Part 09

56.2K 2.1K 7
                                    

Setelah mandi Arabella langsung ke halaman belakang untuk menyapu.

"Bosen juga, buat ulah lagi ah," gumam Arabella.

"Kalian kesini!" panggil Arabella ke santriwati yang sedang lewat di hadapannya.

"Apa Ra?"

"Suruh yang lain kesini, kita dangdutan!" kata Arabella dan santriwati itu mengangguk karena udah lama juga gak dangdutan.

>><<

Semua santriwati sudah berkumpul di halaman belakang pondok sesuai dengan perintah Arabella.

"Ra, mulai!" Arabella mengangguk.

"Emang lagi syantik,"

"Bukan sok syantik, syantik-syantik gini hanya untuk dirimu," semua mengikuti lagu yang nyanyikan oleh Arabella dengan canda ria berjoget.

>><<

Gus Andri dan Gus Agam sedang berjalan bersamaan untuk menghilangkan rasa bosan di ndalem dengan berkeliling pondok pesantren.

"Gam, kenapa sepi gini?" heran Gus Andri.

"Tidur paling,"

Di setiap jam 10:30 semua santriwati di suruh tidur siang sebelum adzan dzuhur. Karena baik juga untuk kesehatan tidur di siang hari.

Sindy sedang lewat berpas-pasan dengan Gus Andri dan Gus Agam.

"Assalamu'alaikum, Gus!" salam Sindy.

"Wa'alaikumsalam."

"Kemana yang lain?" tanya Gus Andri.

"Lagi di halaman belakang,"

"Ngapain?" tutur Gus Agam bingung.

"Ara lagi ngadain dangdutan!"

>><<

"Mulut bergetar, lidah bergoyang, eh-eh. Sambalado..."

"BERHENTI!"

Semuanya langsung berhenti mendengar suara bariton dari Gus Andri dan Gus Agam.

"Kalian semua bubar!" Semuanya menunduk dan berlalu pergi meninggalkan Arabella sendiri.

"Ikut saya ke pasar!" titah Gus Agam dan Arabella mengangguk.

Arabella menyimpan sapunya. "Gus tolong lanjutin, ya!" ucap Arabella ke Gus Andri.

Wajah Gus Andri sudah memerah ingin marah, tetapi dia kembali beristigfar untuk tenang.

>><<

Arabella masuk ke mobil. "Ning Syakil udah disini?" tanyanya karena Ning Syakil sudah berada di dalam mobil.

"Iya Mbak,"

"Ini list yang Ummi beri untuk belanja."

"Makasih Ning!"

"Sama-sama Mbak,"

Sesampai di pasar Arabella berjalan dengan pelan, entah kenapa hari ini dia merasa tidak baik-baik saja.

Gus Agam yang melihatnya sedikit khawatir. " Arab kenapa?" tanyanya.

Arabella menoleh ke arah Gus Agam dan terlihat bibir Arabella yang pucat.

"Gak papa Gus,"

"Mbak di mobil aja, biar Mas Agam dan aku yang beli kebutuhannya." Arabella menggeleng karena merasa  tak enak jika harus menunggu di mobil.

>><<

Sesudah membeli semuanya mereka kembali ke mobil dengan barang bawaan yang lumayan banyak.

Padahal baru beberapa hari yang lalu ke pasar, tetapi belanjaan sudah habis. Ya, Gimana gak habis santrinya juga banyak.

"Mbak tidur aja, nanti aku bangunin!"

Arabella mengangguk. "Maaf," lirih Arabella dan memejamkan matanya untuk tidur.

>><<

"Ara dimana?" tanya Arabella saat membuka matanya.

"Ara lagi di kamar ndalem, tadi badan Ara panas dan di bawa sama santriwati kesini saat di mobil,"

Arabella mencoba mengingat-ngingatnya ternyata benar apa yang di ucapkan Mak Nyai bahwa ia di bawa oleh santriwati karena badannya panas.

"Udah Ara tidur dulu, istirahatkan!" Arabella mengangguk dan tidur kembali karena kepala juga masih terasa pusing.

>><<

Di ruang tamu ndalem kedatangan tamu yang menanyakan Arabella.

"Saya kakak dari Arabella," ucap lelaki itu.

"Ara tidak pernah cerita tentang kamu, Nak," ujar Abah Kyai.

"Karena saya juga jarang kesini,"

Bukan jarang lagi kakak Arabella ini baru pertama kali ke pesantren tempat mondok Arabella.

"Maaf Bah, jika Ara terus berbuat ulah," tak enak kakak Arabella--Nando.

"Saya maklumi karena Ara hanya ingin perhatian dari kedua orang tuanya," Nando mengangguk mendengar penuturan Abah Kyai.

"Abah boleh bertanya?"

"Silahkan, Bah!"

"Kenapa Ara gak di perhatikan oleh kedua orang tuanya?"

Abah Kyai sudah lama ingin menanyakan itu tetapi belum adanya waktu yang pas dan sekarang waktu yang tepat untuk menanyakannya.

"Maaf Bah, saya sedikit bercerita. Sebenarnya saya dengan Ara bukan anak kandung dari Mamah dan Papah."

Degh!

Abah Kyai kaget mendengarnya karena dia baru tau tentang ini dan seseorang yang mendengarnya ikut kaget juga.

"Mamah dan Papah merawat Ara dengan saya sejak saya masih berumur lima tahun dan Ara baru menginjak satu bulan. Orang tua saya meninggal karena kecelakaaan beruntun dan semenjak itu Mamah dengan Papah yang merawat kita sampai besar.

"Walaupun kita berdua bukan anak kandungnya tetapi Mamah dan Ayah selalu menyayangi kita layaknya anak kandung. Namun, saat di sibukan dengan pekerjaan membuat saya dan Ara merasa tidak di perhatikan semenjak dari itu Ara selalu membuat ulah hanya ingin di perhatikan dan di pedulikan."

Abah Kyai lantas mengerti mengapa Arabella selalu membuat ulah dan onar yang di luar nurul.

"Ara tau tentang ini?" Nando menggeleng karena belum sanggup untuk memberitahu Arabella tentang fakta yang dia sembunyikan selama 19 tahun lamanya.

Bughh!

Abah Kyai dan Nando mencari suara itu dan ternyata Arabella pingsan tepat di belakangnya karena tadi Arabella haus dan pergi ke dapur, namun ia urungkan saat medengarkan suara Nando.

>><<

Nando mengelus pucuk kepala Arabella dan hanya satu keluar dari bibirnya yaitu 'Maaf'.

Eughh!

Leguhan Arabella dan langsung memeluk erat pinggang Nando dari samping.

"Berarti yang kemarin datang ke mimpi Ara itu Umma sama Abba?" ucap Arabella memastikan.

"Iya itu Umma sama Abba dan persis sekali Umma mirip sama kamu Ara,"

"Kenapa baru sekarang Umma datang ke mimpi Ara?" tanya Arabella dengan penasaran.

"Allah tahu saat dimana Ara membutuhkan Umma sama Abba, sehingga datang ke mimpi Ara. Maaf selama ini Kakak menyembunyikan semuanya."

"Kakak gak perlu minta maaf,"

Setelah tak ada pertanyaan lagi dari Arabella, lantas Abah Kyai bertanya. "Nak Ara, apakah sudah menemukan jawabannya?"

Arabella menatap Nando ia pun mengangguk tersenyum tanda setuju dengan perjodohannya.

"Bismillah, dengan menyebut nama Allah, Ara menerima perjodohan ini."

Semuanya mengucap syukur termasuk Gus Agam yang sudah ada di kamar ndalem.

19 Januari 2024
Revisi: 13 April 2024

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now