Bz-6

271 180 18
                                    

Follow sebelum baca🙌
----------

Sepi. Kata pertama yang terlintas di otak ghazea yang sedang menuruni tangga, ia menatap sekeliling dan tak menemukan tanda tanda kehidupan sama sekali. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju taman belakang rumah, terlihatlah wanita tua dengan rambut yang sudah memutih sedang menyirami tanaman.

"Orang-orang pada kemana bi?" Tanya ghazea sembari duduk di kursi kayu yang berada di sana.

"Tuan lagi liburan ke Bali non sama istri dan anaknya" Zea mengangguk paham mendengar jawaban bi inah.

Apakah ia sedih di tinggal begitu saja? Tentu saja tidak. Tinggal di rumah ini tanpa keberadaan orang-orang tersebut membuat hidup zea damai, tak ada drama dan kekerasan yang ia dapatkan. juga ia bisa bertindak bebas dirumah ini bahkan saking senangnya, ia berfikir ingin meledakkan gas LPG di rumah ini dan membuat rumah ini hangus terbakar. Memikirkan itu membuat ghazea terkekeh pelan.

"Ihh masih pagi non udah ketawa ketawa sendiri, bibi jadi takut"

"Zea gak kesurupan bi, cuma bayangin aja gimana reaksi om arya jika tau rumah besarnya ini zea ledakin?" Jawabnya lalu kembali terkekeh. Ia memang memanggil arya dengan panggilan om karna ia tak sudi menganggap arya sebagai ayahnya, tohh dia juga tak pernah menganggap zea sebagai anaknya. Ia tak pernah merasakan kasih sayang dari pria paruh baya tersebut. Bahkan arya hanya memberikan zea secuil hartanya yang sangat tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah membuat zea harus bekerja paruh waktu di cafe.

Zea tau posisinya dirumah ini. Ia adalah anak yang tak di inginkan karena lahir di tengah tengah keluarga harmonis dan menjadi masalah bagi keluarga tersebut. Namun apakah itu salah zea? Tentu saja tidak, jika ia tau akan di lahirkan diluar hubungan nikah dan wanita yang telah melahirkannya meninggal maka zea memilih tidak ingin terlahir. Namun siapa yang bisa melawan takdir.

"Kan ngelamun lagi" Tegur bi inah membuat zea tersentak lalu gadis itu mencium pipi wanita yang telah ia anggap sebagai ibunya.

"Ze kasih makan coco dulu bi" Setelah itu zea bergegas menuju bagasi dan melepaskan tali yang mengikat coco lalu mengajak anjing besar itu duduk di sofa ruang tamu.

Jika saja kinan tau zea memasukan anjing ini ke dalam rumah, dia pasti berteriak kesetanan karena kinan pernah sekali di gigit coco karna telah jahat ke zea. Bahkan anjing pun tau mana yang buruk.

Coco turun ke bawah dan duduk di karpet bulu menunggu zea yang mengambil makanannya, ekornya tak berhenti berkibas kesana kemari.

"Makan yang banyak" Zea mengelus kepala coco, lalu ia duduk di sofa, menonton tv dengan berbagai jenis snack yang berada di pangkuannya.

Lalu ia mengangkat benda pipih yang bergetar di atas meja, menampilkan panggilan dari meysha.

"Heh zea! Gue mau kerumah lo"

"Iya sini aja mumpung rumah gada orang"

Meysha berdecak di seberang sana. "Wihh mak lampir sama tempe bacem kemana?"

"Liburan ke bali"

"Widihhh... Itu manusia bangsat kapan kena karmanya? Heppy mulu hidupnya, sesekali mati kek!"

"Asal lo tau orang jahat matinya lama"

"Lah emang iya? Yaudah gue jadi jahat aja biar lama matinya" Ucap meysha melantur lalu di lanjutkan tawa menggelegarnya. "Udah gue tutup dulu mau otw kesitu. Bye!"

Tut!

Zea melempar hpnya asal lalu kembali menatap layar TV yang menayangkan kartun kotak kuning yang selalu bertingkah konyol. Lalu tak lama kemudian pintu rumah terbuka, zea kira itu adalah bi inah yang selesai menyiram tanaman namun ternyata ia salah. Bukan bi inah yang muncul namun sosok lelaki bertubuh tinggi dan berparas tampan yang berhasil memporak-porandakan hati zea.

Lelaki itu langsung menuju dapur dan mengambil minuman dingin yang berada di kulkas lalu ikut bergabung duduk di sofa agak jauh dari zea. Coco yang merasa terusik karena kehadiran manusia yang membuat tuannya sedih pun menggeram rendah lalu kembali tenang ketika zea mengelus kepalanya.

Tak ada percakapan di antara mereka. Zea memang tak berniat memulai pembicaraan dengan lelaki di sampingnya ini. Dan juga bukankah mario seharusnya ikut pergi ke Bali bersama kinan?

"Gue denger kemarin lo bikin kinan jatuh di kantin" Ucap mario kemudian menegak minuman kaleng yang berada di tangannya.

"Selalu kata gue denger yang lo ucapin dan lo percayai padahal lo nggak pernah melihat semua itu dengan mata kepala lo sendiri" Ucap zea menekankan ucapannya.

"Tapi itu faktanya kan?"

"Apa buktinya?"

"Buktinya kinan selalu bilang kalau lo udah berkali-kali ngasih dia kekerasan fisik, bahkan kejadian terakhir lo bikin tangan kinan harus di jahit"

"Kita udah bersama sejak kecil dan lo malah lebih percaya kepada orang yang baru masuk dalam hidup lo? Bahkan belum genap 1 tahun pertemuan kalian dan lo udah jadiin dia tunangan?" Kenangan ini kembali berputar di kepala zea. Seharusnya ia sudah melupakan semua ini! Dan tak merasa sakit hati jika mengingatnya. Ingat zea! Lelaki di sampingmu juga turut andil dalam semua penderitaan mu.

"Karna dia lebih baik dari lo" Ucap mario menatap lekat gadis yang pernah menjadi ratu di hidupnya. Ia kesini berniat menemani zea karna ia pasti kesepian di tinggal sendirian, namun apa? Gadis ini malah menyulut api pertengkaran.

"Ya gue tau itu"

Ceklek!

"Maaf beb gue lama tadi gue ber-... WOI ANJING NGAPAIN LO KESINI?!" Meysha masuk dan langsung menyeret mario agar segera bangkit dari duduknya. "KALO CUMA MAU BIKIN ZEA SAKIT HATI MENDING PERGI SANA LO SEKALIAN MATI!"

Guk! Guk!

Coco menggonggong seakan akan mendukung ucapan meysha. Gadis itu menoleh ke arah coco lalu mengacungkan jempolnya dan kembali menatap mario dengan mata sipitnya yang ia pelototkan.

"GA DENGER LO? BUDEG? CEWEKNYA BISU COWOKNYA BUDEG PAKET KOMPLIT DEH"

Mario keluar dari rumah tak menanggapi meysha yang masih mengucapkan sumpah serapahnnya.

"Udah mey, sakit telinga gue" Zea menarik gadis bar bar itu untuk duduk di sampingnya.

"Aduh non itu tadi ada apa? Bibik yang motong rumput di belakang sampe kaget ada suara orang teriak teriak" Tanya bi inah yang tiba-tiba muncul dari arah belakang.

"Hehe maaf bi tadi meysha sama zea lagi nyanyi musik rock jadi teriak teriak gitu bi, iyakan ze?" Meysha melotot sambil menoel noel lengan zea membuat gadis itu menangguk pasrah.

"Yaudah kalo gitu mau di bikinin minum apa?"

"Es teh aja bii gerah" Bi inah pergi setelah mendengar jawaban meysha.

"Jadi hari ini kita ngapain?" Tanya meysha mencomot snack yang berada di tangan zea.

"Terserah"

"Gimana kalo kita berburu jajanan pingir jalan?" Ucap meysha semangat, memang selain hobi marah marah meysha juga hobi makan banyak. Dan kelebihan meysha adalah makan banyak pun tak akan membuatnya gemuk haha.

"Gada duit" Ucap zea lemas melorot kan tubuhnya. "Udah tau cafe hari ini tutup, dapet duit dari mana lagi coba"

"Santai temen lo yang baik hati ini siap menaktir mu kawand"

Tbc
----------

BarrazeaWhere stories live. Discover now