Part 18

51K 1.6K 28
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraktuh, mohon maaf baru ngerevisi lagi. Mohon maaf sebelumnya, soalnya baru ada waktu luang, bukan sibuk tapi mood untuk nulisnya baru sekarang. Semoga suka dengan hasil revisinya.

Arabella terbangun dengan mengusap wajahnya yang basah karena Gus Agam membangunkan Arabella untuk salat dengan mengibaskan air di sisa rambutnya bekas wudhu.

"Bangun, wudhu, terus salat!" ucap Gus Agam memakai pecinya dan berlalu keluar kamar untuk ke masjid.

"Baru aja seneng ketemu Umma, eh di buat kesel lagi sama Gus Agam," gumam Arabella beranjak dari kasur.

Setelah wudhu Arabella langsung berangkat ke masjid untuk salat berjamaah, bukannya langsung ke kelas setelah selesai salat. Arabella langsung pergi begitu saja, entah kemana.

"Arabella!"

Yang di panggil pun menoleh ke arah belakang terdapat Mak Nyai yang menyilangkan tangannya di dadanya, menatap tajam Arabella dari atas sampai bawah.

"Iya Mi, ada apa?" tanya Arabella dengan sedikit takut Mak Nyai menghukumnya karena Arabella sedang berusaha memanjat gerbang belakang.

"Tolong belikan empat karung beras ke pasar,"

"Itu saja Ummi?" ujar Arabella menanyakan apa yang harus di beli lagi.

"Itu saja? Itu sudah lebih dari banyak Arabella," tekan Mak Nyai.

Arabella memgangguk dan Mak Nyai pun memberikan uang dengan sebuah kunci.

"Ini kunci motor, Ummi?" tanya Arabella karena ia tidak bisa menyetir mobil.

"Bukan, itu kunci mobil Agam dan kamu boleh memakainya!"

Arabella pamit ke Mak Nyai dan berlalu pergi dari hadapan Mak Nyai. 'Saya tahu kamu tidak bisa menyetir mobil, maka dengan ini kamu bisa mati,' batin Mak Nyai tersenyum licik.

>><<

Arabella berusaha keras untuk bisa menyetir mobil karena sebelumnya ia tidak pernah belajar menyetir mobil.

Keluar dari parkiran pondok pesantren sangat susah hingga ujung mobil lecet tergores, Arabella ingat dimana ia selalu bermain game simulator menyetir mobil sehingga ia menyetir seperti dalam sebuah game.

"Ya Allah, tolong hamba dan berilah perlindungan untuk hamba. Aamiin." gumam Arabella dan berhasil keluar dari parkiran.

Saat di jalan raya Arabella tidak gugup atau takut dan hanya bersikap biasa layaknya sudah paham menyetir.

Sedangkan Gus Agam yang di ndalem sedang mencari kunci mobilnya, sehingga semua orang yang ada di ndalem ikut membantu mencari.

"Nyari apa, Nak?" tanya Mak Nyai baru datang.

"Kunci mobil,"

"Kunci mobil di pinjem Ara, soalnya dia nawarin jasanya untuk membantu. Ya, udah. Ummi suruh beli beras," tutur Mak Nyai.

"Memang Ara bisa mengemudikan mobil?" ujar Abah Kyai menatap Gus Agam.

"Agam gak tau, Bah."
 
"Bisa, tadi dia bilang bisa mengemudikannya. Jadi, Ummi kasih kunci mobil kamu," sarkas Mak Nyai membuat semuanya mengangguk yakin.

'Berhasil,'

>><<

Di dalam pasar Arabella kebingungan mencari toko beras dan tidak lama kemudian dia menemukannya setelah lama ia berkeliling.

"Mau berapa karung, Neng?" tanya si Mamang penjual beras.

"Empat Mang,"

"Tapi, Neng. Di sini gak ada yang panggul berasnya, soalnya semua lagi sibuk dan roda yang biasa ngangkut beras juga lagi di pake. Gimana Neng?"

Arabella tampak berpikir bagaimana ia membawa beras ke mobilnya yang terparkir lumayan jauh di sebrang pasar.

"Gak papa Mang, biar saya saja yang memanggulnya. Paling juga satu karung-satu karung," tutur Arabella dengan senyuman terukir di bibirnya.

"Ya sudah kalau gitu Mamang bantu sebagian berasnya," kata si Mamang dan Arabella memgangguk.

"Makasih Mang, udah mau bantuin."

"Seharusnya Mamang yang bilan makasih dan minta maaf jadi Neng yang harus panggul berasnya yang lumayan berat," ujar si Mamang dengan hati tak enak karena harus Arabella ikut memanggul karung beras berisi 25 kilo gram.

>><<

Semuanya sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil dan si Mamang terus mengucapkan terimakasih tiada henti.

"Sama-sama Mang, kalau gitu saya pamit dan Mamang gak perlu gak enak gitu. Saya kan kuat," ucap Arabella dengan sedikit percaya diri.

"Iya Neng, Neng itu kuat kata siapa gak kuat. Mamang salut sama Neng, sehat terus ya Neng!"

"Aamiin, Mamang juga sehat terus. Assalamu'alaikum!" tutur Arabella masuk kembali ke dalam mobil untuk menyetir kembali, tak ada rasa pengat yang ia tampakkan hanya senyuman yang selalu terukir di bibirnya.

Tok! Tok!

Suara ketukan dari arah jendela samping mobil sehingga Arabella menoleh ke arahnya.

"Buka pintunya!" titah seorang lelaki dan Arabella menurutinya dengan membuka pintu mobil.

"Keluar!" ucap seseorang itu lagi dan menyuruh Arabella menaiki mobil lewat pintu sebelahnya.

"Gus ngapain di sini?" tanya Arabella karena yang tadi menyuruhnya adalah Gus Agam suaminya sendiri.

Gus Agam takut Arabella kenapa-napa sehingga ia menuyusul ke pasar di antar oleh salah satu santri menggunakan motor.

"Saya susul kamu, tadi Tyas bilang kamu gak bisa menyetir,"

"Emang gak bisa, tapi sekarang bisa."

"Kalau gak bisa, jangan di paksa!"

Arabella menatap dalam wajah Gus Agam yang sedang menyetir. 'Sebenernya ini orang manusia, bukan? Berubah-rubah mulu, kadang baik dan kadang galak juga,' batin Arabella kebingungan dengan Gus Agam.

Makasih untuk semuanya udah baca cerita ini🤗❤

19 Januari 2024
Revisi: 1 Mei 2024

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now