17. Permintaan atau ancaman?

44 34 11
                                    

"Lirik lagu setelah cicak cicak di dinding itu, diam diam tak di anggap ya?"

☆ Ellard Orion Ryder ☆

•••


"Lo gak ada kerjaan lain selain ngikutin kita?" tanya Bara dengan ekspresi datar.

"Gak ada" jawab El tersenyum meledek.

"Lo yakin baik baik aja, El? Ada masalah apa?" tanya Karin serius.

"Yakin, gue cuma mau nemenin sahabat kesayangan gue jalan sama tunangannya" balas El santai.

Mereka berdua berada di Cafe milik keluarga Arhan. Hari ini Karin berencana untuk menghabiskan waktu dengan Bara, tetapi El malah mengikuti mereka berdua.

Semenjak El mengetahui Bara adalah tunangannya, ia merasa ada yang berubah dari El. Dulu El tidak pernah perduli siapa yang menjadi kekasihnya, tetapi sekarang malah sebaliknya.

Mungkin karena dulu Karin hanya berstatus pacaran, sedangkan sekarang tunangan. El bersikap posesif karena belum siap menerima fakta akan kehilangan sahabat tersayangnya pikir Karin.

"Kenapa kalian belum pesan?" tanya El, pasalnya meja mereka masih kosong.

"Masih milih" balas Karin melihat isi menu.

"Ck" Bara berdecak malas.

Sementara itu di sisi lain, Kai mengajak Bulan kabur dari rumahnya. Mumpung Tante Lita sedang tertidur di Sofa.

"Kenapa kita harus kabur, Kak?" tanya Bulan dengan suara pelan.

"Karena gue males di jodohin mulu" balas Kai menggenggam tangan Bulan sembari melangkah pelan.

"Kalau ketahuan gimana?" Jantung Bulan berdegup kencang.

"Makanya jangan sampai ketahuan, jalannya pelan pelan" peringat Kai.

Baru beberapa langkah mereka melewati Sofa tempat Tante Lita tertidur, secara tidak sengaja Bulan menendang kaki meja.

Trekk

"Semoga gak bangun" Bulan membatin panik.

"Gawat, si Tante telinganya kan tajam" pasrah Kai.

Dengan mengumpulkan keberanian untuk melihat kebelakang, genggaman tangan mereka berdua menjadi lebih kuat.

"Jangan kabur kalian" ucap Tante Lita.

"Kai gak maksud gitu, Tan"

"Bulan cuma ikutin ajakan Kai doang kok"

Kai dan Bulan memejamkan mata sambil memohon dengan kedua tangan menyatu dan perasaan panik.

Tidak ada jawaban lagi dari Tante Lita, karena penasaran akhirnya Bulan membuka mata. Ternyata Tante Lita masih tertidur pulas.

"Kak, Tante Lita ternyata ngigo doang" ucap Bulan menyenggol lengan Kai.

Mendengar penuturan Bulan, membuat Kai membuka matanya. "Udah panik, taunya cuma ngigo doang" Kai menggelengkan kepala tidak habis pikir.

"Kayaknya Tante Lita lagi mimpi sampe ngigo gitu" ujar Bulan memperhatikan Tante Lita.

"Biarin aja, ayo" Kai kembali menggenggam tangan Bulan lalu keluar dari rumah.

Setelah berada di luar pintu rumah, Kai melepas genggaman tangan mereka lalu berjalan ke halaman rumah menghampiri beberapa motor yang terjajar di sana dan menyalakan salah satu motornya.

Twisted Embrace Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang