22. Berubah

10 5 10
                                    

"Manusia itu mudah berubah, jadi jangan menaruh harapan agar tidak kecewa"

☆ Bulan Azalea Caroline ☆


•••




Sudah banyak tempat Bulan datangi, berharap ia akan mendapatkan pekerjaan baru. Namun, ternyata tidak seperti yang diharapkan.

Meskipun begitu Bulan tidak akan menyerah, tapi di saat seperti ini justru ia merindukan teman temannya di Cafe Melody.

"Apa gue pergi ke sana aja ya?" monolog Bulan tengah berpikir.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya Bulan memutuskan untuk pergi ke Cafe Melody untuk sekedar melihat teman temannya dari luar.

Bulan menguatkan hati serta langkahnya menuju ke sana, semoga pilihannya ini tidak akan ia sesali.

"Gue kangen Bulan deh" ucap Elena menghela nafas berat.

Delia mengusap pundak Elena, "Gue juga sama, rasanya gak ada dia kayak ada yang kurang" lanjut Delia menatap keluar jendela.

"Dia juga pasti kangen sama kita, lo berdua jangan sedih gitu" ujar Kevin berusaha menghibur mereka.

"Lagian Pak Leo kenapa berhentiin Bulan gitu aja sih? Emangnya Bulan ada buat salah apa?" Elena mengepalkan tangannya tidak terima dengan keputusan Pak Leo.

"Jujur gue juga ngerasa ada yang gak beres, selama ini Bulan gak pernah ngelakuin kesalahan fatal" jawab Kevin setuju.

"Apa jangan jangan ada yang di sembunyikan sama Pak Leo ya?" pikir Delia.

"Kira kira apa ya kalau emang beneran ada?" sahut Elena.

Karena Cafe tidak terlalu ramai, alhasil waktu luang mereka di pakai untuk membahas Bulan dan Pak Leo.

"Kayaknya semua baik baik aja, syukurlah kalau gitu. Tapi ngapain juga mereka ngumpul gitu sambil? Gak biasanya mereka ngobrol gak ada jaraknya" Cafe Melody memang terbuat dari kaca yang transparan, otomatis orang luar bisa melihat yang sedang terjadi di dalam Cafe.

Jarak Bulan dari Cafe Melody tidak terlalu jauh, kini Bulan duduk di kursi dekat dengan pohon hiasan yang berada di trotoar.

Sengaja ia memilih tempat ini agar tidak ketahuan oleh mereka dan ia tidak terkena panas matahari.

Tiba tiba perhatiannya teralihkan saat Bulan melihat dua motor yang sangat familiar. Dari plat motornya sudah jelas itu adalah motor Bara dan Dion, Bulan hafal dengan plat mereka karena ia pernah melihatnya.

Satu hal yang membuat Bulan sangat penasaran adalah seorang gadis yang di bonceng oleh Bara, dari postur tubuhnya sudah jelas kalau itu bukanlah Karin. Sedangkan Dion hanya seorang diri.

Saat mereka membuka helmnya masing masing, tebakannya benar jika itu adalah si kembar. Dan seorang gadis yang di bonceng oleh Bara adalah Rara.

"Tumben banget mereka bertiga?"

Hampir saja Bulan terciduk jika saja ia terlambat menunduk sewaktu si kembar dan Rara melihat ke arah tempat ia berada.

"Pake segala noleh lagi!!"

Beberapa waktu berlalu, Bulan kembali melihat situasi Cafe Melody. Ternyata si kembar dan Rara sengaja datang ke sana.

Ingin rasanya Bulan menguping pembicaraan mereka, andai saja ia masih bekerja di sana pasti dengan mudah ia bisa tau.

Satu hal yang mengusik pikirannya sedari tadi adalah saat ia mengetahui Rara pergi bersama mereka, padahal sudah jelas Dion tidak suka dengan kehadiran Rara.

Twisted Embrace Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang