O2. Acrux Eridanus de Lynx

17.7K 1.7K 44
                                    

Familyship & brothership

.

Bau masakan begitu menggugah selera, banyak makanan nantinya akan berderet rapi di meja makan. Para maid dengan senang hati membuatkan makanan yang diperintahkan oleh sang Tuan. Setelah sekian lama Tuannya mengabaikan para anaknya, hari ini Tuannya menyuruh mereka membuatkan masakan kesukaan Tuan muda. Semoga ini awal yang baik, iya semoga saja.

Mata tajam bak elang itu mengedarkan pandangannya ke dapur mansion, para maid terlihat sibuk seperti biasa. Namun entah kenapa kali ini terlihat berbeda, ada senyuman yang terbit dari bibir para maid.

'Apa ada perayaan?'

"Tuan muda Acrux?" Sapa seorang pria yang sudah berumur. Dia Dene, kepala pelayan di mansion ini. Dene adalah orang paling dihormati oleh para Tuan muda, mereka juga menganggap Dene sebagai ayah dari mereka.

Acrux adalah anak pertama dari Alynx, ia mempunyai perawakan yang hampir sama dengan sang ayah. Rambut berwarna hitam legam, tubuh tegap, terlihat gagah dan berwibawa hanya warna matanya saja yang berbeda dengan Alynx, warna manik mata Acrux adalah abu-abu. Saat ini usinya menginjak 24 tahun. Acrux itu bisa dibilang alat bisnisnya Alynx, karena Alynx tahu anak pertamanya itu mampu menjalankan perintahnya dengan otak cerdas anaknya itu, walau harus dengan paksaan. Acrux punya cita-cita sendiri, tapi Alynx mengurung Acrux dalam ruangan dengan seorang guru terpecaya yang telah disewa Alynx untuk mengajari Acrux di bidang bisnis. Acrux hanyalah alat Alynx untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya.

Acrux menoleh pada Dene, bibirnya menyunggingkan senyuman tipis. Kata dingin dari para Tuan muda akan menguap jika Dene yang berbicara, "Oh, paman Dene. Bagaimana kabar paman?"

Dene tersenyum mendengar penuturan halus dari sang Tuan muda,"Saya baik Tuan muda, Anda sendiri bagaimana? Setelah melakukan pekerjaan diluar negeri selama hampir dua minggu."

Acrux menganggukkan kepalanya,"Aku baikー" lalu ia melirik para maid yang masih sibuk dengan masakan yang baraneka ragam itu, "ーPaman," panggil Acrux.

"Iya Tuan muda?" sahut Dene dengan nada yang tak menguragi rasa hormatnya pada Tuan muda pertama ini.

"Apa ada perayaan?" tanya Acrux menatap Dene.

Dene menatap Acrux dengan bingung, "Perayaan? Tidak ada Tuan muda," ucapnya, kenapa Tuan mudanya ini mengira akan ada suatu perayaan? Bukannya hal biasa, para maid bekerja untuk memasak bahkan bersih-bersih.

Acrux mengernyitkan dahinya, "Tidak ada? Kenapa maid memasak sebanyak ini, terlebih menu iniー"

Dene tersenyum, "Ini perintah Tuan besar Alynx."

"Hah?!" Teriak Acrux, persetan dengan wajah datarnya atau apalah itu, intinya dirinya saat ini benar terkejut dengan ucapan Dene. Apa? Ia tak salah dengar? Ayahnya yang menyuruh?! Sepertinya dunia sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Dene menganggukkan kepalanya, "Benar Tuan, ini perintah beliau."

Tangan Acrux mengepal hebat hingga terlihat tonjolan otot-otot tangan itu, dirinya tak tahu harus senang atau sedih. Pasalnya ia sudah muak dengan kelakuan ayahnya yang sok baik teruyama pada bungsu. Bahkan Alynx pernah menyuruh maid hanya memasak olahan seafood, sedangkan bungsu alergi seafood. Si bungsu mau tak mau juga ikut memakan itu, karena ia beranggapan bahwa ayahnya mulai menyayanginya, hanya si bungsu yang terlihat haus akan kasih sayang seorang ayah.

Alynx punya ambisi untuk membunuh bungsu karena di antara keenam anaknya, yang sangat mirip dengan dengan mantan istrinya hanya si bungsu, Bahkan tatapan matanya pun sama, dari situ Alynx sangat benci dengan bungsu yang mengingatkannya pada mantan istrinya yang mengkhianatinya itu. Ia berlagak seperti ayah yang baik dan bodohnya bungsunya itu menganggapnya benar-benar menyayangi dirinya.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang