Bab 16

8 6 0
                                    

S e l a m a t  m e m b a c a
{Usahakan votement dulu}
.
.
.
.

Bulan tengah berada di kamarnya. Duduk dikursi kesukaannya dengan beberapa buku dihadapannya.

"Haha, kenapa?, kenapa tuhan?, kenapa tuhan ngambil orangtua Bulan, setidaknya jika ingin mengambilnya jangan rahasiakan dari Bulan".

"Bulan pengen ngerasain kayak orang-orang yang dimanjain sama orangtua mereka, tapi kayaknya Bulan gak bisa deh, haha".

"Tapi, Bulan bersyukur karena ada orang yang selalu bikin Bulan bahagia, yaitu Bintang, cahaya nya Bulan".

"Semoga kedepannya, Bulan sama Bintang bisa terus bersama".

Bulan membawa dirinya untuk tidur dikasur ditemani dengan hendseat dan bantal guling yang menemani nya dalam luka.

Bulan kini masih sendirian dirumah. Kesunyian yang singgah didunianya. Dan ingin menetap disana. Tapi siapapun bisa mengubah takdir jika orang itu benar-benar ingin keluar dari takdir nya yang terasa kelam.

Bulan mulai memejamkan matanya berusaha bangun dialam mimpi.

Flasback on

"Bulan".ucap seorang wanita paruh baya juga disampingnya terdapat laki-laki paruh baya, tapi anehnya wajah mereka ditutupi dengan cahaya terang hingga tak terlihat wajahnya.

"S-siapa?".

"Ini mama sama papa nak".ucap wanita itu sambil melebarkan kedua tangannya.

Degg

"Ma-ma, pa-pa?".

"Iya, sayang".

Bulan melintirkan setetes air matanya. Ia bergetar tak keruan ditambah dengan detakan jantung yang tidak normal.

Dengan susah payah ia berjalan mendekati kedua orang paruh baya itu berusaha untuk memeluknya.

Mereka berpelukan bersama. Bulan yang kini tengah menumpahkan seluruh air matanya didalam dekapan sang mama.

"Bulan, rindu sama kalian".

"Kami juga rindu sayang, kami bangga punya anak sekuat dan sehebat kamu, nak".

"Sebelumnya, Bulan kecewa karna mendengar bahwa kedua orangtua Bulan udah gak ada. Dan ternyata ibu sama ayah itu adalah bibi sama paman aku".tutur Bulan didalam dekapan sang mama.

"Maafkan kami sayang, kami juga enggak tahu bakal kejadian seperti ini, tapi yang pasti Bibi sama Paman mu itu pasti sedang menjaga perasaan kamu sayang".ucap sang mama.

Sang mama memegang kedua bahu bulan lalu memegang kedua pipi temben Bulan.
"Nak mama cuma berpesan. Takdir adalah takdir, nasib adalah nasib sebenarnya kedua kosakata itu berbeda kata namun sama arti. Jadi jika kamu ingin mengubah takdir mu ini cobalah ubah nasibmu. Satu hal lagi, Jika Bukan kamu sendiri yang mengubah nasib mu lalu siapa lagi".

Perlahan-lahan kedua orang paruh baya itu mencoba menghilang ditemani dengan debu-debu perpisahan.

"Ma, Pa ka-lian, ka-lin mau kemana?".

"suata saat nanti kita akan bertemu sayang. Mama sama Papa pamit dulu ya da-da, kesanyangannya Mama".

"E-enggak, kalian, kalian gak boleh tinggalin Bulan, Bulan mau ikut Ma, Pa".

"Maa, Paa".teriak Bulan dengan nafas yang tersenggal-senggal.

Apa itu, ia baru saja bermimpi bertemu dengan kedua orangtuanya, tapi sayangnya ia tak bisa melihat wajah mereka karena tertutupi dengan cahaya terang.

Hurt Each Other (On Going)Where stories live. Discover now