chapter 10

3.7K 319 1
                                    

Happy reading ......

Cuddling.

Terdengar romantis. Namun bagi renjun yang baru pertama kali merasakan hal ini, rasanya campur aduk. Gugup, malu dan salah tingkah. Sumpah! Renjun tidak tau bagaimana mereka bisa berakhir dalam posisi ambigu ini dengan dirinya yang duduk diatas pangkuan haechan sementara pemuda itu memeluka pinggangnya.

Haechan bersandar pada sofa sementara renjun membelakangi layar tv, mata haechan menyorotnya intens dan membuat renjun terus melirik kearah lain, ganggang pintu, ornamen bunga, apa saja yang berada di rumahnya dilihat nya asalkan jangan ke wajah tampan yang jaraknya hanya sekitar 5 inci dari wajahnya.

"Eem -" renjun berdehem canggung, memutar otaknya untuk mencari alasan untuk keluar dari situasi ini, "uh - filmnya belum selesai."

Saat renjun hendak menoleh kebelakang untuk melihat layar, dagunya sudah lebih dulu diapit oleh telunjuk dan ibu jari, sepasang obsidian kelam yang menghipnotis menatap matanya intens.

"Tidak usah melihat yang lain, cukup fokus padaku saja injuni."

Wajah renjun memerah. Jantungnya berdebar "t-tapi filmya-".

"Tidak usah ditonton."

Renjun menyrengit "memangnya kenapa?"

"Banyak adegan dewasanya."

Renjun ingin sekali menjerit, LALU YANG KAU LAKUKAN DENGAN KU SEKARANG INI APA?!.

Y-ya tidak melakukan apa-pa sih sebenarnya, hanya duduk berhadapan dan saling memeluk, atau tepatnya cuma haechan seorang yang memeluk.

Tidak mendengarkan, kepala renjun tetap menoleh kebelakang, layar sedang menayangkan adegan dimana pemainnya sedang saling memangut bibir dan berciuman panas, kulit saling bergesekan dan jari meraba ke- ke-

Rasa panas menjalar dari pipi hingga telinga, seketika renjun menyesal merututi dirinya sendiri yang menoleh begitu saja tanpa mendengarkan suara film nya, dia menghadap haechan kembali dengan perasaan malu. Mata masih menghindar dan tidak ingin menatap.

"Sudah kubilang kan ?" Haechan terkekeh dengan suara beratnya, lengannya yang menyisip disekitar pinggang renjun mengerat, "jadii, mana ciummanku?".

Argh! Wajah memerah pekat, ciuman apa!!?.

"Sayang?" Panggil haechan, renjun menggigit bibir, baru kali ini haechan memanggilnya dengan sebutan sayang secara langsung, jangan tanya lagi bagaimana keadaan jantung renjun.

Renjun menghela nafas kemudian menghembuskannya perlahan, dia memejamkan mata ragu saat haechan memiringkan kepalanya dan mendaratkan ciuman sekali lagi diatas bibirnya, rasa kenyal dan basah. Pemuda tan itu menggerakkan bibir diatas bibir renjun halus, melumat bibir atas dan bawahnya bergantian, kulit renjun meremang kedua tangan meremat kaos yang dipakai haechan erat, sementara jari haechan yang berada di sekitar pinggangnya mengelus garis punggung renjun halus

Selang beberapa saat pangutan keduanya, haechan melepaskan ciuman dan menyatukan kening mereka berdua. Nafas saling bertabrakan dan terengah. Mata renjun membola terkejut ketika haechan menarik kedua tangannya dan menuntunnya untuk melingkari leher pemuda tan itu, " letakkan tanganmu disini injuni, peluk aku juga." Bisiknya.

Keduanya berciuman, lagi, lagi dan lagi entah sudah berapa kali, dengan lengan yang saling memeluk dan bibir yang saling bertautan.

Haechan pamit pulang saat hari menjelang malam dannhujan sudah reda.

Malam itu, renjun tidak bisa menahan senyum dan menyingkirkan perasaan berdebat di dadanya.

1 jam kemudian ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

VIRTUAL - Hyuckren  (END)Where stories live. Discover now