1O. Duda Keren Katanya

15.3K 1.8K 122
                                    

Familyship & brothership

.

Bau masakan tercium sangat harum memenuhi beberapa ruangan di mansion Alynx pagi ini. Maid yang bertugas memasak tengah metetakkan lauk pauk di atas meja makan untuk sarapan Tuan besar dan para Tuan muda mereka. Sedangkan si duda keren kita ini sedang membuat pancake untuk tambahan bekal anak-anaknya. Ya, dia berencana memberikan bekal kepada Aldebaran juga walaupun anaknya itu hanya beberapa jam di sekolah. Kalau Acrux mau, dengan senang hati ia akan memberikannya juga, tadi ia bahkan sempat berpikir untuk mengantarkan pancake ini ke markas triplets tapi tidak jadi, karena ia takut pancakenya malah dibuang.

Suara lonceng jam berbunyi enam kali menggema di mansion Alynx. menunjukkan saat ini pas jam enam pagi. Auriga menuruni tangga dengan semangat, senyuman manisnya tak sirna dari wajahnya. Pipinya yang chuby ikut bergerak saat ia sedang berlari menuruni tangga.

Tap
Tap
Tap

Suara lari dari Auriga terdengar begitu nyaring membuat para maid yang ada di sana menoleh kesumber suara.

"Auriga, jangan lari-lari!" Peringat Alynx ketika mendengar suara lari Auriga yang kian mendekat ke arahnya. Alynx tak menoleh sedikit pun, dirinya fokus membalikkan pancake yang ia buat. ia sudah tahu betul siapa yang berlarian di mansion jika bukan anak bungsunya.

Hap

Auriga memeluk Alynx dari belakang, Alynx tersenyum lalu membalikkan badannya.

Auriga mengurai pelukannya dan menatap sang, "Selamat pagi ayah!"

Tangan kanan Alynx bergerak untuk menggusak rambut Auriga, "Pagi juga sayang, bagaimana tidurmu hm?" Ucap Alynx dengan nada lembut, jangan lupakan senyuman menawannya.

Auriga tersenyum lebar mendapati sang ayah meresponnya dengan baik, "Sangat nyenyak! Ayah sendiri?"

Alynx mengusap dagunya dengan wajah sok memelas, "Hmm.. Sedikit kesepian."

"Hee kenapa?" Tanya Auriga penasaran, kenapa tiba-tiba ayahnya bilang kesepian? Kan dulu-dulu ayahnya berharap bahwa anak-anaknya itu lebih baik tak ada di mansion.

"Karena tidak ada dirimu," ucap Alynx dengan jahil sambil menjawil hidung Auriga.

"Ayah!" Seru Auriga ketika hidungnya terkena sedikit adonan pancake karena ulah ayahnya barusan. Auriga langsung mengusap hidungnya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa.

'Kok jatuhnya kayak pedofil?!' Batin Alynx menjerit.

Alynx segera menepis pemikirannya, "Kau mau ayah bawakan pancake sebagai pelengkap bekalmu?" Tanya Alynx mengangkat pancake terakhir lalu meletakkannya ke atas wadah bersama pancake yang lain.

Auriga mengangguk semangat, "Mau! Sama sirup maple yang banyak!" ucap Auriga, bahkan ia sampai merentangkan tangannya guna mendeskripsikan kata 'banyak'

Alynx tersenyum geli melihat tingkah laku Auriga, "Laksanakan!"

Alynx dengan cekatan memasukkan makanan untuk bekal utama Auriga, menu hari ini adalah tumis sosis kentang buatan Alynx yang ia masak sebelum membuat pancake, ayam goreng madu dan sup jagung telur buatan maid. Dan tak ketinggalan Alynx memasukkan pancake ke dalam kotak bekal yang lain.

"Ayah! Jangan lupa sirupnya," ucap Auriga yang sedari tadi melihat ayahnya menyiapkan bekal untuknya. Senang sekali rasanya, ayolah ini pertama kalinya ia di perlakukan seperti oleh ayahnya. Bisakah Auriga melambatkan waktu? Ia tak ingin pergi cepat-cepat ke sekolah, ia ingin terus bersama ayahnya.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang