25

17 3 3
                                    

S e l a m a t  m e m b a c a
{Usahakan vote}
.
.
.
.
.

"Kau meninggalkan ku sendiri dalam kejamnya dunia, tanpa ada seorang yang menemani kecuali ragamu"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau meninggalkan ku sendiri dalam kejamnya dunia, tanpa ada seorang yang menemani kecuali ragamu".

Bintang Alvarez
Senin, 3-Maret-2024

"Selamat tidur, cahaya ku"
-Bulan

.
.
.

Acara pemakaman Bintang telah selesai. Hari ini, hari kepergian cahaya untuk Bulan. Ia ditinggal sendiri oleh cahanya.

Entah bagaimana nasib Bulan kedepannya, apakah ia masih memiliki tujuan hidup.

Padahal tujuan dia untuk bertahan hidup hanya karena Bintang, jika bukan karena Bintang pasti ia tak akan bisa sampai sekarang.

Begitu banyak kenangan, kenangan yang seakan sirna begitu saja, ikut pergi bersama Bintang keatas.

Dengan tatapan kosong Bulan memandangi gundukkan tanah yang dibawahnya terdapat seseorang yang begitu ia cintai, kekasihnya.

Ia mengusap-usap batu nisan yang bernama Bintang Alvarez dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.

Seakan kenangan tentang mereka terulang kembali, dimana Bintang selalu menghibur nya, memberi support untuk kembali hidup, dan yang lainnya.

Dimas merangkul pundak sang istri yang kini masih menangis histetis tak menyangka ini semua adalah kenyataan."BINTANG BOHONG, BINTANG BOHONG SAMA BULAN, Hiks!".ucap Bulan menangis histeris didepan batu nisan yang bernama BINTANG ALVAREZ.

"KATA BINTANG, BINTANG BAKALAN TERUS NEMENIN BULAN SELAMANYA, TAPI BUKTINYA BINTANG NINGGALIN BULAN DULUAN!".teriak Bulan histeris.

"BUAT APA BINTANG DULU JANJI SAMA BULAN, KALO AKHIRNYA BINTANG INGKARI!".

"BUAT APA BULAN SAMA BINTANG DIPERTEMUKAN JIKA AKHIRNYA DIPISAHKAN!".

"BINTANG TEGA BOHONGIN BULAN DEMI TAKDIR!!".

"Bulan, enggak boleh kayak gitu, ini semua udah takdir, Lan".ucap Angkasa mencoba menenangkannya sambil mengelus bahu Bulan.

"Takdir?".Jawab Bulan sambil tertawa. "Takdir ya, kenapa?, kenapa? takdir aku kayak gini Sa, kenapa?".teriak Bulan sambil tertawa dengan tatapan kosong melihat batu nisan milik kekasihnya tercintanya itu.

"Kenapa, takdir memisahkan aku sama Bintang?".ucap Bulan sambil tertawa "haha, kenapa?".disambungnya dengan menangis.

"Karena setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan, Bulan".jawab Angkasa mencoba menjelaskan kepada Bulan.

"Ini tetep gak adil, Angkasa".jawabnya sambil menangis membasahi tanah milik kekasihnya itu.

"Bulan, semuanya itu udah diatur sama allah, kita tinggal menerima apa yang ia berikan karena, pasti itu adalah ujian untuk kita menuju kebahagian".ucap Angkasa dengan tulus membuat agar Bulan mengerti.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hurt Each Other (On Going)Where stories live. Discover now