21

174 13 0
                                    

Hari ini adalah jadwal Ayra piket ndalem , Saat sedang menyapu halaman ndalem ada seseorang di belakang Ayra
"Ekhmm" Deham orang tersebut

Lalu Ayra membalikan badan nya ke arah belakang ia melihat dari bawah pakaian seseorang itu memakai celana hitam panjang serta jas hitam , Ayra belum menyadari siapa seseorang itu saat Ayra memperhatikan wajah nya ia baru sadar.

Ternyata seseorang itu adalah gus Ilham "AMAMMM!!" Triak Ayra yang hanya sementara karena gus Ilham sudah menarik Ayra ke dalam pelukan nya

"Kok cepet banget pulang nya?" Tanya Ayra sambil menyalimi tangan gus Ilham

"Gak mau aku pulang cepet nih ceritanya?"

"Ehh engga gitu mau kok mau"

Gus Ilham berjalan menaiki tangga "Jangan di sana nanti takut ada yang lihat " lalu diikuti juga dengan Ayra di belakang gus Ilham

"Kamu gak istirahat dulu? Emang gak cape?" tanya Ayra

"Engga cape kan udah ketemu kamu jadi hilang cape nya"

"Dih bisa gitu ya , Udah sana istirahat dulu kamu kelihatan cape banget loh"

"Nanti aja deh aku mau ngasih unjuk ke kamu"

"Kasih unjuk apa?"

gus Ilham menunjukan sebuah foto di handpone nya "Ini"

gus Ilham menunjukan sebuah foto di handpone nya "Ini"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Rumah? Rumah siapa?" bingung Ayra

"Rumah kita."

"Apa!? , Kapan di bangun ini dimana coba"

"Ini di bangun sebelum kita nikah , Emang kamu tidak tau rumah sebelah pondok?"

"Ih mana aku tau, Kan gak boleh asal keluar pondok yang bener aje"

"Rugi dong" lanjut gus Ilham

"Aku mau nanya deh gus , Kamu kerja apa? Uang nya ngalir terus perasaan"

"A-aku ceo." ungkap gus Ilham

"Kenapa gak cerita?"

"Tunggu waktu yang tepat aja"

"Seterah."

"Jangan marah maafin aku baru bisa ungkapin sekarang"

"Ngga kok gak marah"

○○○

Pagi ini adalah Ayra menjalankan ujian kelulusan nya Ayra sangat ambis , ia membaca buku sejak malam 

Dan Ayra selalu berdoa untuk mendapatkan hasil yang memuaskan

Saat Ayra mengerjakan sebuah kertas ujian ia sangat lancar menjawab semua soal-soal yang ada di kertas ujian , Ayra adalah orang pertama yang mengumpulkan ujian.

Ayra tidak mendapatkan ruang ujian bersama teman-teman nya ia malah mendapatkan ruang ujian yang disana tidak ada yang Ayra kenali , tetapi Ayra tetap berusaha untuk berbaur.

Bel perpulangan pun tiba Ayra kembali ke asrama untuk belajar ujian esok hari

Fayra memasuki asrama "Ayra di panggil gus Ilham di suruh ke ndalem"

Lalu Ayra pergi ke Ndalem  menemui gus Ilham , Sesampainya di Ndalem Ayra melihat banyak sekali barang-barang di halaman Ndalem.

"Ngapain amam?" tanya Ayra yang sedikit kebingungan

"Beres-beres kan mau pindah rumah"

"Kok mendadak banget? Aku kira nanti pindah nya , aku lagi sibuk-sibuk nya mana sempet Amam"

"Aku masih bisa sendiri Arua gapapa ya? Lebih cepat lebih baik bukan?"

"Iya deh seterah "

"Arua gimana tadi ujian nya? Lancar nggak? Nanti belajar nya sama aku ya biar aku ajarin nanti oke?"

"Iya-iya" lalu Ayra kembali belajar di kamar gus Ilham sembari menunggu gus Ilham membereskan barang-barang nya

Dan setelah selesai gus Ilham mengajari pelajaran yang Ayra kurang ketahui

○○○

Hari ini hari kedua Ayra  melaksanakan ujian kelulusan saat ingin membagikan sebuah kertas ulangan ustadzah menanyakan sesuatu.

"Ayra, Fiqya isi ujian kalian sama semua jawaban nya jujur sekarang siapa yang menyontek!" bentak Ustadzah

"Ayra ustadzah saya tidak menyontek" jawab fiqya

"Astagafirullah saya tidak menyontek ustadzah dia fitnah"

"Cukup! , Kalian berdua nanti jangan pulang dulu ikut saya keruangan"

Setelah Ayra mengerjakan ujian ia ke ruangan Ustadzah & Ustadz

"Duduk kalian , Jujur sekali lagi siapa yang menyontek"

"Ayra ustadzah" fitnah Fiqya

"Sudah-sudah saya cek cctv terlebih dahulu" ucap gus Ilham

Saat gus Ilham mengecek cctv disana terlihat Fiqya yang mengambil kertas ulangan Ayra dan menyalin semua jawaban nya.

"FIQYA KETERLALUAN KAMU!!!" bentak keras gus Ilham ia merasa tidak terima istri nya di fitnah seperti itu , lalu Fiqya mendapatkan hukuman dari ustadzah yang sangat berat 

Gus Ilham dan Ayra meninggalkan ruangan itu lalu Ayra menahan tangisan

"Jangan nangis zaujati" ucap gus Ilham yang mengusap kepala Ayra

"Sakit gus di fitnah yang  diri kita sendiri sama sekali gak ngelakuin itu"

"Biar allah yang balas ya sayang"

AMRA Where stories live. Discover now