Chapter 24 - Chaos Karma Dragon

602 21 6
                                    

Setelah meninggalkan Shuri dan Kuroka di Mansion baru miliknya, Ken saat ini berada di Familiar Forest.

(A/N: TL 'Hutan Familiar')

Mengingat Shuri, Kuroka, Greysia dan Grayfia ingin berbicara satu sama lain dan tidak ingin di ganggu, Ken tentu saja memberikan mereka waktu dan tidak ingin ikut campur ke dalam 'urusan wanita'.

Saat ini, Ken melihat sekelilingnya yang di penuhi dengan pepohonan dengan cabang-cabang yang melilit dan panjang seperti ular.

"Jika aku ingat dengan benar, ketika seseorang ingin membuat kontrak dengan peliharaan, itu seharusnya hanya bisa di lakukan di saat bulan purnama."

Ken berbicara pada dirinya sendiri dan menyilangkan kedua tangannya di dada, dengan salah satu tangannya di letakkan di bawah dagu.

"Hmm..." Ken melihat ke atas, ke arah langit dan mendecakkan lidahnya saat menemukan bulan tapi itu bukan bukanlah bulan purnama.

"Tsk, jika sudah seperti ini aku menyeret bulan itu sendiri untuk keluar." Ken bergumam.

Setelah perkataannya jatuh dari mulutnya, Ken sudah merentangkan tangannya ke arah langit dan membentuk gerakkan seperti ingin mencubit menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya tepat ke arah bulan.

"[Universe Law: Shifting > Solar Systems]."

(A/N: TL 'Hukum Alam Semesta: Pergeseran > Tata Surya.')

Ken berbisik perlahan dan mencubit dengan dua jarinya sambil menyeretnya ke samping.

Sesuatu yang menakjubkan terjadi tepat setelah kata-kata Ken selesai.

Bulan yang awalnya tampak malu-malu dan mengumpat, saat ini dapat di lihat dengan mata telanjang bahwa bulan itu bergeser di saat yang bersamaan dengan tangan Ken.

Pergerakannya halus, seolah-olah bulan itu sendiri sedang menundukkan kepalanya dengan malu dan merasa bersalah karena sampai membuat Ken yang mengambil tindakan.

Ken terus menyeretnya sampai posisi bulan itu muncul keluar sepenuhnya dan bersinar dengan terang.

Ken kemudian menarik tangannya kembali dan mengangguk puas saat bulan purnama bersinar dengan terang di atas sana.

Ken kemudian mengambil sebungkus rokok dari dalam saku celananya dan mengeluarkan satu batang untuk di taruh di mulutnya.

*Clak* *Clak*

Suara percikan korek api terdengar, ketika nyala api yang hanya sebesar ujung jari kelingking merayap dan membakar ujung batang rokok, sebelum akhirnya menciptakan abu rokok dan jatuh ke tanah.

"Fiuhh~" Ken menghembuskan asap keluar dari mulutnya dan sedikit asap juga kabur dari lubang hidungnya.

Ken kemudian memasukkan kembali bungkusan rokok berserta korek apinya ke dalam saku dan melanjutkan perjalanannya dengan satu tangan di dalam saku celana sementara tangan yang lain di gunakan untuk merokok.

_____________________________________

"Fiuuhhh~" Ken menghembuskan asap keluar dari mulutnya dan berdiri di depan mulut gua.

Ukuran dari gua ini bisa di bilang cukup besar.

Tinggi dari pintu masuk gua itu sendiri mungkin seukuran tinggi dua jerapah yang di gabungkan.

Sementara untuk lebarnya, itu mungkin bisa mengambil satu lapangan sepak bola.

"Oh? manusia?"

Sebuah suara arogan dan penuh kebanggaan terdengar dari dalam gua.

God of Netori (On-Going)Where stories live. Discover now