Chapter 35 - Sona Sitri & Peerage.

584 23 1
                                    

Satu wanita yang berdiri di depan Ken adalah seorang wanita muda berkacamata dengan sosok langsing, rambut hitam ditata dengan potongan bob pendek dan mata ungu.

Tiga ukuran tubuhnya adalah [B77-W57-H83 cm].

Dalam satu kali pandangan, Ken langsung mengenalinya.

Dia adalah Sona Sitri, atau yang saat ini sedang menggunakan nama samaran, yaitu Souna Shitori.

Untuk pakaiannya, Sona mengenakan seragam sekolah perempuan Akademi Kuoh.

Sementara itu, wanita yang lain adalah seorang wanita muda berkacamata dengan rambut hitam lurus panjang hingga ke lutut, dengan poni terbelah dan mata berwarna coklat muda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sementara itu, wanita yang lain adalah seorang wanita muda berkacamata dengan rambut hitam lurus panjang hingga ke lutut, dengan poni terbelah dan mata berwarna coklat muda.

Selain mengenakan pakaian yang sama seperti Sona, seragam sekolah perempuan Akademi Kuoh, dia juga memakai kacamata berbingkai setengah biru dengan lensa persegi.

Selain mengenakan pakaian yang sama seperti Sona, seragam sekolah perempuan Akademi Kuoh, dia juga memakai kacamata berbingkai setengah biru dengan lensa persegi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wanita kedua yang berdiri di samping Sona adalah Tsubaki Shinra.

...

Sona adalah pewaris Klan Sitri, mengambil posisi kakak perempuannya, Serafall Leviathan, yang menjadi salah satu dari [Four Great Satans].

Saat ini, Sona berada di tahun ketiganya dan menjabat sebagai presiden OSIS dengan Tsubaki yang menjadi wakil-presiden sekaligus 'Ratu' dari peerage-nya.

Seperti yang bisa di tebak, Sona juga merupakan teman masa kecil sekaligus saingan Rias Gremory.

"Ahem! Kazehaya-san, tolong di rapihkan kerah bajunya." suara Sona terdengar.

Ken yang sedang melihat Tsubaki kemudian menoleh ke arah Sona yang dengan cepat menghilangkan rona merah samar di pipinya.

Melihat Sona yang dengan cepat kembali menjadi dirinya sendiri yang ketat dan serius, Ken tersenyum kepadanya dan mengangguk.

"Un, maaf, aku tergesa-gesa karena takut terlambat." Ken berkata.

Ken tentu saja tahu maksud Sona yang sedang memberikan tatapan dengan maksud tersembunyi.

Melirik sekelilingnya, Ken menemukan bahwa murid anak laki-laki dan perempuan sedang melihat ke arah dirinya sambil berbisik dengan teman di sebelah mereka.

God of Netori (On-Going)Where stories live. Discover now