12. Ayo Beri Satu Kesempatan

15.8K 1.9K 165
                                    

Familyship & brothership

.

Pintu kamar dengan cat berwarna dark brown itu terbuka, menampilkan sosok pemuda dengan paras rupawan yang mengenakan piercing berbandul sayap di telinga kanannya.

"Arcturus, dari mana kau?" Tanya Antares saat mendapati sang kembaran yang beberapa menit lalu entah kemana.

Mereka saat ini berada di kamar Aries. Kamar Aries memang biasa didatangi dua makhluk yang tak lain adalah kembarannya sendiri. Terkadang merasa Aries jengkel, kenapa harus kamarnya sih yang dijadikan tempat kumpul.

Arcturus merebahkan kepalanya di paha Aries, "Tak kemana-mana, dari dapur bawah."

Ketiganya saat ini tengah duduk di atas karpet berbulu berwarna putih. Antares duduk di sebelah kanan Aries, ia mendekap sebuah toples yang berisikan keripik pisang.

Tangan kanan Aries memainkan rambut Arcturus, sang empu tak keberatan sama sekali. Beda lagi kalau itu Antares, mungkin dirinya akan menendang Antares agar menjauh darinya.

Keheningan terjadi di antara ketiganya. Mereka fokus pada layar televisi di kamar Aries yang menayangkan tentang perjalan tiga orang sahabat melawan para penyihir jahat.

"Hey," ucap Arcturus membuka topik dan hanya dibalas deheman oleh kedua kembarannya.

Arcturus bangun lalu duduk di samping kiri Aries, "Apa yang kalian lakukan jika dia benar-benar berubah?"

Aries dan Antares menoleh ke arah Arcturus.

"Maksudmu ayah?" Tanya Aries mengernyitkan dahinya.

Arcturus mengangguk samar, maniknya menatap layar televisi dengan pandangan yang sulit di artikan.

Antares mengangkat bahunya singkat lalu kembali melihat tayangan televisi, "Entahlah, luka fisik memang hilang walau membekas, namun luka hati sulit untuk dilupakan dan dilepas."

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang bajingan itu?" Lanjut Antares dengan nada kasar.

Arcturus hanya diam, ia tengah bimbang sekarang. Padahal dirinya tak pernah merasakan ini sebelumnya.

"Arcturus?"

"Aku melihatnya menangis," ucap Arcturus melihat ke arah Antares dan Aries bergantian.

Antares menyeringai, "Hah? Bajingan itu menangis?"

Aries menatap Antares tajam, "Berhenti menyebut ayah bajingan!"

"Aries! Dari dulu aku sudah bilang, dia bukan ayah kita lagi!" Ucap Antares dengan nada tinggi, ia tak suka Aries yang masih menganggap bajingan itu ayahnya. Dia tak pantas disebut dengan sebutan Ayah.

Aries tetap menatap Antares dengan tajam, ia menunjukkan kepalan tanganya dihadapan Antares, "Bagaimana buruknya ayah, dia tetap ayah kita Antares. Jangan buat aku untuk menjadikanmu samsak tinjuku!"

Arcturus menghela napas lelah, "Bisakah kita kembali ke topik?" Tanyanya, kedua saudara kembarnya itu langsung mengalihkan pandangan satu sama lain. Masih ada gejolak amarah pada diri keduanya.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang