11

6.1K 353 8
                                    

WARNING!!
TYPO BERTEBARAN!








Happy Reading!!

Matahari mulai terbit dari ufuk timur yang mana cahayanya ini menembus jendela kamar Ray. Suara burung-burung yang mulai berkicau merdu menandakan hari sudah berganti. Orang-orang yang mulai beraktivitas dengan kegiatannya masing-masing.

Kecuali Ray yang masih bergelung dengan selimutnya yang tampak tak terganggu dengan suara kicauan burung dan sinar yang menyinari dirinya.

Entah apa yang di mimpikan bocah kecil ini sehingga masih tertidur dengan pulas dan tampak tak terganggu dengan apapun. Hingga suara alarm yang berbunyi nyaring yang akhirnya menganggu tidurnya ini.

Kringg kringgg kringggg

Risih dengan suara alarm yang berbunyi nyaring ini akhirnya Ray terpaksa bangun dan mematikan alarm tersebut.

Selesai mematikan alarm Ray langsung duduk dan melamun sebentar untuk mengumpulkan nyawanya.

Rambut yang berantakan persis seperti singa, baju yang tersikap hingga menampilkan perut putih nan mulus yang sedikit buncit karena terlalu banyak makan. Hingga siapapun yang melihat tak akan kuat dengan makhluk menggemaskan ini.

Setelah semua nyawanya terkumpul Ray langsung beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi.

Dikamar mandi Ray berendam air hangat di bathtub untuk merilekskan tubuhnya.

Selesai acara berendam-nya Ray membasuh tubuhnya di shower yang tersedia disana.

Setelah selesai Ray kini berdiri didepan cermin yang menampilkan dirinya yang menggunakan bathrobe yang sedikit kebesaran dan rambut yang setengah basah.

"Gila gue ganteng banget, cewek-cewek pasti pada suka nihh" puji Ray pada dirinya.

"Cewek-cewek pasti klepek-klepek sama gue, ga mungkin ga suka secala gue kan ganteng" kagum Ray.

Padahal Ray ga ada ganteng-ganteng nya malah jatuhnya imut lagi. Ga ada orang ganteng yang pipinya seolah-olah bakal tumpah, badan yang gempal.

Lama memandang dirinya di cermin Ray segera pergi dari sana dan memakai pakaiannya yang sudah disiapkan oleh maid-nya.

Ya tepat setelah Ray masuk ke kamar mandi seorang maid datang untuk membersihkan kamarnya dan menyiapkan keperluan sekolah Ray.

Ray kini sudah berada di ruang makan dan duduk seorang diri karena yang lain masih bersiap-siap.

Tap tap tap

Suara langkah kaki berhasil mengalihkan perhatian Ray yang sedang melamun memikirkan sesuatu.

Ray menoleh kearah suara langkah kaki itu berada dengan wajah penasarannya. Dan ternyata pemilik suara langkah kaki itu adalah Reva. Ray yang melihat Reva yang datang seketika raut wajah Ray langsung datar.

Reva yang melihat Ray seorang diri langsung saja menggertaknya.

"Heh Lo, bisa ga sih ga usah caper sama orang-orang. Percuma Lo berubah gitu juga Lo ga akan bisa dapet kasih sayang dan Lo ga akan bisa merebut posisi gue. Secara gue kan anak kesayangan orang tua Lo. Jadi ga usah caper dan terlalu berharap deh" ucap Reva

"Lay ga Capel kok, lay juga ga berhalap dapat kasih sayang dali mommy, Daddy dan Abang-abang lay. Lagian juga lay ga teltalik buat melebut posisi leva" jelas Ray

"Halah bohong gue tau ya pikiran Lo"

"Ya udah sih kalo ga pelcaya, lagian lay ga ada niatan begitu" ucap Ray

Perdebatan itu masih berlanjut hingga tiba-tiba Reva menangis.

"Hiks hiks Eva minta maaf kalo hiks Eva merebut semua hiks kasih sayang Ray hiks hiks Eva sadar kok kalo hiks Eva anak pungut hiks hiks hiks" ucap Reva sambil menangis.

Melihat Reva yang tiba-tiba menangis itu dirinya merasa bingung dengan situasi ini. Hingga suara mengalihkan perhatiannya mereka.

"Apa yang Lo lakuin sama Adek gue" tanya Nathan sambil menghampiri mereka dan langsung memeluk Reva untuk menenangkannya.

"Hah? Lay ga melakukan apapun kok" jawab Ray sedikit bingung.

"Kalo Lo ga ngelakuin apa-apa kenapa Reva bisa menangis" ucap Nathan

"Tapi lay emang ga ngelakuin apapun" dangkal Ray.

"Abang hiks udah jangan hiks nyalahin Ray hiks ini salah Eva kok hiks andai hiks saja Eva ga hiks masuk ke keluarga ini hiks Ray bakal hiks dapat kasih sayang dari hiks kalian hiks" ucap Reva yang sedang menangis.

"Tapi dia salah Eva, dia buat kamu menangis" jawab Nathan

"Engga hiks ini hiks salah Eva hiks"

"Lo liat Eva bahkan ngebela Lo yang jelas-jelas udah bikin nangis seharusnya Lo minta maaf udah bikin Eva nangis" ucap Nathan

"T-tapi lay ga buat apa apa pada leva jadi untuk apa lay minta maaf lagian lay ga salah" ucap Ray

Mereka terus saja beradu mulut hingga tanpa sadar seluruh anggota keluarga Mahendra berkumpul.

"Ekhmm ada apa ini" tanya Daddy dengan wajah datar-nya.


















Segitu dulu ya

Disini kayanya pada ga suka sama karakternya Ray. Kaya kenapa Ray kaya bocah padahal jiwanya jiwa orang dewasa.

Padahal di bab pemberitahuan udah di jelasin. Tapi mungkin emang ada yang ga baca ya jadi ga suka sama pembawaan karakter Ray.

Kalo ada yang typo mohon koreksi.
Makasih yang udah baca dan vote cerita ini.

Maaf kalo ceritanya ga nyambung dan ga sesuai ekspektasi yang kalian mau.

Transmigrasi Jadi BocilWhere stories live. Discover now