13. Yang Sebenarnya Terjadi

1.4K 130 24
                                    

Beberapa saat sebelumnya

Di kediaman Natio terlihat seorang Kathrina yang berbaring di kamarnya. Ia tampak sibuk memainkan ponselnya sambil sesekali ngedumel tidak jelas. Muthe yang sedang menonton film di sampingnya lama kelamaan merasa risih dengan gerutuan adik kembarnya itu.

"Kenapa sih tin? Berisik tau."

Kathrin yang ditanyai seperti itu bukannya menjawab tapi malah berteriak-teriak tidak jelas.

"Aaargghh sebel sebel sebel. Sebel banget sama kak gitaa."

"Kenapa sih?"

"Aaaaaa aku pengen nonton ci shani tanding tauu. Apalagi hari ini lawannya kak ge. Pasti seru banget. Aaaaaaaa."

Muthe menutupi telinganya mendengar teriakan kathrin. Sudah ia duga adik kembarnya itu pasti ngambek gara-gara kak gita ngelarang mereka berdua untuk oergi keluar hari ini. Apalagi tepat sekali waktunya dengan pertandingan antara shani dan gevandra.

"Kak adel curang banget. Kenapa dia ngga ajak-ajak sih. Sengaja banget dia ngga pulang dari tadi siang. Biar ngga dilarang sama kak gita. Aaaa sebel banget."

Sebenarnya bukan hanya mereka berdua yang dilarang keluar tapi juga kakaknya adel. Tapi kakaknya yang satu itu beralasan sedang kerja kelompok di rumah zee dan izin pulang malam.

"Kita pergi diem-diem aja yuk kak." Usul kathrin.

"Ngga ah. Ngga mau. Tau sendiri kak Gita kalo marah serem."

"Nggak asik ihh kak muthe."

Kathrina pun kembali memainkan ponselnya. Karena merasa kesal ia pun memilih untuk memesan makanan untuk melampiaskan rasa kesalnya. Dengan segera ia memesan seblak level 10 berharap dengan makan makanan pedas itu bisa sedikit meredakan rasa kesalnya.

"Kak mau seblak ngga? Aku mau pesen nih."

"Masih kenyang aku. Kamu aja sendiri."

"Yaudah."

Makanan pun datang. Dengan segera kathrin mengambil mangkok dan membawa seblaknya untuk dimakan di kamar. Muthe melirik ke arah kathrin yang masuk sambil membawa semangkok makanan. Wajahnya tiba-tiba shock saat melihat mangkok yang dibawa kathrin itu. Apaan tuh? Merah banget.

"Kamu mau makan apa nyakitin diri sendiri?"

"Kenapa sih?"

"Itu merah banget loh tin. Sakit perut nanti kamu."

"Nggak tenang aja. Aman kok."

"Ngga mau tau ya aku kalo nanti kamu sakit perut."

"Iya iya bawel."

Dengan senang kathrin menghabiskan makanannya. 15 menit berlalu, apa yang muthe khawatirkan pun terjadi.

'aduhh sakit banget perut aku.' batinnya sambil meremas-remas perutnya. Tak lama, ia langsung lari ke arah kamar mandi. Setelah beberapa saat ia pun keluar.

"Kak perut aku sakit banget."

"Tuh kan udah aku bilangin. Ngeyel banget."

"Ishhh jangan marah dulu. Ini gimana aduuhh sakitt banget." Ucap kathrin sambil meringkuk setengah menangis di kasur.

"Aduhh gimana ya. Aku juga bingung. Aku panggilin kak gita aja ya." Kathrin Hanya mengangguk menanggapi itu.

Muthe pun berlari menuju kamar gita.

"Kak gita. Kak gita. Kak gitaaa." Teriaknya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar gita dengan keras.

Pintu kamar pun terbuka. Tampak gita keluar dari kamarnya sambil mengenakan kacamata kerjanya.

ARGITARAWhere stories live. Discover now