13

5.5K 364 4
                                    

WARNING!!
TYPO BERTEBARAN!















Happy Reading!

Guru yang di maksud pun sudah tiba di kelas dan bersiap untuk mengajar.

Pa Yaya ini guru matematika yang bisa di bilang killer karena dia tak akan segan-segan menghukum muridnya ketika ada yang salah. Yang hukumannya tidak main-main. Sehingga membuat murid-murid yang ada di sekolah Bravaska merasa takut dengan guru itu bahkan seorang pentolan sekolahpun akan takut ketika menghadapi pa Yaya.

"Oke anak-anak kita hari ini akan mempelajari materi himpunan pada bilangan (ini author ngarang ya soalnya ga tau materi kelas 1 SMP sekarang) buka buku paketnya halaman 172" jelas pa Yaya.

Mendengar perintah itu mereka langsung melaksanakan perintah pa Yaya. Mereka tidak ingin dihukum olehnya.

"Sudah dibuka bukunya?" Tanya pa yaya

"Sudah pa" ucap mereka secara serentak.

"Bagus, jadi hari ini kita akan mempelajari materi himpunan pada bilang. Ada yang sudah mengetahui himpunan pada bilangan itu apa?" Tanya pa Yaya

Semua teman sekelasnya tidak menjawab karena memang mereka tidak mengetahui hal itu.

"Seperti kalian belum mengetahuinya ya. Oke bapa akan jelaskan, jadi......" Jelas pa Yaya.

Setelah selesai menjelaskan dan memberi contoh. Kini pa Yaya memberi soal pada anak muridnya yang mana harus dikerjakan di papan tulis untuk mengetes pemahaman anak muridnya tentang materi ini.

"Ada yang bisa mengerjakan soal ini?" Tanya pa Yaya.

"Saya pa" ucap salah satu teman Ray yang bernama Dion.

"Ya silahkan maju dan kerjakan" ucap pa Yaya

Dion pun mengerjakan soal yang diberikan.

"Selesai pa" ucap Dion lalu duduk di bangkunya.

Pa Yaya yang melihat jawaban Dion itu langsung bertanya pada anak muridnya yang lain.

"Apakah jawabnya benar?" Tanya pa Yaya

"Kulang sedikit pa" jawab Ray

"Coba benarkan" perintah pa Yaya

Ray pun langsung maju kedepan dan mengambil spidol yang ada di meja guru lalu langsung mengkoreksi jawaban Dion.

"Sudah pa" ucap Ray

"Bagus, berarti semua sudah mengerti dan bapa akan memberi soal untuk kalian" ucap pa Yaya dan memberikan beberapa soal ke anak muridnya.

Mereka pun mengerjakan soal itu dengan sangat teliti. Hingga tanpa disadari waktu istirahat telah tiba.

Kringg kringgg

Bel istirahat berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba.

Semua teman sekelas Ray langsung bersorak kegirangan mendengar bel istirahat karena hal itu pembelajaran dari pelajaran matematika berakhir dan mereka bisa terlepas dari jeratan pa Yaya.

"Baik, segitu saja pembelajaran dari bapa jangan lupa kerjakan tugasnya bagi yang belum dan nanti Minggu tugasnya kumpulkan" ucap pa Yaya yang setelahnya melenggang pergi dari kelas.

Ketika pa Yaya sudah pergi dari kelas mereka seketika kelas itu ramai kembali berbeda dengan sebelumnya yang tampak senyap atau hening.

"Akhirnya selesai juga. Ray ayo kita ke kantin aku lapar" ajak garvin

"Iya ayo, lay juga sudah lapal" balas Ray

Mereka pun pergi kekantin untuk mengisi perut dan tenaga mereka yang telah mengikuti pelajaran pa Yaya.

Setibanya mereka di kantin garvin langsung bertanya pada Ray.

"Ray ingin makan apa?" Tanya Garvin

"Hmmmm, Lay ingin bakso aja deh sama minumnya es teh" jawab Ray

"Kalo begitu aku pesankan dan kamu cari tempat duduk ya" ucap Garvin

"Okee" jawab Ray

Ray pun mengedarkan pandangannya ke seluhur penjuru kantin untuk mencari meja kosong.

Dan akhirnya Ray pun mendapatkan meja kosong yang sedikit memojok akan tetapi menurutnya itu merupakan tempat yang strategis.

Tak lama Garvin membawa makanan yang telah dipesan pun datang.
"Ini uangnya Avin" ucap Ray dengan tangan yang menyodorkan uangnya untuk membayar makanan dan minuman itu.

Garvin pun menerimanya dan langsung memasukan uang tersebut ke saku bajunya.

Ray kini sedang meracik baksonya dengan memasukan sambel yang sangat banyak.

"Ray jangan terlalu banyak memasukan sambelnya nanti kamu sakit perut" peringat Garvin yang bergidik ngeri melihat kuah bakso punya Ray yang begitu merah.

"Tenang aja lay ini kuat ga akan sakit" ucapnya dengan santai

"Sruppp enak banget" ucap Ray setelah menyeruput kuah bakso yang begitu merah.

"Awas nanti sakit perut aku ga akan tanggung jawab" ucap Garvin

Ucapan peringatan dari Garvin seolah-olah hanya angin lalu saja.

Melihat Ray yang abai akan ucapannya Garvin pun langsung menyantap makanan yang tadi sudah ia beli.

Mereka tampaknya sangat menikmati makanannya hingga tak mendengar suara teriakan-teriakan yang memekak telinga. Hingga sebuah suara menghentikan kegiatan makan mereka.

"Ekhhh" suara dehaman menghentikan mereka yang sedang makan.

"Boleh kita duduk disini? Soalnya tempat yang lain udah pada penuh" jelas Nino

"Boleh" jawab mereka setelah melihat meja kantin yang begitu penuh dan hanya meja mereka saja yang masih kosong.















Segitu dulu ya.
Makasih buat yang masih baca dan vote.

Transmigrasi Jadi BocilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang