06. White Rose

14.1K 1.5K 48
                                    

Familyship & brothership

.

Putih.

Itu yang terlihat dimata Altair saat ini, sepertinya ini berada di bawah alam sadar. Pasalnya ia berada ditubuhnya sendiri bukan ditubuh Alynx.

Kakinya melangkah tak tentu arah sampai manik matanya menangkap suatu objek yang tengah duduk di bangku dan dikelilingi mawar putih. Sosok itu menundukkan kepalanya seolah tengah menyesali sesuatu.

Altair dengan ragu berjalan menuju sosok itu.

"Hey," sapa Altair.

Sosok itu mendongak, netra jelaganya bersitubruk dengan manik Altair.

Mata Altair membola melihat sosok yang berada di depannya ini dengan manik mata yang terlihat sangat menyedihkan, "Alynx!"

"Kau, Altair?" Tanya Alynx yang asli menatap Altair dengan lamat.

"Begitulah," jawab Altair mengalihkan pandangannya pada mawar-mawar putih yang mengitari Alynx.

"Hm, begitu."

Altair kembali menatap Alynx, "Aku butuh alasan kenapa aku berada di sini, maksudku berada ditubuh Anda."

Alynx menatap pemuda yang berusia sama dengan anak kelimanya itu, "Panggil saja aku ayah," ucap Alynx dengan senyuman tipis terpampang di wajah tampannya.

Altaur tersentak, "Ayah?" Ucapnya lirih.

'Ayah ya?'

Alynx beranjak dari duduknya, berdiri tepat di depan Altair, "Sebelum aku menjawab, aku mau kau melihat sesuatu."

Altair mengerutkan dahinya, "Sesuatu?"

Senyuman Alynx kembali terbit, "Ya, jabat tanganku," ucap Alynx mengulurkan tangan kanannya.

Slap

Mata Altair mengedarkan pandangannya, ini seperti perpustakaan pribadi. Manik itu menoleh ke kanan dan melihat sosok anak kecil dengan seorang pria yang terlihat tegas menatap anak kecil itu dengan tajam.

'Apa ini gambaran masa lalu?'

"Tuan muda, jika Anda tidak bisa menguasai bidang ini maka Anda akan dihapus dari pohon keluarga Lynx," ucap pria itu dengan nada tegas.

Anak kecil yang diperkirakan usianya masih sepuluh tahunan mengeratkan kepalan tangannya di bawah meja yang penuh tumpukan buku itu, "Aku tak suka bisnis!"

"ACRUX!" Teriak Alynx yang baru saja datang dengan penuh emosi.

Acrux tersentak ketika mendengar teriakan sanga ayah, kepalanya tertunduk takut, "Ayah," ucapnya dengan lirih.

Brak

Alynx menggebrak meja yang tepat di depan Acrux. Matanya menatap Acrux dengan tajam.

"Kau harus bisa! Mau ditaruh dimana anak pertama seorang Alynx tak bisa menguasi bisnis!"

Acrux kecil mendongakkan kepalanya menatap sang ayah, "Tapi aku ingin menjadi pilot!"

Pipi Acrux dicengkram kuat oleh Alynx bahkan dari pipi anak itu terlihat ada darah yang merembes keluar karena kuku dari Alynx.

Alynx terkekeh, "Jangan konyol, buang jauh-jauh cita-cita bodohmu itu! Kau tak berhak untuk memilih masa depan!"

"Aku ingin jadi pilot!" Teriak Acrux dengan susah payah karena sakit di pipinya. 

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang