7 : i never forget you

8 3 1
                                    

Buatlah songfic dari lagu terakhir yang kalian dengar. Platform yang digunakan bebas yang penting legal, bukan bajakan. Jika ada yang tidak mendengarkan lagu, bisa pilih lagu secara random yang penting ada liriknya.

"About You - The 1975"

[]


I know a place
It's somewhere I go when I need to remember your face
We get married in our heads
Something to do while we try to recall how we met

Bima sialan! Begini caranya menyambutku?

Aku yakin dia sengaja memutar lagu ini, lalu keluar dari ruangan—lapar katanya, mau makan dulu.

Padahal sebelum memantapkan kakiku untuk berjalan ke ruangan ini, aku sudah menyiapkan mental dan memasang pertahanan sekuat baja. Aku akan bersikap normal titik.

Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten about you?

Benar kata orang kalau jangan menyimpan lagu untuk seseorang. Namun, mau bagaimana lagi?

Lagu inilah yang kami nyanyikan dari panggung ke panggung. Lagu ini seolah menjadi lagu wajib kami. Setiap pertemuan kami, lagu ini selalu terputar dari playlist kami.

Mau tak mau, aku menyimpan sosoknya dalam lagu ini. Tiap gerak-geriknya, tiap kegiatan yang kami lakukan berdua, ingin kurekam sebagai video klip dari lagu ini.

You and I (don't let go)
Were alive (don't let go)
With nothing to do, I could lay and just look in your eyes
Wait (don't let go)
And pretend (don't let go)
Hold on and hope that we'll find our way back in the end

Saat itu lagu ini terdengar amat indah. Nuansanya seperti orang yang sedang menikmati momen-momen bersama orang yang dicintai. Ketika mereka bersama, dunia ini seperti milik berdua. Apapun yang dilakukan pasangannya meski itu hanya hal kecil atau hal-hal yang konyol menjadi terlihat begitu indah.

Namun, aku baru menyadarinya sekarang.

Lagu ini bukan tentang dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Lagu ini justru berkisah tentang pasangan yang sudah putus dan sedang mengingat-ingat kenangan saat mereka bersama. Jika suatu saat nanti ada kesempatannya, mereka ingin kembali bersama. Yah, kalau disimpulkan sih gagal move on, cintanya nyangkut di orang lama.

Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten about you?
Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten about you?

Tidak, aku tidak akan lupa apa pun tentangmu. Semuanya masih terekam jelas di otakku hingga saat ini.

Kami mulai dekat karena sama-sama tergabung dalam band sekolah. Dia adalah vokalis, sedangkan aku adalah gitaris yang terkadang merangkap sebagai vokalis juga, seperti halnya ketika menyanyikan lagi ini. Dari pertemuan-pertemuan kami di ruangan ini, kami mulai dekat.

Beberapa bulan setelah bertemu denganmu mampu mengubah pandanganku tentangmu. Aku awalnya hanya menganggapmu sebatas seorang gadis yang baik hati, kalem, dan suaranya bagus. Namun, setelah itu aku mulai menyukai segalanya tentangmu, aku merasa semakin kagum dengan sifatmu setelah kami sering bertukar pandangan dan bercerita banyak hal. Senyuman manismu, kulit sawo matangmu yang sinarnya makin terang ketika diterpa sinar mentari, binar dari sepasang mata belo itu, serta rambut ikalmu yang legam benar-benar menyempurnakan keseluruhan dari penampilanmu.

Aku ingat waktu itu kami hanya berdua di ruangan musik, di sore hari. Latihan sudah selesai, tetapi entah mengapa kami berdua masih betah terperangkap di sini. Kami begitu larut dalam percakapan ngalor-ngidul kami.

Saat itu juga, aku memberanikan diri untuk menyatakan segala pandanganku tentangmu. Aku mencurahkan segalanya padamu. Aku menembakmu. Tanpa membuatku menunggu lama, kau menerimanya. Namun, ada satu syarat yang harus kami berdua penuhi. Kami tidak boleh bilang pada siapa-siapa dulu kalau kami sudah berpacaran. Katanya, tidak enak tiba-tiba dikenal di sekolah sebagai "pacarnya Ali".

Hari-hari kami lalui sebagai sepasang kekasih tanpa diketahui orang-orang. Lama-lama, hubungan kami terendus oleh anggota band. Mereka lama-lama menyadari kalau kami suka jalan berdua sepulang latihan. Atas persetujuan kami berdua, kami mengungkap kebenarannya pada mereka. Selain itu belum ada yang boleh tahu.

Maka dari itu, aku menjalani kehidupanku seperti biasa. Di sekolah aku berkawan dengan siapa saja mau laki-laki, perempuan, guru, penjual di kantin, bahkan tukang kebun. Sepulang sekolah, semua waktuku penuh untuknya.

Awalnya dia tidak keberatan akan hal itu. Toh yang penting hubungan kami tidak terbongkar. Namun, tampaknya ia mengingkari pernyataannya sendiri. Ia curhat pada temannya. Aku tak masalah dengan hal itu, berarti ia mempercayai temannya 'kan?

Namun, masalah akan muncul ketika teman tersebut tak setuju ia berpacaran denganku. Temannya meragukan kesetiaanku. Meski aku terbuka tentang siapa saja teman-temanku, sejak saat itu ia mulai sering mempertanyakan apakah aku benar-benar cinta padanya atau tidak. Bahkan ia sering mengode agar kami mulai terbuka dan mengatakan bahwa kami berpacaran. Namun, karena aku goblok, aku menanggapi semuanya dengan candaan.

Dalam beberapa bulan terakhir hubungan kami, sosoknya tampak sedikit redup di mataku. Binar itu tak lagi sebenderang sebelum-sebelumnya. Aku mulai serius menanggapi pertanyaan-pertanyaannya yang sering dilontarkan tiba-tiba. Kami dilanda dilema. Apa kami harus terang-terangan mengakui hubungan kami atau tidak?

Singkat cerita, kami putus sebulan lalu. Alasannya karena kami capek pacaran sembunyi-sembunyi, tapi enggan mengakuinya ke publik. Padahal, aku oke-oke saja walau satu dunia tahu kami pacaran. Dia yang masih berat antara masih nyaman menjalin hubungan diam-diam di mana tidak ada orang lain ikut campur, tapi tidak ingin ada cewek lain terlalu dekat denganku—yang mana itu merupakan hasutan temannya. Pernyataan ini mungkin akan menimbulkan pro-kontra, tapi ... kami putus baik-baik.

"And there was something about you that now I can't remember
It's the same damn thing that made my heart surrender
And I'll miss you on a train
I'll miss you in the morning
I never know what to think about"

Suara lembut itu menyambangi telingaku. Aku yang sejak tadi termenung langsung mencari asal suaranya. Ketika mataku menatap wujudnya yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya, entah kenapa perasaanku bercampur aduk. Aku merasa seluruh pertahananku runtuh seketika, mentalku yang telah kupersiapkan untuk bersikap seolah tak terjadi apa-apa jelas ciut. Namun, ada perasaan gembira karena aku masih dapat melihatnya dari dekat, dan mungkin tiap hari mulai sekarang.

Bagaimanapun, aku tak tahan untuk tak menyapanya. "Naomi, belom liat yang lain?"

Ia yang tadinya menunduk langsung mendangak menatapku. "Belom, sih."

"Oh, tadi kayaknya ada Bima di kantin sama temen-temennya," tambahnya.

"Ya udah, nanti kita mulai jam setengah empat aja. Bentar lagi mau ashar juga," balasku sembari membuka ponsel untuk segera memberikan pengumuman kepada yang lain.

I think about you
About you
Do you think I have forgotten about you?
About you
About you
Do you think I have forgotten about you?

Hari ini percakapan kami masih sebatas basa-basi. Namun, itu adalah kemajuan karena sudah sebulan ini kami belum bertegur sapa lagi. Aku senang melihatnya yang rupanya tak dendam padaku. Aku senang bahwa kami sama-sama berusaha untuk bersikap senormal mungkin di depan satu sama lain maupun di depan anggota band yang lain.

Meski harus memulai semuanya secara perlahan lagi seperti dulu, aku tak masalah.

[]

Peringatan satu minggu DWC, hari ini admin ngasih tema senang-senang dulu. Untungnya kemarin malam saya nggak mau disuruh nyetel JJ angkot.

Rabu, 7 Februari 2024

REAKSI IV - NPC Daily Writing Challenge 2024Where stories live. Discover now