Chapter 3

192 21 6
                                    

Disclaimer: Naruto| Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke x Sakura
Rated : M

Selamat membaca guys. Semoga menghibur. Wajib komen ya..

••••••••••
DAMP PLACE

Tiga hari berlalu setelah kejadian yang begitu mencengkram di alami oleh gadis cantik berambut merah muda. Kini gadis itu tergeletak tak sadarkan diri ranjang berwarna putih. Disebelahnya ada tiga pria tampan dan dua gadis cantik seakan menunggu Sakura untuk membuka matanya. Semenjak kejadian itu, Sakura belum membuka matanya. Mereka adalah, Kakashi, pria berambut kuning jabrik bernama Uzumaki Naruto kekasih Karin dan juga Sai kekasih Ino. Dua pria itu adalah polisi kota Tokyo yang cukup terkenal. Tidak lupa Ino dan Karin berada disana.

"Tak bisa di pungkiri. Entah mengapa makhluk itu masih ada." Celetuk Naruto tak lepas pandangannya dari Sakura.

"Iyah. Kasus mahasiswa Universitas Tokyo saja belum di ketahui jenazahnya. Entahlah. Kita menunggu keputusan dari pihak keluarga. Apabila kasus itu di minta di hentikan, maka kita berhenti mencari Jenazah Kiba" sambung Sai melangkah dan duduk di Sofa.

"Malam itu aku rasa akan mati bersama keponakan ku..." ujar Kakashi gelisah.
"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, makhluk itu terlihat begitu kuat dan menyeramkan" lanjutnya.

"Semoga Sakura membuka matanya. Sebab sudah tiga hari dia sama sekali belum sadarkan diri." Ucap Ino mengusap punggung tangan Sakura. Bagaimana tidak cemas, Ino adalah sahabat Sakura sejak kecil. Sedangkan Karin adalah sahabat Sakura semenjak ia bertemu di Senior High School.

"Aku benar-benar cemas kawan. Apalagi Sakura salah satu korbannya " ucap Karin setelahnya. Matanya menggambarkan kesedihan.

"Menjauhlaaaahhhh!!" Teriak Sakura tiba-tiba. Alhasil membuat mereka yang ada di kamar pasien terlonjak kaget. Semua datang mengerumuni Sakura yang rupanya sudah sadarkan diri.

"Sakura.. Sakura. Syukurlah kau sudah sadar." Ucap Kakashi memeluk tubuh mungil Sakura.

"Biarkan aku memanggil dokter" Naruto keluar dari kamar Sakura dan langsung menuju ke ruang dokter.

"Syukurlah jidat. Kau sudah sadar." Ino menutup mulutnya tak percaya. Ada rasa bahagia terukir di wajah cantik Ino m begitupun Karin. Ia segera memeluk Sakura dengan erat.

"Bakaaa.. lama sekali kau tak sadarkan diri Sakura" omel Karin yang tentu saja ia sangat mengkhawatirkan sahabat pink-nya.

"Sungguh. Berapa hari aku terbaring di rumah sakit?" Tanya Sakura menatap teman-teman yang ada di sana termasuk menatap ke arah Sai dan juga Kakashi seakan meminta jawaban.

"Tiga hari" jawab Kakashi. Sontak Sakura melebarkan matanya.

"Tiga hari?" Tanya Sakura tak percaya. Lalu mereka yang ada di sana menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Suara pintu terbuka dan muncullah seorang pria berambut jabrik dan wanita berambut pirang dengan dada yang cukup besar.
"Ayo dok." Ajak Naruto mempersilahkan Tsunade untuk masuk ke ruang inap Sakura.

"Baiklah. Biar ku periksa" Tsunade memasang stetoskop dan segera mengecek keadaan Sakura. Yang lainnya memundurkan langkahnya untuk mempersilahkan dokter Tsunade untuk memeriksa Sakura.

•••••••••••••••••••••

Sakura POV

Tak pernah ku pikirkan seperti apa kematian ku suatu saat nanti. Jadi aku tak bisa menyesali keputusan ku untuk meninggal kan dunia yang cukup basah dan dingin. Terasa cukup mengerikan bagiku. Rasa dingin inilah yang membuat diriku ingin menyerah. Aku sangat merindukan kehangatan. Tapi Aku juga akan merindukan hujan. Kurasa begitu. Atas dasar apa aku merindukan rasa dingin, kelembapan dan hujan. Lihat di luar sana. Hujan sama sekali tak memiliki rasa untuk berhenti sejenak hingga menciptakan keadaan lembap dan dingin. Kurasa sangat masuk akal apabila beberapa makhluk yang tak pernah ku duga akan menghantui semua manusia dan bahkan makhluk dingin itu telah menggantikan tugas para malaikat pencabut nyawa. Kehidupan dan kematian seseorang kini berada di tangan mereka.

DAMP PLACETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon