Bab 14

13 10 2
                                    

S e l a m a t  m e m b a c a
{Usahakan vote dulu}
.
.
.
.

Tin...
Tin...

Suara klason motor sport terdengar dari luar, dengan cepat Buln bergegas keluar rumah, ia mengunci rumah lalu meletakkan kuncinya didekat pot bunga.

"Heii".sapa Bulan.

Bintang membuka helmnya lalh memperbaiki rambutnya yang sedikit teracak.

"Aaa Bulan, Bulan tau gak sih Bintang kangen buangettt sama Bulan".rengek Bintang seperti bayi.

"Ihh Bintang paansih, b aja tauk".ketus Bulan sambil memalingkan wajahnya.

"Yaudah sini Bintang pasangin helm".Bulan lalu diam saat Bintang memasangkan helm kepadanya.

"Oh iya Bintang, kata Bintang tadi malam, kita nanti mau ke Danau ya?".

"Iya dong, kita ke-danau naik perahu, terus kita piknik di taman dekat rumah pondok kita, udah lama lo kita gak kesana".

"Asikkk, Bulan senang banget deh, gak tau kenapa kalo sama Bintang bawaannya seneng terus".

"Haha bisa aja kamu, yok berangkat nanti telat dihukum lagi".

"Yaudah yok".

Mereka pun berangkat sekolah. Hampir menghabiskan waktu 30 menit untuk sampai disekolah.

"Udah sampai".ucap Bulan dengan pelan.

"Yaudah mau diantar kekelas gak?".

"Gak usah, aku bisa sendiri Bintang, aku kan bukan anak kecil".

"Haha iya Bulan, tapi bagi aku kamu itu bocilnya Bintang".

"Ihh paansih Bintang".

"Haha, enggak yaudah pergi masuk sana, kalo ada yang ganggu aduin aja sama Bintang ya, biar Bintang hajar tuh orang".

"Iya Bintang, lagian siapa sih yang berani gangguin aku kalo pawangnya buas gini".ucap Bulan dengan cengiran.

"Itu artinya, aku gak mau Bulan di sentuh bahkan disakiti sama orang lain".

"Haha iya Bintang, posesif banget sih".

"Apa?".

"Enggak papa, udah ya Bulan kekelas dulu daaa".

"Daa princess, nanti tunggu Bintang diparkiran yaa".

Bulan lalu mengacungkan jempol nya seusai mendengar ucapan dari Bintang.

Saat Bulan menjauh, seakan tiba-tiba saja mata Bintang berubah menjadi menyeramkan dengan penglihatan yang tajam membuat aura-aura yang menegangkan.

Setiap ada yang melihatnya, ia membalas tatapan itu dengan tajam dan sinis membuat orang yang menatapnya ketakutan.

Bulan berjalan mendekati kelasnya yang didalamnya terdapat Amara, Dhea dan Nadin yang sedang mengobrol.

Seakan sunyi ketika Bulan mulai memasuki kelas, semua menatap lekat kearah Bulan, tak berpaling dari itu, Amara yang melihat Bulan dengan tatapan tajam dan sinis membuat Bulan menjadi ketakutan.

Jika bukan karena ancaman dari Bintang, pasti Amara telah membuat hidup Bulan sengsara. Tapi Amara terlalu takut dengan ancaman Bintang, jadi ia tidak berani lagi menganggu Bulan.

Ia memegang erat Tas yang disandang saat Amara menatapnya dengan tajam dan dengan tidak senang.

Bulan duduk dikursinya sebelah belakang, lalu duduk meletakkan tasnya dibawah.

"Pagi anak-anak".ucap seorang Ibu Guru yang tiba-tiba masuk membuat siswa/siswi membuat pergerakkan.

"Pagi Bukk".jawab sekelas serentak.

Hurt Each Other (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang