2. Kencan pertama

201 154 51
                                    

"Lo hebat dengan cara lo sendiri"

☆ Karin Amelia ☆

•••

Sepulang dari rumah Karin sampai saat ini, pikiran Bulan masih tidak tenang. Bulan takut jika keputusannya akan menjadi bencana bagi ia dan orang lain.

"Apa gue batalin aja ya rencana Karin? Tapi gue juga butuh uang buat keluar negeri" Bulan termenung.

Setelah lama berpikir, Bulan memilih untuk mengikuti rencana Karin. Ia hanya perlu kencan tiga kali dan ditolak oleh lelaki yang akan dijodohkan dengan Karin.

Bulan bersiap siap dengan dress biru yang dipinjamkan oleh Karin, ia tidak suka berdandan tapi Karin memaksa agar berdandan walaupun tipis.

"Restoran Michael jam 3 sore, jangan sampai telat!".

Isi pesan WhatsApp dari Karin, sekarang jam menunjukkan pukul dua siang. Masih ada waktu satu jam lagi tapi Bulan sudah bersiap karena takut melupakan sesuatu.

Karena merasa bosan, Bulan memutuskan untuk berjalan jalan sebentar ke taman. Untungnya cuaca tidak panas.

Sementara itu, suasana tegang tengah menyelimuti satu ruangan. Seorang lelaki paruh baya dan satu orang pemuda duduk di kursi saling berhadapan.

"Jangan sampai telat, kencan pertama kamu hari ini" ucap lelaki paruh baya kepada pemuda itu.

"Kenapa gak Dion aja yang jodohin? Kenapa harus Bara?!" tanya pemuda bernama Bara kepada Papahnya.

"Dion sibuk sama pekerjaannya, sedangkan kamu?"

"Papah gak pernah ngasih izin Bara buat kerja kayak Bang Dion!"

"Papah jodohin kamu itu supaya perusahaan teman papah jatuh ke kamu. Dengan adanya perjodohan ini, bakalan lebih gampang"

"Perusahaan papah itu banyak, dari pada repot jodohin Bara. Mending papah kasih aja satu perusahaan papah buat Bara"

"Kemauan kamu sudah banyak Papah turutin, sekarang kamu nurut sama perkataan papah. Udah, Papah gak mau dengar lagi alasan kamu"

Setelah mengatakan itu, Papah Bara meninggalkan Bara sendirian di ruangannya. Dengan kesal Bara menendang kursi dan meja.

"Sialan" umpat Bara sambil berjalan keluar ruangan.

Jarak Restoran tempat Bara akan kencan dengan perusahaan tidak terlalu jauh, jadi Bara memutuskan untuk berjalan kaki.

Trotoar jalan sangat sepi, karena terlalu fokus dengan ponsel. Bara sampai tidak sadar kalau ada anak kecil yang terjatuh dari sepeda tidak jauh dari tempatnya.

"Aduhh..."

Tersadar dengan suara rintihan dari anak kecil tersebut, Bara berinisiatif untuk menghampiri. Belum sempat kakinya melangkah datang seorang gadis yang membantu anak kecil itu.

"Sini Kakak bantu kamu berdiri" dengan hati hati gadis itu menuntun anak kecil tersebut untuk duduk.

"Sshh..." sepertinya anak kecil itu terluka di bagian lutut.

"Lutut kamu luka, biar kakak kasih hansaplast ya" gadis tadi membuka tas kecilnya lalu mengambil satu hansaplast dan menempelkan di lutut anak kecil itu.

"Makasih kak" ucap anak kecil itu tersenyum.

"Ya ampun, Bunda cariin kamu dari tadi ternyata disini. Itu lutut kamu kenapa?" tanya seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah Bunda dari anak kecil itu.

Twisted Embrace Où les histoires vivent. Découvrez maintenant