Part 29

46.8K 1.6K 36
                                    

Pergelangan tangan Arabella sudah di obati dan untungnya masih luka kecil.

"Kapok Ra?" ujar Idris.

"Enggak Pah."

Mereka semua yang mendengarnya langsung beristigfar bersama-sama.

"Mamah sama Papah ada hadiah untuk kalian berdua," sahut Wina memberikan sesuatu ke Gus Agam dan Arabella.

"Coba di buka Kak!" pekik Tyas.

Arabella dan Gus Agam membukanya dan begitu kaget saat tahu isinya.

"Mah, Pah. Ara nolak deh."

"Pamali itu rezeki untuk kalian berdua jadi terima, ya!"

Dengan berat hati mereka berdua mengangguk dengan hadiah dari kedua orang tua Arabella.

>><<

Malam harinya mereka sedang mempersiapkan untuk ke puncak Bogor sesuai dengan hadiah yang di berikan, katanya untuk bulan madu.

"Gus,"

"Kulan sayang?"

Arabella yang mendengarnya bukan salting atau apa, ini malah seperti orang mual karena pikirnya Gus Agam kerasukan.

"Besok naik apa kesananya?" tanya Arabella.

"Mobil, berangkatnya sehabis salat subuh." Arabella mengangguk dan membuka pintu untuk ke asrama.

Gus Agam bingung melihat Arabella keluar. "Mau kemana kamu?"

"Asrama, perlengkapan juga udah selesai!" Gus Agam mengangguk dan membiarkan Arabella ke asrama.

>><<

Di asrama Arabella langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur.

"Kaget tau pas hukuman kamu jadi potong lengan," sahut Rea.

"Malahan kita berdua nangis kejer pas ngedengernya," sambung Tyas.

Rea melihat ke Arabella dan ternyata benar Arabella sudah tidur.

"Kakak kamu dari dulu gitu setiap nempel sama apapun itu pasti langsung tidur,"

"Memang begitu."

>><<

Ke esokan hari setelah salat subuh Gus Agam dan Arabella sudah siap dengan kopernya masing-masing karena di sananya kurang lebih 2 minggu.

Mereka berpamitan ke Abah Kyai, Mak Nyai dan yang lain. Setelah itu langsung masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan Arabella hanya memandang jalanan yang begitu ramai walau masih begitu pagi sekali.

"Pinjem handphone dong Gus," ujar Arabella sudah bosan.

Gus Agam memberikan handphone Arabella yang kemarin di kasih Wina  dan Arabella terus memaikan game cacing yang ada di handphone nya.

"Udah mainnya, gak boleh lama." Gus Agam langsung merampas handphone Arabella dan mematikannya.

Arabella mendengus kesal dengan lebih memilih tidur daripada harus berdebat.

"Tidur lagi, tiada hidup tanpa tidur," celetuk Gus Agam melihat Arabella yang sudah tertidur.

Sekian lamanya perjalanan akhirnya mereka berdua sampai di Villa milik orang tua Arabella yang sengaja di siapkan untuk mereka  berdua dengan fasilitas yang lengkap.

Arabella langsung masuk meninggalkan Gus Agam yang membawa dua koper dengan sendiri.

"Mas, biar saya yang bawa!" ucap penjaga Villa.

"Gak usah Pak, makasih." Penjaga mengangguk dan meninggalkan Gus Agam.

>><<

Di dalam Arabella menggelilingi seluruh ruangan dalam Villa dan memang belum ada yang berubah termasuk halamannya.

"Entah tahun mana Ara ke sini dan baru pertama kali lagi kesini," gumam Arabella menuju ke kamarnya.

Ternyata di kamar sudah ada Gus Agam yang tertidur pulas kecapean menyetir begitu lama, Arabella membereskan semua perlengkapan yang dia bawa dalam koper ke lemari yang ada.

Setelah itu dia pergi ke belekang untuk ke kolam renang sembari menunggu adzan dzuhur.

>><<

Di sisi lain ada seseorang yang sedang merencanakan sesuatu.

"Kalian bertiga bisa langsung ke sana cari tempat tinggal di sana dan udah di kirim alamatnya ke handphone kalian."

"Ya sudah kita bertiga berangkatnya besok pagi, biarkan mereka bersenang-senang dahulu setelah itu bersedih-sedih. Hahaha ..." ucap salah satunya dengan gelak tawa.

"Rencana jangan sampai gagal, laksanakan dengan baik!"

Mereka bertiga mengangguk dan berlalu pergi sebelum ketahuan atau terdengar rencana oleh yang lain.

'Ku pastikan rencana ini menjadi rencana yang paling menakutkan!' batin seseorang tersenyum licik.

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now