5. Rumit

136 123 15
                                    

"Serapat apapun rahasia disembunyikan, pasti akan terbongkar juga"

☆ Karin Amelia ☆


•••


Setelah mengantarkan Bulan pulang dengan selamat, Bara pergi ke ruang kerja papahnya. Sepertinya akan ada hal serius yang akan dibicarakan.

"Masuk" ucap papah Arhan mendengar suara ketukan dari luar pintu.

Saat ini di ruangan kerja itu hanya ada mereka berdua, "Ada apa papah panggil, Bara?" tanya Bara.

"Besok kamu pergi ke rumah keluarga Marlo" jawab papah Arhan tegas.

"Oke" ujar Bara langsung menyetujui.

"Jangan lupa bawa barang barang ini besok" pinta papah Arhan menepuk pundak Bara lalu pergi keluar ruangan.

Terpantau banyak sekali barang yang dibungkus layaknya sebuah hadiah, tetapi Bara sendiri tidak tau isi dari semua hadiah tersebut.

Tidak ingin ambil pusing, ia segera keluar dari sana lalu berjalan menuju ruang makan. Sekarang waktunya untuk makan malam.

"Gimana perkembangan perusahaan sekarang, Dion?" tanya papah Arhan.

"Aman pah, Dion boleh minta waktu buat istirahat dari pekerjaan kantor gak pah?" tanya Dion berharap.

"Kenapa?" papah Arhan menatap Dion dengan tajam.

"Dion capek, Dion pengen istirahat untuk sementara waktu" selama ini Dion selalu bekerja keras tetapi sekarang ia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang lelah selalu bekerja.

"Papah gak izinin, gimana perusahaan mau maju kalau kamunya males malesan gini!" tolak papah Arhan.

"Tapi selama ini Dion udah kerja keras pah!" bantah Dion tidak terima dengan perlakuan papahnya.

Dididik dengan sangat keras sedari kecil membuat Dion dan Bara tidak pernah mengenal arti kasih sayang. Mereka berdua tumbuh dengan banyak peraturan yang dibuat oleh papahnya.

"Sudah mas, izinkan saja Dion beristirahat" ucap bunda Norma mencoba mencairkan suasana.

"Lo gak usah ikut campur, gue gak sudi dibela sama pelakor kayak lo" ucap Dion pergi meninggalkan ruang makan.

"DION! TIDAK SOPAN KAMU, KEMBALI KESINI!" teriak papah Arhan tidak didengar oleh Dion.

Bara yang sedari menyimak keributan di depan mata hanya mampu menghela nafas berat.

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Bara beranjak dari kursi lalu menyusul Dion ke balkon lantai atas. Ternyata Dion sedang melihat bintang di langit.

"Gak usah nyusul gue" ucap Dion mengetahui keberadaan Bara yang bersembunyi di dekat pintu.

"Lo lagi ada masalah, bang?" tanya Bara melangkahkan kaki berjalan mendekati Dion.

Tanpa berniat menjawab pertanyaan adiknya, Dion berbalik badan dan melewati Bara begitu saja. Namun, Bara tidak tinggal diam. Ia mencekal pergelangan tangan Dion.

"Mau sampai kapan lo menghindar dari gue?" satu pertanyaan yang sering Bara tanyakan tetapi tidak pernah mendapatkan jawaban.

"Sampai lo sadar kalau semua ini salah lo" balas Dion melepaskan cekalan tangan Bara.

Twisted Embrace Where stories live. Discover now