chapter 24

3.4K 321 0
                                    

Happy reading.......

"Hei- hei jangan mara dulu, dengarkan aku." Haechan berujar panik, renjun menghela nafasnya dan berpaling kearah lain, namun haechan menahan pipinya dan menatap nya dengan wajah penuh penyesalan.

"Maafkan aku..." Ujarnya lamat-lamat "aku melakukannya hanya ingin kau berani, berani menghadapi dunia, berani menjadi dirimu sendiri, berani menghadapi seseorang yang tidak sepantasnya mempermainkan mu, aku ingin kau menemuiku sebagai Huang renjun bukan injuni, oleh karena itu aku memancingmu, aku ingin tau dirimu yang sebenarnya dari kau sendiri bukan dari orang lain."

"Namun untuk mencapai hal itu aku harus rela melihat mu dipermainkan oleh mereka" ujar haechan geram.

"Tentu saja itu perlu usaha keras, aku menahan amarah saat melihat Jeno dan komplotannya membuatmu membersihkan toilet yang penuh dengan sampah hari itu, aku melihat njun dan aku tetap di disana karena aku tau bahwa kau kuat, kau tidak menangis dan kau menjalankannya, sekalipun kau kesal sekali, tapi aku tetap disana mengawasimu. Namun seandainya kau pecah kapan saja aku akan berada di sana untuk memelukmu." Haecahn menjeda sebentar.

"Kali kedua aku nyaris berlari kearah mu dan menonjok Jeno jika saja saja jaemin tidak datang lebih dulu mendatangi mu, dan Jeno dibelakang sekolah saat membuang seragam olahraga mu ketempat sampah. Kali ketiga aku menemukan mu dan Mark bersamamu di kedai hotpot, dan aku tidak paham kenapa kau bisa bersamanya sementara dia juga ikut adil dalam merundung mu, namun pikiran ku saat itu kacau dan aku hanya bisa berpikir bahwa kau memiliki hubungan dengannya—"

"Tentu saja tidak!!" Jerit renjun tak terima," mana mungkin aku bersama Mark! Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?".

Haechan mengangkat alisnya,"baiklah coba bayangkan kau baru saja memutuskan ku dan aku menemukanmu selanjutnya dikedai hotpot bersama laki-laki lain dengan tubuh tumpang tindih—"

Renjun mengerang, " itu salah paham oke?! Dia mendatangiku karena dia tau bahwa aku adalah inju—"

"Kau berkirim pesan dengan nya?"

Renjun membungkam mulut , oh tidak dia salah bicara "I-itu tuh t-tidak seperti apa yang kau pikirkan sunggu!"

"Sejak kapan?" Tanya haechan dengan suara dingin.

"Kita bisa membahasnya nanti!" Ujar renjun gusar dia tidak mau membahasnya sekarang.

"Teruskan penjelasan mu!" ucap renjun dan Haechan melipat bibirnya tidak puas, matanya menyipit curiga, renjun menghela napas berat, setelah itu renjun meneruskan ucapannya "baiklah kalau kau tidak mau bicara aku akan pergi"

Kenapa jadi renjun yang lebih galak!

Haechan menahannya dai menghela napas berat, "baiklah-baiklah, kali keempat aku melihat mu di kantin sedang di bully lagi sama Jeno didepan semua orang, aku sangat marah dan tidak tahan, melihat mu diperlakukan seperti itu — astaga aku benar-benar ingin menghajarnya, amarah ku mendidih aku maju saja lalu menonjok ya , meskipun tindakan ku sangat kurang namun saat itu aku hanya memikirkan mu, dan yang kulakukan membawamu kemari."

Jelas haechan panjang lebar kini sebuah senyum terbit di bibir pemuda itu, dan renjun tenggelam dalam ketulusan haechan yang ia berikan padanya.

"Renjun-ah hari kau sudah sangat berani, aku tau setela semalam kau akan menjadi kuat dan mengatakan segalanya padaku esoknya dan seperti yang pernah aku katakan, aku sangat menyayangimu, maaf hari ini aku terlambat, dan maafkan aku seolah-olah tidak mengenal mu." Haechan menarik dalam pelukannya

"Maafkan aku atas segalanya Renjun-ah"

"Kau menyebalkan." Renjun menggumam kecil di leher haechan saat pemuda itu memeluknya, tercekat entah kenapa matanya memanas, dia merasa kesal namun juga lega— sangat sangat lega, renjun balas pelukan haechan tak kalah erat.

Haechan terkekeh "maafkan aku."

Ada jeda yang lama saat mereka berpelukan, tenggelam dalam kehangatan masing-masing, renjun merasa segala bebanya yang selama ini ia pikul terangkat, dan itu berkat haechan segalanya sudah terjawab, haechan ingin renjun berani, dan renjun sudah menjadi berani sekalipun dua masih harus diselamatkan pada akhirnya.

Tiba-tiba haechan melepas peluka keduanya.

"Sekarang, apa kau mau memberitahuku alasan kenapa Jeno melakukan ini pada mu?".

Alis renjun terangkat naik, dia tifak mengerti dari nama haecahn menenhetahui hal antara dirinya dan jeni, "bagaimana kau bisa —"

"Tau?" Potong haechan, "emm, aku hanya menduganya, setelah melihat bagaimana caranya memperlakukan mu, dan kau hanya diam tanpa melakukan perlawanan, aku menduga mungkin saja kau sengaja menerima perlakuan buruknya, jadi aku bertanya-tanya apakah ada sesuatu diantara kalian?".

Renjun mengigit bibirnya ragu, namun akhirnya mengangguk.

"Jeno adalah sahabat ku sejak kecil" renjun memulai dengan pandangan yang menerawang jauh, "rumah kami bersebelahan, aku sudah menganggapnya seperti kakak ku sendiri, kami selalu bersama dimana ada aku pasti ada jeni disana"

Renjun menghela nafas,"awalnya, kukira semua baik-baik saja. Aku berusaha mengabaikan fakta bagaimana cara Jeno menatapku, bagaimana dia menggenggam erat tangan ku dan bagaimana dia memelukku seolah aku adalah miliknya. Aku merasakannya bahwa dia menyukai ku, namun aku tetap bungkam, aku tidak ingin persahabatan ku dengannya hancur . Ku kira semua akan baik-baik saja selama aku berpura-pura tidak mengetahuinya, dan kami akan tetap menjadi sahabat."

"Namun aku salah, itu semua dimulai saat kami memasuki jenjang junior high, Jeno mulai protektif padaku, bukan bermaksud menyanjung diriku sendiri tapi aku termasuk siswa yang populer waktu itu. Semua orang menyukaiku, kawan-kawan ku semakin banyak, dan akhirnya waktu ku bersama Jeno berkurang, selain itu aku juga disibukan dengan kegiatan sekolah, kami jarang sekali bertemu."


TBC..........

VIRTUAL - Hyuckren  (END)Where stories live. Discover now