RD 01

314 82 35
                                    

BISMILLAH

VOTE DULU SEBELUM BACA YAA PREN :)

OIYAH,KOMEN JUGA YAA,PREN


HAPPY READING


"Si bos kemana,Jo?" Rion bertanya pada Kenzo yang ada tepat di sebelahnya. Kenzo,Aedil,Damar,dan Rakha. Mereka menatap kearah Rion.

Ken yang di tanya seperti itu pun hanya mengangkat bahunya acuh. Ia tidak tau keberadaan Raven sekarang. Mereka lantas menyapu pandanganya keseluruh penjuru sekolah,mencari keberadaan bos-nya itu.

Kini Pak Agus pun datang. Siswa siswi pun yang tadinya ricuh langsung mengambil barisanya.

Selang beberapa menit,Raven datang dengan santainya ke arah lapangan,tepat saat teman-temannya berolaraga. Pak Agus yang sadar ada seseorang yang berdiri di sampingnya pun,menghentikan kegiatanya dan mengintruksi anak-anak yang lain untuk melanjutkan kegiatannya.

Pak Agus menatap Raven dari bawah sampai atas. Anak ini selalu saja membuat masalah.

"Kamu terlambat,Raven!" Ucap Pak Agus,menatap Raven yang menampangkan tampang tanpa dosanya. Ia heran pada anak muridnya yang satu ini.

Kiara menatap ke depan tepat pada Raven yang sedang dimarahi oleh Pak Agus. Kiara menatap kearah dirinya yang memakai baju Raven.

"Dan mengapa kamu memakai baju basket,Raven?!" Lanjutnya seraya memijat pangkal hidungnya.

"Kamu saya hukum. Lari keliling lapangan ini sampai mata pelajaran saya selesai!" Raven yang mendengar penuturan gurunya itu pun langsung pergi dari hadapanya dan langsung berlari sesuai intruksi dari gurunya. Raven suka di hukum. Apalagi hukumanya hanya lari. Aneh bukan?.

Saat sedang menatap dirinya,Kiara mendengar intruksi Pak Agus yang menghukum Raven. Ini semua gara-gara dirinya. Raven dihukum dan di marahi gara-gara dirinya. Saat ia menatap lagi kedepan. Raven sudah tidak ada disana. Ia menyapu kesekelilingnya. Ia memberhentikan pandanganys tepat kearah mata tajam dan hitam milik orang itu. Dia Raven. Ya Raven sedang berlari tapi anehnya ia menatap ke arah Kiara yang sedang menatapnya juga.

***

Kini pelajaran Pak Agus sudah selesai. Siswa siswi yang tadi berolahraga pun sudah mulai berhamburan untuk pergi dari sana. Ada yang ke kantin dan juga yang ke kelas.

Raven pun menyudahi hukumanya. Ia berjalan menuju ke pohon rindang yang ada disana untuk berteduh. Ia duduk lama disana,sampai pada akhirnya ada sebuah botol minum dihadapanya. Ia mendongak menatap siapa yang memberinya botol minum itu. Raven memutuskan pandanganya saat menatap mata itu. Cewe itu duduk di sampingnya.

"Ambil. Kamu pasti hauskan?"

"Gue gak haus!" Ucapnya dingin. Sangat-sangat dingin. Kenapa harus cewe ini yang menghampirinya.

"Terus lo maunya siapa,Ven?" Iaa

"Aku tau kamu haus. Makanya ambil ini." Ucapnya kekeuh seraya menyodorkan botol itu di hadapan Raven.

"Buat gue aja,gue juga haus,Rin!" Itu Rion. Langsung menyambar botol minum yang ada di tangan Sherin. Ya dia Sherin. Sherin Arabella.

Sherin menatap Rion yang sedang meneguk air di dalam botol itu. Saat Rion mematapnya,ia pun mendelikan bola matanya. Pasti saja ada gangguan dari teman-temanya Raven.

" Lo apaan sih,Yon?. Ambil nyorobot aja. Itu kan buat Raven,bukan buat lo!" Rion yang mendengar itu pun hanya menatapnya acuh.

"Gue haus. Toh gak di ambil juga kan sama si bos. Yaudah buat gue aja!"

RAVENDRAWhere stories live. Discover now