-01

4.9K 100 1
                                    

tahun demi tahun terlewati banyak hal yang terjadi sudah dilalui. Raga tetap hidup namun perasaan? Rasanya hampir mati rasa.

Marsela calling 

" nala kita jadi liburan kapan?"

" tunggu jadwal kerja gw ada ya, tunggu awal bulan baru bisa kita sesuain"

" iya udah, nanti kita atur-atur lagi aja. Btw soal perkataan bunda lu kemarin gimana? Lu acc? "

" belum tau gw sel "

" kan cuman buat dikenalin doang bukan langsung dinikahin"

" ya iya sihh, tapi kan.. "

" mau sampe kapan lu kaya gini terus, ga ada salahnya kan "

" dicoba dulu aja apa ya?"

" ya udah coba dulu aja, klo lu ga coba ya lu ga akan tau kan "

" gimana ntar aja, selebih nya pasti gw bakal cerita. Lu sendiri gimana? "

" gw juga cobain lanjutin sama yg sekarang cuman ga begitu berharap lebih, ntar ujungnya sama aja kaya yg kemarin "

" susah emang nemu cowo yg baik itu "

" cowo baik banyak, cuman emang belum waktunya aja deket sama kita. Ada cowo baik tapi ga bisa digapai"

" banyak contohnya crush gw kan dari berbagai negara banyak "

"ga usah disebutin, bosen gw denger nya. Minimal yg satu negara lah "

" ya ada sih yg lagi rame sekarang "

" siapa? Tumben dapet idola baru satu negara, sakit lo?"

" mayor teddy di liat-liat manis juga "

"ga nyangka lu jadi salah satu cegilnya"

"namanya juga halu bebas ke siapa aja kan "

" iya deh terserah lo, palingan juga seminggu kedepan dah ganti lagi crush halu lo itu"

" bisa jadi, dia manis tapi jutek. 4 hari juga selesai gw crush in dia"

" Nala udah dulu, gw mesti balik kerja. Ntar gw kabarin lagi"

" ya oke sel"

.
.
.

Niskala sedikit termenung memikirkan obrolannya dengan marsela tadi siang memang benar tak ada salahnya mencobakan?

Niskala pun melirik jam dinding kamar yg menunjukkan pukul 8 malam. Ia tergerak menuju meja dan mengambil laptop nya, membuka dan mengerjakan beberapa laporan yg mesti ia kerjakan. Tanpa terasa 4 jam berlalu suara ketikan keyboard itu pun berhenti.

Melirik jam dinding kembali, ah sudah berganti hari ternyata waktu menunjukkan pukul 00.00

Niskala mengurut dahi nya sejenak. Berniat untuk menyudahi pekerjaannya dan mulai membawa pikiran lelahnya pada mimpi yang damai.
.
.
.

Niskala mendengar beberapa obrolan disekitarnya tak luput dari pembicaraan ajudan nan tampan yg dikagumi berbagai kalangan itu.

"ni orang bener-bener ga ada habisnya dah bahas ajudan yg satu itu" gumam Niskala dalam hati

" assalamualaikum, kaka pulang"

" waalaikumsalam " balas singkat bundanya

" lagi ngobrol sama siapa sih bun sampe anaknya ga dilirik sedikit pun" ucap Niskala dengan nada sedih nan jenaka ituu sembari memeluk sang ibunda dari belakang

" duh kak gak gitu, ini loh lagi ngobrol sama mas agung " ucap bunda sembari memperlihatkan layar hp yg tertera vidio call dengan seseorang yg ia kenal

"ehh mas agung, lama gak ketemuu ampun deh anak bengkulu dah jadi anak ibukota sekarang" ucap niskala

" lohh gak gituuu, yaampun adek kuu yg satu ini dah dewasa ternyata yaa. Masih kuliah kah sekarang?"

"gini nii gara-gara gak ngasih kabar adek sepupu sendiri lupa kan, aku dah kerjaa mas. Dah tua aku tuuu "

" ihh iyaa adekku dah tuaa bangett "

"Tapi lebih tuaan mas agung sih, minimal udah ngasih kepastian calonnya"

" loh ini nih yg bahaya, main tuduh aja. Coba kasih tauu tante ada hal apa sampe aku telfon tantee "

" jadi gini kak, mas agung telfon karna ngasih kabar dia mau nikah pertengahan tahun ini "

" lohh? ikutt seneng mas, akhirnya abang sepupuku tidak menyendiri lagii "

" iya akhirnyaa, kamu kapan dong dek. Minimal ada aja dulu"

"tuh kak dengerin apa kata mas agung"

"Ini kan lagi bahas mas agung kenapa jadi berubah jadi bahas aku"

"apa perlu mas kenalin temen mas? Ada yg ganteng loh dek"

"Ga ah, temen mas halo dek semua. Ga sanggup aku"

"Palingan juga kalo udah ketemu ntar malah minta dibantuin"

"ga ya ga akan"

"Kita liat aja nanti... "

Terdengar sayup-sayup suara yg memanggil abang sepupunya
(agung bisa kesini sebentar? Bapak
manggil kamu)

"Ohiya sebentar pakted saya segera kesana"

" dek nanti dilanjut lagi yaa, mas dipanggil bapak. Nanti dilanjut lagi ya tante "

"oke mas"

Telfon itupun dimatikan secara sepihak.

"Kak jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Pembicaraan kemarin ituloh kak"

Niskala pun menghela nafas
"Ya udah gimana bunda aja, tapi bukan berarti aku setuju ya bun. Cuman sekedar temen kenalan dulu aja "

"alhamdulillah nah oke kak, makanan udah bunda angetin disimpen dimeja makan. Kaka tinggal makan aja, bunda mau hubungin lagi orangnya"

"iya bun" balas Niskala dan berjalan menuju kamarnya

Menggantung jaketnya dan merebahkan dirinya pada magnet terkuat dikamarnya apalagi kalo bukan kasur empuk nan nyaman itu.

Mencoba memainkan hp nya, membalas beberapa pesan yg belum sempat ia jawab. Merambah pada dunia social media miliknya.

"ini diliat-liat fyp gw knp mayor teddy semua dah perasaan nge like cuman baru beberapa kali, ini beneran deh cegil nya banyak amat" gumam Niskala

" tapii ternyata dia gak sejutek itu, ehh ini dia bisa senyum juga ternyata" gumamnya lagi

" manis banget loh, gentelman juga" gumamnya lagi dan lagi

"Duh udah-udah bisa gila gw lama-lama" sadarnya pada diri sendiri

Niskala menyimpan hpnya dan berjalan pada jendela kamarnya. Menatap langit gelap yang dihiasi beberapa bintang bersinar diatas sana.

sendiri itu tenang tapi entah mengapa rasanya se-sepi ini.

Teringat raut wajah manis yg ia lihat tadi itu terbayang.

Tanpa terasa lengkungan tipis dibibir menghiasi wajahnya dan detak itu kian berirama tanpa Niskala sadari.


TO BE CONTINUE





heartbeatWhere stories live. Discover now