Sebuah kebohongan dan penghianatan yang tak mampu termaafkan.
Disaat itu pula penyesalan datang menjerumus salah satu nya.
Akan kah berakhir bahagia? atau malah sebaliknya?
Hasil pemikiran saya sendiri!
Di larang mengcopy cerita!
Update sesuai mood...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Suasana malam memang menenangkan apalagi angin serta cuaca nya yang sejuk menambah kesan nyaman bagi Gabriel.
Gabriel masih memikirkan apa salah nya, kenapa Sagara berubah pada nya.
Banyak pertanyaan berkecamuk di pikiran nya sendiri, ingin rasa nya ia tanya kan pada Sagara langsung tapi bertemu saja tidak pernah jangan kan bertemu untuk sekedar membalas pesan dan telpon nya pun tidak.
Ia lelah terus begini, ia ingin menyerah tapi bagaimana pun ia harus tetap kuat menjalani hubungan seperti ini.
Sudah beberapa malam ini ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karna memikirkan masalah hubungan nya.
Lama merenung akhir nya ponsel nya berdering.
"Gara" gumam Riel.
Perasaan nya tak menentu sekarang ada rasa kecewa yang hinggap dalam hati nya, ingin rasa nya ia mengabaikan panggilan itu seperti Sagara sendiri.
Lama memikirkan akhir nya Gabriel pun mengangkat panggilan tersebut.
"Halo" ucap Riel.
"Riel maaf karna tidak sempat mengangkat panggilan mu aku sedang sibuk" ucap Sagara dari sana.
"Tidak apa apa" ucap Riel.
"Baiklah kau sedang apa sekarang?" tanya Sagara.
"Aku ingin tidur" bohong Riel kenapa perasaan nya ini apa yang terjadi pada hati nya, kenapa ia mampu berbohong kepada Sagara.
"Baiklah tidur yang nyenyak ya" ucap Sagara.
"Iya" gumam Riel.
"Gara ayo cepat sayang" ucap seorang wanita dari telpon sebelah sana.
"Iya, maaf sayang jangan salah paham dia hanya teman ku sudah biasa seperti itu kau tidur lah ya, aku matikan dulu" ucap Sagara dengan menutup telpon nya.
Sedangkan Gabriel tidak bicara sama sekali tapi perlahan air mata nya jatuh membasahi pipi cantik nya.
