Nov, 2019

78 67 10
                                    

Setelah beberapa jam Rafelix memejamkan mata, dia terbangun karena getaran notifikasi smartphone di sakunya.

Memeriksa apa yang terjadi, ternyata video Mytubenya menjadi trending nomor satu kategori game dan horor mengalahkan deretan Mytuber terkenal.

Rasa kantuk dari bangun tidur langsung hilang setelah melihat viewers dan subsnya naik drastis. Berkat usaha mati-matian sampai matanya sakit, cukup membuahkan hasil.

“WHO!” dia berteriak di hadapan perawat sekolah yang terkejut.

“Sudah sembuh nak? Jangan ribut, ada orang lain juga.”

Felix melihat sekeliling, ternyata tirai samping-sampingnya ditutup menandakan ada orang lain juga yang sedang sakit.

“Maaf bu.” Ujarnya.

Jam menunjukkan pukul dua siang. Sangat lama sekali dia tertidur rupanya.

“Saya izin kembali ke kelas, bu. Terimakasih.”

Selama dia berjalan di koridor menuju kelas, netra mata berwarna hitam pekat itu tetap mengamati ribuan komentar yang memuji keahliannya bermain game.

@kleo12
Kamu pasti jadi Myutuber
sukses dalam waktu cepat...

@bidadarisurga
Gue satu sekolah nih sama dia
ga nyangka!

Balasan :

@putu1
beneran? dmn tuh

@sicantik
  kayanya sma harapan deh

Seseorang meyentuh pundaknya, refleks dia melihat siapa itu.

“Jalan fokus ke depan bro.” Arv melepas sentuhannya.

Felix baru sadar dia hendak menabrak seorang siswi yang membawa tumpukan buku.

“Sori.” Ujarnya.

Tak berbasa-basi, setelah memastikan siswi itu tidak tertabrak Felix, mereka melanjutkan jalan berbarengan, meninggalkan Felix.

Arv melihat ke arah belakang memperhatikan gamer yang sedang trending itu.

“Lu percaya ada lawan jenis yang bisa temenan murni?” Arv menoleh kembali ke arah gadis mungil yang dipacari sobatnya Yohan.

“Maksud lo antara Felix sama Laurena?” Yura mengerti maksud Arv.

“Cepat tanggap juga lu.”

“Mereka pasti temenan murni, buktinya mereka ga pacaran tuh.”
“Suka tinggal bilang kali.”

“Yakali gua tiba-tiba bilang suka. Pdkt dulu lah.” Ucap Arv sambil memelankan suaranya sedikit agar tidak terdengar murid lain.

“Yaudah deketin! Masa lo cuma ngaku jadi penggemar rahasianya doang.”

Benar, Arvyn adalah yang memberi hadiah piano mini itu ke Laurena melalui Yura. Dia juga sempat mengirim beberapa surat diam-diam bertuliskan betapa dirinya mengagumi sosok gadis itu.

Tapi seakan Laurena tidak pernah menanggapi suratnya dan tidak pernah penasaran siapa pengirim surat romantis ini.

Sepertinya dia harus mendekati Laurena terang-terangan sekarang. Beberapa ide terbesit dalam pikirannya agar dapat mendekati sang the next maestro.

MEMORIES OF BLUE ROSES [REVISI]Where stories live. Discover now