10. Peringatan

82 64 15
                                    

"Karena tidak semua orang tau caranya menghargai"

☆ Hazel Azalea Caroline ☆

•••

Sepulangnya Bulan dari rumah keluarga Arhan, ia langsung mengistirahatkan tubuhnya di kasur. Bulan pulang dengan taksi, tadinya Kai ingin mengantarkan pulang tapi Bulan menolak.

"Rasanya badan gue pegal semua" monolog Bulan sambil memijat lengannya sendiri.

"Gue gak terbiasa pakai high heels" jujur Bulan melihat high heels yang ia pakai tergeletak di lantai.

"Terus ngapain lo pakai kalau gak terbiasa?" tanya Dion tidak habis pikir.

"Kai yang minta, dia juga yang beliin gue Dress ini" ungkap Bulan.

"Lo pasti gak enak buat nolak, kan?" tebak Dion.

"Gue sempat nolak, tapi dia maksa yaudah deh gue terima. Gak enak juga dia udah beliin semua ini" ucap Bulan merasa bersalah.

"Ternyata lo baik ya" ujar Dion tiba tiba.

Ucapan terakhir Dion tiba tiba terlintas dibenak Bulan, entah mengapa kata "Ternyata lo baik ya" seperti hal yang mengganjal.

Mungkin itu hanya perasaan Bulan saja, tetapi kejadian sewaktu di depan toilet saat ia terjatuh membuatnya berpikir sepertinya hubungan kedua kembaran itu tidaklah baik.

Terlebih saat Pak Arhan jelas membedakan antara Dion dan Bara. Bulan berharap semoga ini hanya pikiran buruknya saja.

"Dari pada gue mikirin keluarga orang lain mending gue makan, laper juga nih perut"

Bulan keluar dari kamar lalu pergi ke dapur untuk memasak mie, setelah matang ia langsung menyajikan di piring dan memakannya.

"Enak tuh" ucap Hazel menghampiri Bulan.

"Kenapa belum tidur? Udah tengah malem juga" balas Bulan.

Hazel duduk di kursi makan sebelah Bulan, "Gue mau ke toilet, eh cium bau mie kirain perasaan gue doang karena laper" ujar Hazel menatap Bulan. "Ternyata emang ada yang masak." Hazel tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Tadinya Kakak ngantuk mau langsung tidur, tapi karena perut Kakak bunyi yaudah gue masak mie deh" jujur Bulan.

"Yaudah makan aja, aku ke toilet dulu" pamit Hazel meninggalkan Bulan.

"Mau Kakak bikinin mie gak?" tawar Bulan menghentikan langkah Hazel.

"Boleh deh, kebetulan laper" balas Hazel melanjutkan langkahnya.

Bulan kembali memasak air untuk membuatkan Hazel mie, setelah menyimpan piring bekas mienya.

"Mie kamu udah jadi nih" ucap Bulan melihat Hazel keluar dari toilet.

"Makasih kakakku tersayang" balas Hazel antusias.

"Kalau usah selesai langsung tidur ya, takut kesiangan kamu sekolah" peringat Bulan.

"Siap, Kakak mau langsung tidur?" tanya Hazel.

"Enggak, mau nemenin adikku selesai makan dulu" ujar Bulan duduk di depan Hazel.

Hazel menganggukkan kepala lalu melanjutkan acara makannya. Sembari menunggu, Bulan memainkan ponselnya.

"Hari ini di kelas aku ada murid baru" ucap Hazel.

"Cewek atau cowok?" tanya Bulan penasaran.

"Cewek, dia cantik banget" Hazel jujur.

"Siapa namanya?" Hazel dimata Bulan adalah tipikal anak yang terbuka, dia selalu menceritakan segala hal kepadanya.

Twisted Embrace Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang