bab 11

9 10 0
                                    

S e l a m a t  m e m b a c a
{Usahakan vote dulu}
.
.
.
.

Bintang berusaha membuka kedua matanya itu, dengan samar-samr dan penglihatan yang masih kabur ia membukanya.

Terlihat bahwa Angkasa tengah duduk disofa sambil memijat pelipisnya.

"Angkasa?".

Angkasa yang merasa dipanggil pun langsung berdiri dari duduknya, mendekati Bintang yang tengah berbaring.

"Iya kenapa Tang?".

Bintang dengan perlahan-lahan mencoba untuk duduk.

"Apa kata dokter Riski, gue masih bis-".

"Bintang, Lo kenapa, Lo kenapa gak minum obat yang dokter Riski beri, Lo itu juga sakit Tang, bukan cuman Bulan, Lo gak harus selalu jaga dia, Lo juga perlu jaga diri Lo sendiri".omel Angkasa. Apa ini Bintang baru saja bangun tapi sahabat ya satu ini sudah banyak ngebla bla bla dan bla.

"Iya, iya, gue tau kok, lain kali gue minum tuh obat, puas lo, bawel".jawab Bintang dengan ketus.

"Percuma, percuma aja kalo baru sekarang lo mau ngelakuin itu".

"M-aksud lo?".

"Iya Bintang waktu lo tinggal 1 minggu lagi".ucap Angkasa dengan nada berteriak dan mata yang sudah berkaca-kaca.

Memang laki-laki ini adalah orang yang kuat, tapi disetiap kekuatan itu pasti ada kelemahan yang sedang ia tutupi.

"L-lo enggak bohong kan Sa?".tanya Bintang dengan gemetar.

"Liat, Lo juga gak nyangka bakalan secepat ini kan, Lo itu kayak memberi harapan palsu ke Bulan tau gak, kalian ngabisin waktu bersama selama minggu belakang terus minggu depan Lo bakalan ninggalin dia dengan semua janji Lo apalah itu".

Bintang mematung, dengan tangan dan kaki yang terasa sangat dingin.

"Emang udah separah itu ya Sa?".

"Udah parah banget Bintang, sampai-sampai ginjal gue aja gak bisa nolongin lo karna udah nyebar ke organ yang lain".

"1 minggu".gumam Bintang menatap kosong didepan nya.

"Sa, sebelum gue pergi gue minta satu permintaan dari Lo buat gue boleh?".

"Iya, Bintang, apapun gue lakuin buat Lo, Lo mau apa hmm?".

Sungguh Angkasa adalah teman yang dibutuhkan untuk saat ini karena ia sangat tulus membantu Bintang dan juga sangat baik. (aaa mimin jadi kasian deh sama Angkasa, takutnya sifat Bulan ke dia bakalan bikin dia jadi sadboy:)

"Kalo misal gue udah enggak ada, Lo gantiin posisi gue buat Bulan ya?".

"Gue siap kok.., tapi masalah nya si Bulan pasti gak bakalan bisa terima gue".

"Nah maka dari itu, Lo tolong buat dia ngerti, pakai kelembutan no kekerasan, tolong buat dia bisa ngelupain gue, juga gue bakalan berusaha nyembuhin trauma dia dalam minggu ini".

"Ya Bintang, gue bakalan berusaha sebisa dan sekuat tenaga gue buat ngejagain Bulan, jadi Lo tenang aja".

"Makasih Sa, sejauh ini gue beruntung dipertemukan sama Lo sama Bulan, karena cuma kalian yang ngerti sama perasaan gue dan gue merasa di pentingkan, sedangkan orang tua gue, haha kerjaan mereka lebih penting dari gue".ucap Bintang dengan kekehan diakhir kalimat sambil memegang keningnya.

"Yaudah Sa, gue udah mendingan plus baikan, tolong anterin gue pulang".ucap Bintang menyibak selimut sambil melepaskan benda yang berada ditangannya itu dengan paksa.

Hurt Each Other (On Going)Where stories live. Discover now