Chapter 8

175 18 2
                                    


DAMP PLACE

Drap... Drap...drap...drap

Sakura berlari di lorong bernuansa putih bersih. Kepalanya berulang kali menoleh ke arah belakang. Dalam benaknya selalu berfikir untuk segera pergi dari gedung ini. Ia saja merasa lift nya tiba-tiba menghilang begitu saja. Sebenarnya ia lari ke arah mana. Intinya Sakura hanya ingin pergi dari gedung Farmasi milik Itachi.

"Benar-benar tidak waras" geram Sakura terus berlari sembari mencari lift yang sebelumnya ia naiki. Entah mengapa ia merasa lift nya menghilang. Sorot matanya melihat sebuah pintu bercat coklat tua yang entah apa tulisannya. Sakura tak sempat membaca. Ia hanya ingin mencari tempat sembunyi untuk menyempatkan dirinya menghubungi Naruto yang tengah menunggu di lantai bawah.

Di pojok ruang itu, Sakura berjongkok dengan tubuh bersandar. Sejenak ia mengatur nafasnya dan segera mencari nomor Naruto disana. Seketika lamunannya teringat kembali kejadian yang baru saja ia alami beberapa menit yang lalu.


Flashback on

"Jadi kau Sakura" bisik Sasuke di telinganya. Ia terus mengecup ceruk leher Sakura tak ada niatan untuk berhenti sejenak. Gadis malang itu tak mampu bergerak bahkan memang ia sangat kesulitan mencari celah untuk kabur.

Sakura memejamkan matanya saat ia merasa lehernya terasa geli bercampur perih. Ia tau apa yang pria di atasnya lakukan. Sakura bukan lagi anak-anak. Ia gadis dewasa yang tentunya tau soal yang berbau hal intim. Mati-matian Sakura menahan suara yang mungkin akan terdengar begitu menjengkelkan.

Namun setelah dipikir lebih dalam lagi, hal ini benar-benar berbahaya untuknya. Apapun itu ia harus segera menjauh dari pria bermata onyx dengan tatapan lapar. Dengan sekuat tenaga, Sakura mendorong pria itu hingga Sakura mendapatkan kesempatan untuk kabur. Walaupun pria itu tidak terjungkal hanya terlepas saja, hal itu dapat Sakura lakukan untuk menjauh se jauh-jauh nya dari hadapan pria biadab itu.

Bahkan Sakura sempat melihat sekilas saat dirinya berada di ambang pintu, ia sempat menoleh ke arah pria yang masih terduduk di atas karpet halus. Pria itu menyeringai iblis disana. Jelas, hal itu mampu membuat Sakura merasa bahwa pria itu tidak waras.

Flashback off


Sakura mengacak rambut merah mudanya hingga terlihat sedikit berantakan. Di tambah lagi Naruto tak kunjung membalas pesan dan bahkan tidak mengangkat telfonnya.
"Brengseekkk" umpat Sakura dengan suara lirih namun terdengar penuh emosi.

Sampai-sampai ia tidak menyadari ada pria tampan dengan pipi bergaris tengah berdiri di samping Sakura dengan tatapan penuh tanya. Tangan besarnya memegang beberapa botol obat-obatan dan juga obat dikemas berbentuk pil.

"Nona Sakura?" Panggil pria itu dengan nada yang tentunya ia sendiri kebingungan. Sebab mengapa gadis merah muda itu malah bersembunyi dan seperti tengah merasa kepanikan.

"Kyaaaaa" Teriak Sakura dan langsung terdiam seketika. Sorot emeraldnya menatap penuh tanya yang bercampur rasa kepanikan.

"Kenapa kau malah bersembunyi nona Sakura. Aku menunggu mu"

Whaaattt

Sakura kebingungan. Menunggu bagaimana. Jelas-jelas ia hampir di perkosa oleh dirinya sendiri. Dan sekarang berbicara seolah tak terjadi apapun.

Dengan cepat Sakura bangkit dan meninju wajah Itachi. Tubuh Itachi sama sekali tak limbung. Ia hanya heran tiba-tiba ia di tinju oleh gadis yang pertama kali ia lihat ini.
"Brengsek!! Kau sudah hampir memperkosaku!!" Seru Sakura penuh amarah. Bukannya marah, pria itu malah menatap Sakura dengan tatapan yang tergambar begitu kebingungan.

"Tu..tunggu. maksudnya?" Tanya Itachi masih kebingungan. Seketika ia melihat beberapa bekas kissmark di leher Sakura. Ada 1..2..3..4..5.. hahh 5 kissmark??. Apa yang terjadi. Wajah Itachi kali ini berubah tak lagi menampakkan raut wajah dingin. Ia tau siapa yang melakukan. Apalagi mendengar cerita dari Hidan soal Sasuke yang memiliki rasa tertarik dengan perempuan. Apa gadis merah muda ini yang Hidan maksud. Itachi akui, Sasuke begitu hebat dan cerdas dalam memilih gadis. Itachi menyukai ini semua. Soal adik nakalnya dan juga gadis malang yang menjadi korban pemerkosaan adik semata wayangnya.

DAMP PLACEWhere stories live. Discover now