamu lakukan di kamar ku?" tanya Dewa tiba-tiba dengan suara yang serak khas orang yang baru bangun tidur.

Luna yang masih mengikat tali gorden, terperanjat kaget dengan suara bariton yang ia kenali.

"Eh... mas Dewa sudah bangun, mas mau mandi? Biar aku siapkan baju ganti untuk mu mas," ucap Luna dengan senyum manisnya.

"Sekarang sudah berani masuk ke kamar saya tanpa izin," celetuk Dewa sambil bangkit dari tidurnya yang membuat Luna mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Plis Luna, kenapa badan mas Dewa sangat menggoda sekali, rasanya aku pengen memegang tubuhnya." batin Luna sambil menahan untuk tidak histeris.

"Bisakah mas Dewa memakai baju dulu? Soalnya mata aku yang polos ini ternodai," decak Luna kesal padahal dalam hatinya ia merasa senang.

Dewa yang mendengar itu melangkahkan kakinya ke arah tempat Luna berada, di pandang nya wanita di depannya tangannya menarik tangan Luna dan di taruh nya di perut kotak-kotak nya.

"Ah!!!! Demi apapun, aku bisa memegang nya," teriak Luna dalam hati.

"Gimana? Sudah puas kan megang perut kotak-kotak saya hm?" ucap Dewa sambil tersenyum miring.

"Mas apa-apaan ih," balas Luna sambil melepas pegangan tangannya.

"Saya tahu Luna, bahwa kamu ingin sekali memegang ini kan? Tapi sekarang saya sudah mewujudkannya."

"Sudah lah saya mau mandi, kalau kamu mau siapkan pakaian ganti untuk saya, siapkan aja kaos dan celana pendek," kata Dewa sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Memastikan pintu kamar mandi sudah tertutup rapat, Luna langsung meloncat-loncat kegirangan seperti anak kecil.

"Ahhh... Kenapa ga dari dulu aturan aku transmigrasi, kalau tahunya transmigrasi itu menyenangkan." gumam Luna.

"Tubuh asli aku sekarang di mana ya? Apakah aku udah mati atau masih hidup?" gumam Luna bertanya-tanya.

"Nanti aku bakalan mencari tahu deh, sekarang mari kita siapkan pakaian ganti untuk mas Dewa," ucap Luna dengan semangat.

Ia langsung pergi ke walk in closet, setelah menemukan pakaian yang ia cari, ia membawanya ke luar di taruh nya pakaian itu di atas tempat tidur, setelah itu ia duduk di atas tempat tidur tersebut.

Lima belas menit kemudian, Dewa keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang di lilit di pinggangnya, air mengalir dari rambutnya membuat Luna meneguk air ludahnya dengan kasar.

Bentuk tubuh yang bagus, serta wajah yang tampan, wanita mana yang bakalan tahan melihat pemandangan itu.

Luna hanya bisa terdiam sambil tersenyum tipis.

Dewa yang melihat itu tak heran, ia berjalan ke arah Luna untuk mengambil baju gantinya.

Setelah itu ia menurunkan handuknya, tanpa rasa malu dan Luna yang melihat itu hanya menatap horor ke arah Dewa.

"Mas!! Kamu tidak tahu malu ya!" teriak Luna histeris.

"Cup...." Dewa mencium sekilas bibir Luna.

Luna yang mendapatkan ciuman sekilas itu langsung terkejut, dan lagi-lagi ia berteriak histeris.

"Mas Dewa mesum! Luna ga suka sama mas Dewa! Ciuman Luna yang pertama sudah hilang!" teriak Luna sambil berdiri dari duduknya dan langsung pergi dari kamar Dewa dengan pintu yang di banting.

Brak!!

Suara dentuman pintu yang terbanting, membuat Dewa terkekeh geli melihat tingkah laku yang di buat Luna.

"Sepertinya hari-hari ku bakalan menyenangkan," ucap Dewa dan langsung menyusul Luna yang pergi dari kamarnya.

Gimana dengan part ini?
Jangan lupa vote gays!
Masukin ke perpus juga!
See you the next chapter...

Transmigrasi Menjadi Seorang Istri [ On Going]Where stories live. Discover now