Bz-4

303 205 11
                                    

Happy reading❤

----------

Barra terbangun karena merasakan tubuhnya terasa panas belum lagi kepalanya sangat pusing dan tenggorokannya yang terasa kering. Ia demam, dan ini semua gara gara ia kehujanan setelah mengantarkan sepeda milik cewek cerewet yang bertemu dengannya di taman kemarin.

Memang sore itu cuaca sedang cerah cerahnya. setelah cukup lama berada di taman, barra pulang dan kembali di ingatkan ghazea untuk mengembalikan sepedanya. Karena ia mendapat kabar dari supir pribadinya bahwa sepeda milih cewek itu sudah selesai di perbaiki maka ia bergegas mengembalikan sepeda itu ke alamat yang zea sebutkan.

Ia pergi kerumah zea dengan menaiki sepeda itu dan di ikuti supirnya di belakang, namun saat barra telah sampai di rumah zea mobil di belakangnya tak nampak dan ternyata ban mobil tersebut bocor. Hobi sekali ban mobil itu bocor. Heran.

Ghazea sempat menawarinya untuk mampir di rumahnya sedari menunggu supirnya menambal ban tapi barra tak mau dan bilang ingin langsung pergi ke bengkel yang cukup jauh dr rumah zea dengan berlari, sekaligus olahraga bukan?.

Namun masih beberapa langkah pergi dari pelataran rumah zea hujan deras tiba-tiba turun membuat barra panik karena ia sungguh tak tahan dengan air hujan! Dan akan berakhir demam jika ia kehujanan.

Dan itu terbukti di pagi hari ini. Dengan mata yang masih merem melek tangannya meraba-raba nakas mencari handphone yang ia simpan di atasnya namun tangannya tak sengaja menyenggol sebuah gelas kaca membuat gelas itu jatuh dan menyebabkan suara nyaring.

Ceklek!

"Abang kenapa?" Tanya wanita paruh baya yang tiba-tiba muncul membuatt barra sedikit kaget, ia melihat di tangan ibundanya tersebut masih memegang spatula.

"Demam maa" Wanita tersebut mendekat dan menyentuh dahi putranya yang terasa pajero alias panas njobo njero (panas luar dalam)

"Abang gausah sekolah, bunda lanjut masak dulu trus bunda balik lagi sekalian bawa air kompresan" Barra hanya berdehem menanggapi dan setelah itu pintu kembali di tutup.

Hingga beberapa saat kemudian pintu kembali terbuka dan menapakkan liana~ ibunda barra~ datang membawa nampan berisikan air di baskom, kain, bubur hangat dan obat obatan.

Dengan telaten liana mengompres dahi barra, sesekali tertawa kecil melihat barra yang mengigau dengan mata yang masih terpejam rapat. Sangat lucu.

"Ini semua gara gara lo, gue jadi demam gini baju gue juga belom lo kembaliin zea..." Gumam barra yang masih bisa di dengar oleh liana.

Setelah kompres mengompres liana membangunkan barra menyuruhnya sarapan, barra mengerucutkan bibirnya meminta di suapi jangan kaget dengan sifatnya yang manja ketika sedang sakit ini.

"Gada sirup stroberi ma?" Tanyanya ketika hanya melihat obat berbentuk pil yang ada di depannya.

"Sirup itu buat anak anak sayangg, barra kan udah gede?" Barra menghela nafas lalu dengan susah payah meminum beberapa pil yang terasa sangat pahit.

Kemudian ia membaringkan kembali badannya dan menyelam ke alam mimpi.

***

BarrazeaWhere stories live. Discover now