010. Melakukan kewajiban (Warning!!)

2.2K 78 11
                                    

Halo gays! TMSI udah update, jangan lupa tinggalkan jejak! Vote, follow dan komen.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

010. Melakukan kewajiban (Warning!!)

Sesampainya di kamar, rasa gugup menyelimuti mereka berdua.

Dewa memandangi Luna dengan tatapan intens, ia merasakan bahwa Luna sangat cantik dan seksi malam ini.

"Kenapa kamu sangat cantik, Sayang? Kenapa kamu sangat memesona malam ini? Ada apa denganmu?" Dewa maju beberapa langkah ke depan Luna.

Luna meneguk salivanya, kenapa dirinya mendadak takut sekarang? Melayani suami bukankah sudah kewajibannya?

'Kenapa Mas Dewa kayak monster gini, sih?' batin Luna sedikit cemas.

Wanita itu menghela napas, lantas tersenyum menggoda. Ia mendekat ke suaminya, lantas melingkarkan kedua tangannya pada leher pria itu.

"Bukankah aku setiap hari memesona, Mas? Mas Dewa juga malam ini sangat tampan." Luna berkata tepat di depan wajah Dewa.

Embusan napas keduanya terdengar kuat di telinga masing-masing. Gairah nafsu keduanya mulai memuncak.

"Kamu bisa saja, Sayang." Setelah mengatakan itu, Dewa langsung membuka satu per satu kancing kemejanya, memperlihatkan lekukan abs indah di tubuhnya, ia tersenyum dingin di depan Luna.

"Kamu mau melakukannya sekarang, Luna? Saya membutuhkanmu," ucap Dewa dengan senyum menggodanya.

Luna hanya diam. Ia tidak tahu harus menerima tawaran suaminya atau justru kembali menolak. Ini kali pertama ia melakukannya, baginya ini ... sangat menakutkan. Entah hantu mana yang tengah merasukinya saat ini hingga dengan spontan kepalanya mengangguk di depan suaminya.

Dewa tersenyum tipis. Ia lantas mencium bibir Luna kasar dengan tangan kukuhnya begitu kuat memeluk punggung istrinya.

Luna ingin memberontak, ia berusaha melepaskan diri dari dari jeratan gairah suaminya. Tapi siapa sangka? Beberapa detik kemudian, Luna mulai terpedaya dengan ciuman, dekapan, dan aroma dari suaminya. Perlahan, matanya mulai terpejam dan tak segan membalas ciuman Dewa.

Keduanya saling memejamkan mata di sela ciuman mereka. Tanpa membuang waktu, Dewa langsung membawa Luna ke ranjang. Nafsu sudah menguasai dirinya.

"Saya menyukai layananmu, Sayang."

Luna yang mendengar itu tersipu malu, ia mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.

"Apakah kamu besok mau berbelanja?" tanya Dewa dengan tiba-tiba.

"Apakah boleh?" tanya luna balik.

"Tentu saja, berbelanja lah yang puas sayang, besok mau aku temani atau kamu sama pelayan?" tanya Dewa sambil menatap lekat manik mata Luna.

"Emmm aku besok sama pelayan aja mas, kan kamu juga besok kerja," jawab Luna.

"Aku bisa saja cuti sayang, aku yang mempunyai perusahaan itu, jadi kamu mau minta aku yang temani?"

"Tidak usah aku mau sama pelayan aja," tolak halus Luna.

"Yaudah besok berbelanja yang puas, jangan ragu untuk menghabiskan uang ku," ucap Dewa dengan sombong.

"Ck." decak Luna dengan kesal, "Kamu jangan sombong nanti kalau tiba-tiba kamu jatuh miskin gimana?" tanya Luna.

"Tidak mungkin sayang, harta aku tidak akan habis sampai tujuh turunan, tidur lah sayang pasti kamu lelah dengan kegiatan yang tadi, untuk tadi aku minta maaf sudah mengambil keperawanan kamu," ucap Dewa dengan sungguh-sungguh.

"Tidak apa-apa mas, kamu jangan merasa bersalah, sudah sepantasnya aku menyerahkan itu sama kamu, yaudah aku tidur duluan, good night mas Dewa," ucapnya Luna dan langsung memejamkan matanya untuk menyelami alam mimpi.

"Good night sayang," jawab Dewa sambil mengecup kening Luna dengan sekilas. Setelah itu ia juga ikut memejamkan matanya untuk menyelami alam mimpi.

*****
Keesokan harinya, sesuai janji Dewa kepada Luna, sekarang Luna berada di sebuah Mall yang ada di kotanya, ia tidak sendiri ke mall tersebut tetapi ia di temani oleh satu orang pelayan yang udah lumayan dekat sama dia.

Luna sangat senang bahwa ia di perbolehkan belanja sepuasanya, kesempatan emas itu langsung tidak di sia-sia olehnya, perempuan mana yang tidak tergiur dengan di suruh belanja tanpa melihat nominal harga.

Di tangan kirinya sudah penuh dengan paper bag, begitu juga di tangan pelayan yang ia bawa.

la baru ini merasakan hidup mewah, dan ia tidak akan menyia-nyiakan semuanya.

"Menjadi istri orang kaya adalah surganya dunia, mau apa-apa langsung bisa kebeli." batin Luna sambil tersenyum.

"Nyonya kita mau kemana lagi?" tanya Rani, pelayan muda yang ia pilih untuk jadi pelayan pribadinya.

"Kayaknya tinggal makan yang belum, ayok ke restoran itu," ajak Luna kepada Rani.

"Ayok nyonya," jawab Rani.

Mereka berdua berjalan ke arah restoran yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri, tiba-tiba tubuh Luna tidak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf tuan saya tidak sengaja," refleks Luna sambil mengambil barang belanjanya yang terjatuh.

Ketika ia mengalihkan pandangannya, tatapannya bertubrukan dengan sebuah mata yang sangat tajam tetapi indah.

"Luna!!!" teriak Lelaki tersebut.

"Kamu ngapain di sini Luna?" tanya laki-laki itu lagi.

"Maaf, anda siapa?" tanya Luna dengan bingung.

"Kamu lupa sama aku Luna? Aku Gilang," jawab Lelaki itu sambil menatap manik mata Luna.

"Saya tidak kenal sama kamu," ucap
Luna lagi.

"Kamu lupain aku secepat itu Luna?" tanya Gilang dengan sendu.

"Maaf saya tidak kenal sama anda, saya permisi dulu," pamit Luna sambil mengajak Rani meninggalkan tempat itu.

Lelaki itu yang melihat kepergian Luna mengepalkan tangannya, "Sial! Aku tidak akan membiarkannya melupakan ku begitu cepat, lihat aja aku bakalan rebut kamu lagi Luna," desis lelaki itu sambil tersenyum miring.

****

Sekarang Luna sudah berada di mobil, Tari yang melihat nyonya hanya diam, merasa takut.

"Nyonya kenapa?" tanya Rani memecahkan keheningan.

"Tidak apa-apa Rani, aku hanya lagi berpikir saja, siapa lelaki yang tadi," jawab Luna.

"Tidak usah dipikirin nyonya, mungkin lelaki itu sudah stress," lanjut Tari.

"Ah iya benar, mungkin saja dia lagi mabuk makanya dia ngasal."

Setelah mengucapkan itu, Luna dan Rani tidak berbicara lagi, mereka asik dengan dunianya sendiri.

"Tapi tidak mungkin laki-laki itu mabuk, apa dia ada hubungannya dengan Luna yang dulu? Tapi nama Luna bukan hanya aku saja." batin Luna yang masih memikirkan lelaki yang tidak sengaja ia tabrak tadi.

Jangan lupa vote dan follow gays!
Terimakasih yang udah mau mampir ke lapak kecil ini
See you the next chapter

Transmigrasi Menjadi Seorang Istri [ On Going]Where stories live. Discover now