Sebuah kebohongan dan penghianatan yang tak mampu termaafkan.
Disaat itu pula penyesalan datang menjerumus salah satu nya.
Akan kah berakhir bahagia? atau malah sebaliknya?
Hasil pemikiran saya sendiri!
Di larang mengcopy cerita!
Update sesuai mood...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gabriel masih di tempat di mana ia mendengarkan semua perkataan dari teman teman Sagara dan teman nya sendiri Vrila.
Kemudian ia mengambil ponsel nya.
"Halo"
"Ryo"
"Ada apa Riel? kau di mana kenapa tidak kekelas?"
"Aku di belakang sekolah Ryo"
"Hei kenapa kau kesana, tunggu tunggu kenapa suara mu seperti orang habis menangis?"
Gabriel menundukkan kepala nya air mata yang tadi nya sudah berhenti perlahan mengalir jatuh.
"Ryo" tangis Gabriel dengan menggumamkan nama teman nya itu.
"Astaga kau kenapa, tunggu aku di sana aku akan kesana"
" Tidak tidak aku akan menceritakan sesuatu temui aku di cafe biasa" ucap Gabriel langsung pergi dari sana dengan air mata yang masih mengalir jatuh.
Sementara itu
"Tidak bisa aku tidak bisa memutuskan Gabriel" ucap Sagara.
"Kenapa bukan kah kita akan bertunangan Saga" ucap Vrila.
"Bro yang benar saja" ucap teman nya.
"Pertunangan apa ha?? dulu aku memang berniat mendekati mu, tapi itu dulu tidak untuk sekarang asal kau tau dan aku tau kau wanita seperti apa" ucap Sagara dengan menunjuk Vrila.
Wajah Vrila pias padahal baru tadi ia senang tapi ucapan Sagara melunturkan kesenangan nya.
"Dan taruhan sudah dari dulu bukan taruhan itu tidak ada karna ya aku mengaku kalah" jelas Sagara dengan tegas.
"Untuk mu pergi dari sini jangan sampai aku melihat mu muncul di hadapan ku mau pun Gabriel" ucap Sagara.
Kepalang emosi Vrila kemudian pergi tanpa mengucapkan apa pun dengan kaki nya yang ia hentakkan ke tanah.
"Aku tebak kau pasti sudah menyukai Gabriel" ucap Dion teman Sagara.
"Benar jika tidak kau tidak akan mengaku kalah bukan" ucap Wilson.
Sedangkan Sagara hanya diam saja seolah membenarkan ucapan kedua teman nya.
"Sudah ku duga" ucap Dikta teman Sagara yang sedang merokok di sebelah Dion.
"Pantas saja kau selalu tidak terima jika Wilson selalu menjelekkan Gabriel mu itu haha" tawa Dion.
"Ia dia bahkan memukul ku waktu itu apa lagi saat wanita ular itu menjelekkan Gabriel" ucap Wilson.
Dikta hanya tersenyum tipis karna memang dari awal Sagara sudah tertarik kepada Gabriel.
