21. Sabar

18 10 0
                                    

"Jika kita baik kepada orang lain, belum tentu mereka akan melakukan hal yang sama kepada kita"

☆ Hazel Azalea Caroline ☆


•••



Jam istirahat digunakan oleh Hazel dengan menulis beberapa materi yang sempat tertinggal. Teman temannya yang lain pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Karena terlalu fokus menulis, Hazel tidak menyadari jika Meisya sedang berdiri di depan mejanya sambil menatap kegiatan Hazel.

"Coba lihat" ujar Meisya menarik buku paket dari tangan Hazel.

Dengan kesal Hazel melihat Meisya yang membaca buku paket. Lagi dan lagi, Meisya mencari masalah dengannya.

"Lo ada masalah apa sih sama gue?" tanya Hazel kesal.

"Menurut lo?" bukannya menjawab Meisya malah bertanya balik.

"Gue lagi males debat sama lo, mending lo pergi deh" usir Hazel merebut buku paket itu kembali dari tangan Meisya.

Mendapat penolakan dari Hazel membuat Meisya naik pitam, ia paling tidak suka di abaikan. Terutama jika orang itu adalah Hazel.

Baginya Hazel adalah mangsa yang tepat untuk ia permainkan, entah mengapa ia sangat tertarik pada Hazel.

"Eits!" Meisya kembali merebut buku paket tapi kali ini buku catatan Hazel pun Meisya rebut.

"Lo apa apaan sih?! Balikin buku gue" ujar Hazel memperingatkan.

"So rajin banget lo" lanjut Meisya dengan sengaja.

"Emang gue rajin kok" jawab Hazel tersenyum smirk.

Permusuhan antara Hazel dan Meisya sudah terjadi semenjak Meisya pindah ke sekolah ini. Hazel awalnya memang tidak perduli dengan kehadiran Meisya, tetapi lama kelamaan Meisya selalu mencari masalah dengannya.

Hazel sendiri tidak mengerti alasan Meisya tidak menyukainya, yang jelas Hazel memperlakukan Meisya sebagimana Meisya memperlakukannya.

"Gue bakal balikin buku lo, tapi dengan satu syarat" ucap Meisya.

Hazel mendelikan matanya, "Gak usah nyari masalah deh, gue lagi gak mood debat sama lo" tolak Hazel.

"Gak debat kok, cuma syaratnya lo traktir gue di kantin" sambung Meisya enteng.

"Ogah amat, lo ambil aja tuh buku" balas Hazel kembali duduk di kursinya.

Mendengar penuturan Hazel membuat Meisya sedikit shock. Seharusnya Hazel setuju dengan permintaannya, bukan malah menolak.

"Yaudah, berarti buku catatan ini gue ambil" ancam Meisya tersenyum smirk.

"Ambil aja, toh buku gue masih banyak kok" Hazel mengeluarkan buku baru dari tasnya lalu melanjutkan menulis.

"Nyebelin banget!" Meisya menghentakkan kakinya lalu meletakkan buku catatan Hazel di atas meja, dengan kesal Meisya keluar dari kelas.

"Mampus, kesel kan lo? Main main sih sama gue!" monolog Hazel tersenyum puas melihat Meisya kesal.

Tidak lama bel masuk berbunyi, semua murid kembali ke kelasnya masing masing. Kelas Hazel kembali ramai, tapi ia tetap melanjutkan menulis.

"Belum selesai juga, Zel?" tanya Shella duduk di sampingnya.

"Tinggal dikit lagi" balas Hazel tanpa melihat Shella.

"Nih makan dulu, gue beliin lo roti coklat favorit lo" Shella meletakkan roti coklat di atas buku paket.

Twisted Embrace Where stories live. Discover now