RD 14

108 17 22
                                    

BISMILLAH

VOTE DULU SEBELUM BACA YAA PREN :)

OIYAH,KOMEN JUGA YAA,PREN

HAPPY READING

Setelah kejadian kemarin Kiara maupun Raven sama- sama berdiam tanpa ada yang ingin menyapa terlebih dahulu. Seperti sekarang,mereka berada di rumah Aedil untuk merayakan kemenangan tanding basket kemarin. Tahun ini,masih mereka yang mempertahankan kemenangan pertandingan itu.

Raven tidak tau kenapa bisa saling berdiaman seperti ini dengan Kiara. Raven sadar dengan tingkahnya kemarin. Tapi,apa salah jika Raven ingin Kiara menjadi miliknya. Raven tidak mau jika orang yang dia sayangi terebut kembali oleh Kris. Cukup,kasih sayang Husein yang terbagi.

Kiara melirik pada Raven yang sedang menatapnya. Kiara memutuskan kontak matanya dengan Raven. Raven yang melihat itu,hanya mendengus pasrah,saat lagi-lagi Kiara memutuskan kontak mata dengan dirinya.

Ken dapat melihat itu semua. Ken tau betul dengan Raven bagaimana. Dirinya bergeser untuk duduk mendekat dengan Raven.

"Terus aja gedein ego lo,Ven!"

Raven melirik pada Ken yang sedang memainkan botol kosong ditangannya.

"Sampe Rara,pergi dari hidup lo!"

"MAKSUD LO APA ANJING!" Raven berdiri setelah berteriak seperti itu. Rahangnya mengeras,matanya menatap tajam pada Ken yang sama telah berdiri dihadapannya.

Mereka yang berada disana,kaget bukan main,saat mendengar kemarahan dari Raven. Mereka berdiri,keempat gadis itu juga sama kagetnya saat melihat wajah merah milik Raven. Keempat gadis itu,takut melihat Raven seperti ini. Pasalnya,Raven jarang menunjukkan kemarahannya. Apalagi ini,Raven terlihat marah besar dengan Ken,wakilnya di Avegar Black Moon.

"Coba aja kemarin,sedikit lo lengah,dia bakal jadi milik orang lain!" Ucapan Ken lagi-lagi membuat kemarahan Raven semakin besar. Jujur Ken melakukan ini,untuk membuat Raven tidak membesarkan egonya. Cukup dirinya yang membesarkan ego,soal perasaan. Cukup dirinya yang dibodohi oleh dirinya sendiri.

Kiara tau arah pembicaraan mereka kemana. Kiara juga tau apa yang membuat mereka berselisih seperti ini.

Raven menarik kerah baju yang dikenakan oleh Ken. Kini wajah Raven dan wajah Ken hanya berjarak sepuluh centimeter. Ken dapat merasakan,jika Raven benar-benar marah dengan ucapannya. Tidak apalah jika akhirnya wajahnya yang menjadi samsak akhirnya.

"JAGA MULUT LO ANJ-"

"STOPPPP!"

Raven,Ken,Rion,Damar,Rakha,Aedil,Ghea,Syasa,dan Merry serempak menatap pada Kiara.

"UDAH. BISA GAK?GAK USAH BERANTEM!?!"

Raven melepaskan cengkramannya pada baju kerah Ken. Raven menapat intens pada Kiara yang sedang marah atas tindakannya barusan. Raven berjalan,guna untuk mendekat pada Kiara yang sedang bergetar karna amarahnya.

"Ra-"

"Kemaluan lo dimana?"

"Dicelana!" Bukan. Bukan Raven yang menjawab,tapi itu Rion. Rion menutup mulut saat telah berucap seperti itu. Aedil mendekat pada Rion,lalu merangkulnya dengan erat pada pundak Rion. Rion meringis sedikit,Rion menatap pada Aedil yang sedang menahan tawanya.

RAVENDRAWhere stories live. Discover now