5 : healing

7 4 2
                                    

Buatlah cerita yang mengandung tiga kata ini: sungai, bianglala, rentenir. Maksimal 1000 kata.

[]

Penilaian Tengah Semester telah usai, itu berarti waktunya mengagendakan healing tipis-tipis. Namun, tampaknya kelas kami belum cukup solid untuk mencapai satu tujuan bersama. Kami, cowok-cowok, bersikeras ingin pergi ke air terjun. Apa yang terlintas di otak kalian ketika mendengar kata healing? Pasti sebagian besar dari kalian langsung membayangkan pemandangan alam yang memanjakan mata serta udara segar yang menenangkan hati dan pikiran. Anak-anak cewek menolaknya. Mereka lebih berminat untuk pergi ke Dufan. Jadi, pada akhirnya cowok-cowok mengagendakan sendiri ke air terjun dan cewek-cewek beserta beberapa cowok yang sebagian besar pacar dari cewek-cewek tersebut—bagi yang punya—tetap berangkat ke Dufan. Salah satu cowok yang ikut ke Dufan adalah Reihan yang berniat menembak pujaan hatinya di bianglala.

Dengan membawa barang-barang seadanya untuk berkemah, kami meluncur menggunakan mobilnya Bagas yang dikendarai oleh Sean. Ya, kami memasrahkan mobil ini pada bule yang tentu saja tidak hafal jalan. Namun, ia ngotot ingin membawa mobil karena katanya ia jago membaca maps. Seharusnya kami tak sepercaya itu karena dia sudah sekitar dua kali salah belok, untungnya kami masih bisa kembali ke jalan yang benar. Selebihnya aman, dia bukan pengemudi ugal-ugalan.

Begitu sampai di lokasi, kami harus berjalan sekitar lima menit ke air terjunnya. Setelah mengucurkan sedikit keringat, kami langsung disambut suara gemercik air terjun dan pemandangan yang terhampar bak lukisan naturalis. Air sungai di sini jernih, arusnya tidak terlalu kencang, dan tidak cetek juga tidak dalam.

Kami menaruh tas kami di atas bebatuan, lantas mulai menanggalkan baju menyisakan celana pendek saja.

"Jer, lu bawa tenda 'kan?" tanya Azhar sembari menyentuh lengan Jerico.

Jerico tampak berpikir sejenak, lalu berkata tanpa rasa bersalah, "Aduh, lupa gue." Kami semua mendecak kecewa.

"Ya elah, gue udah bawa kompor juga!" protes Malik.

"Ah elu, gimana sih? Terus kita kagak jadi camping dong!" Wawan ikut emosi.

Aku ikut menimpali, "Lu juga cuma bawa baju sebiji doang 'kan, Wan?Gimana sih?"

"Eh, gue kan dari awal emang niat bawa diri doang, yang lain opsional."

"Sorry yah," ucap Jerico sambil cengengesan.

Tiba-tiba Sean merangkul pundak Jerico sambil menatap ke depan. "Jerico,  laki-laki itu yang dipegang omongannya."

Kami tertawa geli. Sean ini rupanya kayak jiwa bapak-bapak yang terperangkap dalam tubuh anak SMA.

"Ya udah kita bakar-bakar aja abis ini," putusku.

"Bakar apa?" tanya Revan.

"Gue bawa sosis sama kacang," jawabku

"Lah kacang mah nggak perlu dibakar," balasnya lagi.

"Lah tukang wedang ronde bakar kacang," balasku lagi.

"Gue juga ada jagung sama wajan di mobil," tambah Bagas.

Setelah selesai merancang acara bakar-bakar, kami antre di atas salah satu batu besar kemudian masing-masing dari kami locat terjun ke air sungai. Setelah percobaan yang pertama, kami naik lagi ke atas batu besar tersebut untuk menggelar kompetisi loncat paling bagus kecil-kecilan.

Acara berlibur ke air terjun ini benar-benar acara yang sesuai untuk menghilangkan kepenatan dan menyegarkan otak kami yang habis diperas saat PTS. Kalau kau stres karena putus cinta, dikejar-kejar rentenir, atau kerjaan yang menumpuk, coba deh main-main ke air terjun. Aku nggak menjamin mentalmu akan pulih sekuat baja habis dari sini, cuma kau perlu sekali-sekali menyentuh alam saat suntuk di kehidupan sehari-harimu.

[]

Hari ini kita pindah POV lagi! Nama karakter tidak di-mention tapi tokoh ini sering muncul kok sebelum-sebelumnya. Iyes, ini POV-nya Ali.

Btw ini chapter paling pendek. Aku nggak mau bikin cerita rumit karena di-limit 1000 kata.

Senin, 5 Februari 2024

REAKSI IV - NPC Daily Writing Challenge 2024Where stories live. Discover now