⚠ Dilarang keras untuk melakukan plagiasi pada cerita ini. ⚠️
—
> OED <
> 02 — Bayang Lunè <Menjalani hidup dimana kasta hierarki bukan hal yang mudah. Dibagikan atas Alpha, Beta, Omega, yang utama. Bahkan seorang Beta yang tak selemah Omega saja dapat mengalami sikap perbedaan secara terang-terangan.
Mereka yang terlahir Alpha lebih berkuasa memainkan benang kehidupan semasa hidup mereka dan Omega yang akan menjadi boneka diujung benang itu sendiri.
Bukan berarti seorang Omega menjadi boneka hidup pada ujung benang itu, melainkan maknanya mereka sepenuhnya bergantung pada Alpha (mate) mereka sendiri. Tidak ada benang penggerak yang menyiksa mereka, sebaliknya mereka akan mendapat keberuntungan takdir jika sudah bersama. Mereka di puja semestinya, di kasihi, namun tetap saja mereka terlemah maka dari itu harus ada seorang Alpha yang memasang benang pada mereka.
Dan segala hal itu, Kara Aracia mengingkannya.
Keturunan Aracia itu tengah berada di taman higanbana berwarnakan putih miliknya. Jemarinya coba menyentuh kelopak yang amat tipis lebarnya itu, "Sudah mekar." Gumamnya.
"Aku juga ingin bermekar indah seperti ini."
"Kara, saatnya berlatih."
Kara pun spontan menoleh pada entrenadora yang baru saja menyusulinya, lantas ia mengangguk pelan dan bangkit dari sana.
(Entrenadora : Pelatih)
»»——— 𝓞𝓭𝓭 𝓔𝓵 𝓓𝓮𝓼𝓽í ———««
Senja hanpir gelap pun tiba, Kara sedikit memijat telapak kakinya yang terasa agak pegal seusai berlatih.
Pedang yang di bentuk khusus untuk Omega sepertinya berada disisinya, hampir saja telapak tangan mulusnya teriris tajam pedang itu jika ia tak cepat sadar.
"Hampir saja terluka," keluh Kara, lantas ia bangkit dari sana segera kembali ke kamarnya untuk bebenah sebab sebentar lagi jam makan malam akan tiba.
Ia berjalan di atas alas tikar yang terbentang di seluruh pijakan yang ada di kediaman Aracia itu, hingga di detik dimana ia tak sengaja menarik pakaian pelayan yang hendak berlalu lalang. Pelayan itu berdecak, ditangannya tengah membawa genangan air yang berwadahkan khusus. "Tuan Kara, sebaiknya kau berhati-hati. Kau hampir saja membuatku menumpahkan air khusus untuk membasuh Lunè ini." Protes pelayan itu.
Kara lah tuan rumah di kastil itu, ia mengulum bibir bawahnya lantas mengangguk kecil. Bukan pertama kalinya ia mendapat perlakuan tak mengenakan serupa.
Hendak ia ingin melanjut langkahnya, namun pelayan barusan kembali berucap yang membuat Kara kembali mengangguk. Kali ini ia pasrah seakan bisa membayang apa yang akan terjadi kedepannya.
YOU ARE READING
Odd El Destí
Non-Fiction🚫 𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐩𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐫𝐢𝐳𝐞 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐰𝐨𝐫𝐤𝐬. | Sungjake | ABO | Demon | Kebangkitan sosok momok masa lalu setelah lama tertidur jauh dibawah sana bersamaan dengan lahirnya seperihan Moon Goddes, sang Lunè. Keduanya bagai mimpi buruk bagi K...