Oct, 2019

85 68 4
                                    

Harum khas perpustakaan tercium, Laurena berada di sana sebelumnya. Selama kurang lebih tiga puluh menit dia mencari refrensi untuk membuat makalah tugasnya.

Tapi tujuan itu teralih karena novel-novel terbaru yang disediakan sangat menarik.

Dia mengelilingi area tempat dimana novel terbaru dan best seller berkumpul. Jari-jarinya sangat gatal untuk tidak menyentuh para buku di rak.

Dia berhenti setelah melihat ke rak paling atas karena novel My Second Love yang sering dia baca pada platfrom online ada versi novelnya sekarang, terlebih lagi ada di perpustakaan sekolahnya. Tentu tak boleh menyia-nyiakan keberuntungan ini.

Saat tangannya berusaha meraih buku itu, ada seorang siswi juga rupanya yang hendak mengambil benda yang ia incar.
Tangan mereka bersentuhan, lalu Laurena menoleh siapa gadis disebelahnya.

Rupanya siswi yang berwajah manis, memiliki bulu mata lentik dan tubuh mungil sudah menoleh lebih dulu ke Laurena.

“Kak Laurena?” Tanyanya sumringah.

Gadis ini, adalah siswi yang pundaknya di sentuh oleh Arv. Laurena ingat sekali, jadi ini tampang dari dekatnya? Sangat manis dan imut.

Adik kelas? Batinnya.

“Cal.” Panggil seorang dari jauh. Dia mendekat, rupanya Yohan.

“Bentar kak, aku lagi ngomong sama sang the next maestro.” Sela gadis mungil ini.

“Y-ya?” Jawab Laurena salah tingkah karena disebut dengan gelaran itu.

“Tau ga? A–”

“Gabisa, bentar lagi masuk.” Omongannya dipotong oleh Yohan, si ketua tim volley.

Sebelum gadis itu mengatakan sesuatu lagi, Yohan memberi gesture agar ia menjauh dari sana. Seketika dia menampilkan raut wajah kesal dengan orang yang dia panggil ‘kak’ itu.

Sebelum meninggalkan mereka berdua, sang gadis mungil memberikan senyum, dan dibalas juga oleh Laurena.

Setelah dia pergi, Yohan mengatakan sesuatu yang panjang dan tidak bisa dimengerti, sambil melihat ke arah satu buah novel yang di panjang di lemari, berjudul Lost You.

“Jangan pernah menerima seseorang yang baru, sebelum masa lalu dalam dirimu hilang.”

Laurena juga melihat kearah sana, dan bingung apa maksud Yohan. Tapi saat dia ingin bertanya, pria itu sudah tidak ada di tempat. Hanya punggung besar yang yang perlahan hilang dari pandangannya menyisakan pertanyaan di benak Laurena.

Yohan Agustus,
pria misterius yang tak
banyak bicara, tidak suka
tebar pesona padahal visualnya
sangat luar biasa membuat dia
di didamkan banyak hawa.

Kami saling mengenal, karena dia
adalah anak cfo perusahaan
ayah.

Terlepas dari itu interaksi kami
tidak pernah intens, karena sikapnya
yang dingin.

Inilah kali pertama aku mendengar
kalimat terpanjang yang dia pernah
ucapkan.

Tunggu? Apa maksud dia membaca
kalimat cover novel dengan suara
lumayan keras dihadapanku?

Makna kalimat itu, seolah dia tau
aku masih terbayang dengan Algavino
Si berengsek yang kalah taruhan.

Sok tau sekali dia menyatakan
bahwa aku punya
orang baru, padahal tidak.

MEMORIES OF BLUE ROSES [REVISI]Where stories live. Discover now