chapter 18

3.5K 319 6
                                    

Happy reading.......

Renjun terlonjak, nafasnya menderu ribut dia terbangun kaget oleh suara nyaring alarm di sisi ranjang, jantungnya berdebar keras sementara tubuhnya dibanjiri oleh keringat.

Ternyata hanya mimpi.

Renjun menghela nafas gemetar, akhir mimpinya mengingatkan pada kejadian dimasa lalu yang mati-matian dia ingin lupakan, bagaimana bisa? Renjun meringis kemudian dia teringat sesuatu, dia membuka selimut dengan cepat dan melotot saat melihat celananya yang basah, detik itu juga renjun menenggelamkan wajahnya di balik telapak tangan.

Apa yang dia mimpikan astaga?!

🦊🐻

Hehe sebenarnya yang mereka lakukan itu bukan sepenuhnya mimpi. Coba renjun ingat kejadian itu hanya sampai dimana haechan membanting ke sofa, namun haechan tidak membuka kaos renjun , melainkan memeluknya erat sambil menggesekan hidung mereka gemas dan berkata "Aku hanya bercanda".

Bagain selanjutnya dimana haechan membuka dan  ah sudahlah, saat itu renjun terperangah ingin menjerit didepan wajah haechan 'BERCANDAAN MU TIDAK LUCUUU! DAN ITU KELEWATAN!!!!!'.

Namun renjun hanya memerah malu dan juga tidak sanggup berkata karena dia yang sudah memikirnya hal-hal yang lebih jauh, setelah itu mereka meneruskan menonton netflixnya sambil menghabiskan satu pizza dan juga 2 gelas minuman yang dipesan haechan.

Namun tetap saja bagaimana renjun bisa memimpikan hal semacam itu?! Apa ini gara-gara sentuhan haechan? Apa sebenarnya renjun menginginkan lebih? Renjun menggeleng keras, dia pasti sudah sinting, pemuda itu menenggelamkan wajahnya dan merututi mimpi sialannya yang masih tergambar jelas di otaknya.

🦊🐻

"Renjun-ah sudah bel istirahat, ayo kekantin!"

Renjun mengangkat kepalanya menatap jaemin, mungkin renjun lebih baik menyetujui ajakan pemuda itu untuk pergi ke kantin daripada bergalau ria memikirkan kejadian kemarin.

"Baiklah ayo"

Keduanya berjalan di koridor sekolah "semoga saja menu kali ini enak, aku tidak suka mie dingin yang di sajikan kemarin" keluh jaemin.

Jaemin menoleh untuk menatap renjun yang hanya diam, matanya menyipit saat tidak sengaja melihat sesuatu

" Ngomong-ngomong lehermu kenapa?" Tanya jaemin.

"Leher?"  Renjun sontak mengernyit dan otomatis meraba lehernya, dia menatap jaemin kebingungan.

"Memangnya kenap—ohh —"

Sebuah pemahan tergambar di wajah renjun matanya melebar, jangan-jangan?!

"Jaemin. Maaf kau kekantin dulu! Tiba-tiba perutku sakit! Nanti aku akan menyusul!"

Renjun berlari cepat meninggalkan jaemin yang memanggil namanya berulang kali dibelakang, bodoh amat yang lebih penting ini!

Renjun mendaki anak tangga 2 sekaligus, dia menerobosasuk kedalah toilet dan langsung melihat lehernya melalui kaca wastafel.

Matanya melotot, bibirnya menganga lebar tidak percaya, ada 3 kissmark berwarna merah keunguan terpampang jelas di lehernya, jantungnya mencelos, dia menjerit didalam hati.

WHAT THE — APA INI?!

bagaimana bisa? Kapan? Dimana? Siapa?

Renjun menyentuh bekas itu dengan tangan yang mendingin, seingatnya lehernya tadi bersih dan suci?!, Bagaimana bisa?

Tunggu! Kemarin??

Mungkin renjun tidak menyadari ada bekas itu saat bercermin karena dia yang terlalu memikirkan mimpinya.

Matanya lagi-lagi melebar, jantungnya berdetak kencang "jangan jangan hae—"

Pintu toilet terbuka, pertanda ada seseorang yang masuk.

"Oh, renjun -ah"

Wajah renjun memucat mendengar suara itu, punggungnya seolah disiram dengan air es.

Lee Haechan.

Renjun bergerak panik dia total lupa bahwa toilet lantai 2 adalah toilet yang sering digunakan oleh haechan.

Tamatlah riwayatnya!!

Dia melihat haechan yang berjalan maju mendekatinya darinkaca wastafel sambil menutupi bekas keunguan yang tercetak jelas dilehernya.

"K-kak haechan"

Sapa renjun gugup, jantung nya berdebar keras saat haechan berada di sebelahnya, tanpa sadar renjun melimpir mundur hingga punggungnya bersitatap dengan bilik toilet.

Haechan memencet sabun cair danembalurkannya untuk mencuci tangan, dia menatap renjun dengan heran.

"Kau kenapa?" Matanya menangkap tangan renjun yang sejak tadi berada di leher "Lehermu sakit?".

Renjun menelan ludahnya kasar " t-tidak kok, tidak apa-apa"

Haechan mengendikan bahunya, "kau tidak kekantin? Ayo kesana bersama."

Haechan mengernyit dia berjalan mendekati renjun, tanpa sadar renjun menahan nafasnya jarak haecahnya dengannya Sangat dekat dan kekasih virtualnya itu bisa kapan saja menarik tangan renjun dan mengecek apa ada yang salah dengan lehernya karna sejak tadi ia tutupi.

Dia memejamkan mata rapat-rapat, namun renjun tertegun saat sebuah telapak tangan menempel di dahinya.

"Kau sakit?" Tanya haechan "suhumu normal, apa kau terkena radang? Aku akan mengantarmu ke Unit kesehatan ,ayo!"

Renjun membeku, bahkan saat haechan sampai didepan pintu toilet, dia tetap memaku kakinya disana

"Renjun-ah kanaoa masih berdiri disana? Ayo."

Renjun tersadar dan langsung menggelengkan kepalanya keras-keras, "t -tidak perlu kak, aku bisa pergi sendiri, sebaiknya kau makan di kantin nanti aku akan menyusul."

Renjun melempar ssedikit senyum yang sulit diartikan sebelum meninggalkan haechan yang terheran-heran dibelakang.

🦊🐻

Ini bukan sifatnya sama sekali tapi renjun memilih untuk bolos dan pulang kerumahnya, dia tidak mungkin berada disekolah nya  sementara ada 3 kissmark yang terlihat kontras sekali dibagian lehernya, bisa-bisa dia di bully oleh seiisi sekolah.

Renjun membuka lokernya lalu medesah lelah, sebenarnya ada yang dia sembunyikan.

Semenjak haechan dan jaemin duduk bersamanya di meja kantin yang sama, pembullyan yang menimpanya terjadi semakin intens.

Dia menemukan buku-buku dalam lokernya disobek hingga hancur, berbagai kata tidak senonoh seperti bitch, whore, fuck you nerd yang di tulis dengan menggunakan spidol memenuhi dinding lokernya.

tempo hari dia menemukan bangkai tikus dalam lokernya, saat ini lagi-lagi yang ditemukan adalah sampah, dia menangambil kertas yang bertuliskan 'go die  you need' yang di tulis menggunakan lipstik merah sebelum mengambil dan meremas nya lalu membuangnya asal kelantai.

Jari renjun meraba sebuah papan lapisan terbawah lokernya yang sengaja ia letakan disana dia mengambil sebuah foto, 3 orang termasuk durinya sedang tersenyum lebar menatap kamera, saling merangkul, matanya menyorot rindu namun sekaligus menyorot luka.

Saat kertas yang dibuang renjun menggelinding dan berhenti di kaki seseorang.


TBC........

VIRTUAL - Hyuckren  (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora