25 : fever dream

9 3 0
                                    

Buatlah cerita dengan genre, "New Weird."

[]

Semenjak hari itu, aku tak bisa kembali ke wujud asalku. Begitu pula Mama yang tiba-tiba berubah sepertiku. Hari-hariku pun tak lagi senormal biasanya.

Penglihatan mataku yang irisnya merah menyala kian jernih hari demi hari. Dan sepertinya, kini aku dapat melihat peristiwa-peristiwa dari masa lalu dan masa depan meski hanya sekelebatan.

Dari apa yang telah aku lihat, keluargaku berasal dari sebuah planet bernama Cyangolia yang berada di galaksi Cygatis. Awalnya di sana keluarga kami merupakan kasta menengah ke bawah dan kakekku bekerja sebagai pengepul benda-benda berharga alias penambang liar. Suatu hari hidup kami berubah karena penemuan kakekku dan ia mulai dikenal orang-orang dari berbagai kalangan termasuk pada kasta tertinggi. Setelah itu, dia dipercaya sebagai penasihat raja.

Keluarga kami telah naik kasta-hanya satu kasta di bawah keluarga kerajaan. Bapak yang bekerja sebagai diplomat ditempatkan di Planet Bumi untuk menjadi duta besar. Ia turut membawa Mama kemari dan lahirlah aku di sini.

Ada satu lagi kemampuanku, yaitu aku bisa berteleportasi. Aku memanfaatkan kemampuanku tiap berangkat dan pulang sekolah. Demi tak terlihat mencolok, aku pakai kacamata hitam tiap di sekolah. Namun, hal itu malah membuatku mencolok sehingga aku terpaksa melepasnya dan membuat semua orang tahu akan sepasang iris merahku.

Makin hari, orang-orang mulai menerima wujud baruku dan kemampuan-kemampuanku yang berbeda dari manusia biasa. Jadi, aku bisa menjalani hari-hariku seperti biasa lagi.

Namun, semua itu berubah pada suatu hari. Hari itu aku baru pulang sekolah. Cuaca mendung seperti biasanya. Tiba-tiba ada sebuah lubang terbentuk di langit membelah awan-awan hitam. Dari lubang tersebut sebuah portal terbentuk dan menampakkan langit malam bertabur bintang, lalu keluarlah sebuah pesawat luar angkasa berbentuk seperti ngengat raksasa. Tak lama kemudian lubang-lubang lain terbentuk di atas sana dan dari lubang tersebut keluar pesawat-pesawat yang lebih kecil yang juga berbentuk seperti serangga-serangga seperti lalat, nyamuk, kumbang, dan capung.

Keberadaan kapal-kapal angkasa tersebut menimbulkan kesiur angin yang amat hebat hingga membuat orang-orang berhamburan, menerbangkan mobil-mobil, hingga mencabut pohon dari akarnya. Dengan deru mesinnya yang amat bising, pergerakan pesawat-pesawat tersebut mampu memekakkan telinga kami. Para pesawat tersebut mendarat tepat di depan rumahku. Rumahku tak memiliki parkiran luas di halamannya, apalagi basement, mereka tak menghiraukan keberadaan rumah-rumah di sekitar rumahku dan langsung parkir di atasnya tanpa rasa bersalah.

Kesiur angin yang tak kalah besar muncul ketika mereka membuka pintu pesawat, sebuah tangga muncul dari masing-masing pesawat yang menimbulkan bunyi berdebum kala menghantam bumi. Dari masing-masing pesawat luar angkasa keluar orang-orang di dalamnya yang rupanya sama sepertiku, berambut ungu dan mata merah menyala meski tubuh kami tetap selayaknya manusia bumi. Meski begitu, penampilan mereka seperti tertinggal puluhan bahkan ratusan tahun dari manusia bumi-atau mungkin beginilah gambaran penampilan yang akan menjadi trend di masa depan. Pakaian yang mereka kenakan selayaknya bangsawan era Victoria. Yang wanita mengenakan ballgown panjang hingga menyentuh tanah disertai korset yang membuat pinggang mereka tampak kecil. Para pria mengenakan jas yang panjang di bagian belakang, celana panjang, dan sepatu mengilap. Gaya rambut mereka pun seperti pada era 70 sampai 2000-an awal.

Seorang lelaki yang umurnya kira-kira lima tahun di atasku berjalan ke arahku. Sol sepatunya yang beradu dengan aspal menciptakan bunyi gemeletap. Pemuda itu berhenti ketika jarak kami terpaut satu meter. Cowok tampan yang rambutnya mirip Sasuke itu tersenyum dingin. "Adikku, kau telah melanggar peraturan terbesar bangsa kami."

REAKSI IV - NPC Daily Writing Challenge 2024Where stories live. Discover now