chapter 23

3.7K 371 10
                                    

Happy reading..........

"Tentu saja aku tau—" jeda haechan menangkup kedua pipi renjun dan menatap matanya dalam-dalam.

"Mana mungkin aku tidak mengenali wajah pacar ku sendiri"

Untuk kesekian kali renjun membelalak tidak percaya.

Ada jeda lama saat haechan berkata begitu, jemari renjun meremat pinggiran wastafel telapak tangan terasa dingin.

"Renjun-ah" panggil haechan, khawatir melihat wajah renjun yang memucat.

Renjun tidak mendengar. Batinya berperang total ngeblank, mata mengerjab tak fokus terlampau tidak mengerti, jantungnya berdebar kencang, Haechan sudah tau Haechan sudah tau Haechan sudah tau Haechan sudah tau - HAECHAN SUDAH TAU.

SEJAK KAPAN DIA TAU?! DIMANA?! BAGAIMANA?!

tunggu dulu apa haechan sekarang akan memutuskannya? Disini? Saat ini juga? Itukah alasannya mengajak renjun kemari? Setelah mengetahui bahwa dirinya adalah injuni?

Renjun tidak menjawab matanya berpaling kearah lain, haechan mengerutkan kening .

"Sayang?"

Apakah haechan barusaja memanggilnya dengan sebutan sayang? Tidak-tidak dia pasti salah dengar.

"Hei, sayang kau oke?"

Pasti ada yang salah dengan Indar pendengarannya, argh! Pasti dia sudah berharap terlalu tinggi hingga membayangkan hal yang tidak-tidak, mana mungkin haechan memanggilnya begitu! Dia pasti akan memutuskannya.

Renjun harus segera pergi dari sini, dia tidak mau dengar! Tidak mau mendengarkan perkataan haechan selanjutnya, dia mendorong bahu haechan keras, bergerak ribut agar bisa turun dari pinggiran wastafel.

"Renjun-ah tenanglah" haechan menahan pinggangnya, namun renjun tidak mendengarkan. Mendengus kesal haechan menangkup pipi renjun dan memiringkan kepala lalu menempelkan bibir mereka.

Mata renjun melebar, pergerakannya terhenti sementara jantungnya berdebar keras, dia bisa merasakan lumayan haechan diatas BIBIRNYA! HAECHAN MENCIUMNYA!

WHAT THE F—

renjun mendorong haechan keras hingga ciumannya terlepas wajahnya seolah mendidih oleh air panas, merah pekat, napas renjun terengah "apa kau gila?"

Alis haechan terangkat naik, "tentu saja tidak, memangnya kenapa? Aku tidak boleh mencium pacar ku sendiri?".

"Tunggu-tunggu ini tidak masuk akal"

"Tidak masuk akal bagaimana?" Jemari haechan kembali lagi singga di pinggang renjun.

Renjun mengigit bibirnya, terlihat ragu " uh— k-kau t-tidak akan m-memutuskanku setelah tau identitas ku yang sebenarnya?"

Renjun berujar gugup, meremat pinggiran wastafel, alis haechan menyatu kebingungan.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Sedetik kemudian mata haechan melebar sempurna, "tunggu dulu jangan bilang kau ingin putus dengan ku lagi? Setelah semalam?". Tanya haechan tidak percaya, mereka baru saja balikan.

"T-tidak!" Renjun menjawab nyaris terlalu cepat, otomatis mencengkram lengan haechan padahal itu tidak perlu karena pemuda itu tidak akan pergi kemanapun, wajah renjun sontak memerah jemarinya jatuh diatas paha dan mengepal, "um — m-maksudku bukan itu. Aku hanya — hanya mengira bahwa kau akan memutuskanku setelah tau identitas ku yang sebenarnya."

Hening sejenak diantar keduanya, renjun mengigit bibirnya sambil menunduk, kacamatanya melotot melewati hidung, haechan menghela nafas, melepaskan kacamata yang dipakai renjun dan merapikan rambut pemuda itu hingga wajah manisnya terlihat jelas.

"Katakan bagaimana bisa kau berfikir seperti itu? Apa kau pikir aku akan meninggalkan mu begitu saja setelah tau identitas aslimu? Tentu saja tidak njun , astaga. Inikah alasan mu tidak pernah mengungkit tentang dirimu sendiri setiap kita bertemu?"

Renjun mengigit bibirnya " tentu saja aku berpikir seperti itu! Kau adalah pangeran sekolah! Semua orang menyukai mu, kau dingin, dan kau t-tampan" jeda sebentar.

"Sementara aku? Aku hanya seorang nerd disekolah ini, kurasa kau akan meninggalkan ku begitu saja setelah mengetahui semuanya" renjun menunduk, seketika merasa kecil, haechan mengangkat dagunya mempertemukan pandangan keduanya.

"Dengar-" bisik haechan, renjun merasakan jantungnya berdebar saat pemuda itu menatap matanya dalam-dalam, mata haechan menajam namun renjun dapat melihat kelembutan disana, "apa aku pernah bersikap dingin padamu?".

Renjun menggeleng perlahan, haechan selalu memperlakukannya dengan hangat, membuat jantunya terus berdebar, perhatian dan sikap kejunya membuat renjun meleleh senang bukan kepayang karena perlakuan manis haechan.

Haechan tersenyum lembut, "bagiku yang terpenting adalah kau. Aku nyaman bersama mu, sekalipun kau adalah nerd, murid paling culun, paling sering di-bully disekolah ini — siapapun dirimu aku akan tetap menyukai mu. Kau sangat manis dengan caramu sendiri sayang, caramu tersenyum, caramu tertawa, bagaimana pipi mu merona, bahkan saat kau gugup. Astaga bagiku itu adalah segalanya, bagaimana bisa kau berfikir  aku akan memutuskan mu hmm? Hanya orang bodoh yang akan melakukan itu" jelas haechan panjang lebar. Tulus dan jujur jemarinya yang mengusap pipi renjun.

"Aku suka apapun Yang ada dalam dirimu njun, kacamata mu yang melorot saat kau menunduk, helai rambutmu yang terasa halus, aroma mu yang manis, kau tidak tau betapa banyak aku memikirkan mu, betapa aku antusias menanti pesan-pesan mu, betapa aku merindukanmu, betapa aku ingin memelukmu setiap saat".

Pipi renjun memanas, dia merasa ada jutaan kupu-kupu berterbangan di perutnya, renjun tidak pernah tau bahwa haechan memikirkannya hingga sejauh ini, memperhatikan dengan sedetail itu dan bahkan merindukannya hingga sedalam itu.

Tapi kemudian renjun menyadari satu hal, "l-lalu kanapa?" Tanya renjun ragu, "kenapa selama ini kau pura-pura tidak mengenaliku? Dan S-sejak kapan kau tau bahwa aku injuni?"

Haechan membasahi bibirnya dengan gugup "sejak awal, sejak kita bertemu di taman sore itu" ringisnya.

"Ohhh" renjun mengangguk, namun sedetik kemudian dia menjerit, "tunggu — APA?"

mata renjun melebar sementara mulutnya menganga, jantungnya seolah jatuh saat mendengarnya, jadi sejak awal haechan sudah tau bahwa injuni adalah renjun? Semua kejadian memalukan sekaligus tindakan bodohnya dilapangan basket, diunit kesehatan, dirumah, dikantin dan di toilet saat renjun tanpa sengaja menyentuh benda berukuran jumbo milik haechan, PEMUDA ITU SUDAH TAU SEJAK AWAL?!.

Wajah renjun memerah pekat, dia mengerang dan menutupi wajahnya dengan telapak tangan merasa kesal dan malu, lalu apakah tindakannya yang dia lakukan selama ini adalah hal yang sia-sia? Renjun melakukan segalanya untuk menyembunyikan identitasnya demi hubungan mereka dan ternyata — haechan sudah mengetahui bahkan sejak pertama kali mereka bertemu.

Renjun mendongak untuk menatap haechan dengan amarah yang mendadak  menguap didadanya, "kau — kau" ujarnya tercekat nyaris tidak mampu berkata-kata.






TBC............



Ini aku lagi ngebut sekali buat nyelesein book ini, mungkin bakal ada 2 chap. Kalau ngga selesai sekarang mungkin besok hehe.

Jadi jangan di tunggu ya!


⭐💬

VIRTUAL - Hyuckren  (END)Where stories live. Discover now