-08

1.3K 111 7
                                    

Note : untuk nama tempat dan daerahnya aku ciptain sendiri ya gais. klo ada perbedaan dll jdi gak ada sangkut pautnya dengan nama tempat yg ada. Imajinasi aja pokonya hehe

.
.
.

"Dek mau abang temenin cari tempat tinggal nya?"

"Gak usah bang, bang genta juga kan harus cari tempat buat sendiri juga"

"Yakin nih?"

"Yakin bang beneran"

"Kalo ada apa-apa pokoknya kabarin ya, jangan sungkan"

"Iya bang"

"Jadi kita berpisah disini dong ya"

Niskala pun mengangguk.

Tempat penugasan kalian berbeda sesuai yg diucapkan oleh pak kepala. Hanya berjarak 15 km.

" jaga diri baik-baik ya, nanti bang genta samperin deh klo senggang" ucap genta

"kita juga harus ngopi bareng ya bang gak mau tau"

"Iya adek maniss"

"Merdu banget suara buaya"

Genta pun terkekeh akan ucapan niskala

"Tuh taksi kamu dek, kabarin kalo udah dapet tempatnya ya. Goodluck pokonya" ucap genta sembari memeluk niskala sebentar sebagai tanda perpisahan itu

"Abang juga yaaa" ucap niskala dan membalas pelukan genta singkat

Sepanjang perjalanan niskala melihat bagaimana ramainya aktivitas dikota bogor.

sebenarnya niskala masih bingung mengenai tempat untuk tinggal, kontrakan paling dekat dengan rumah sakit berjarak 8 km. Sepertinya ia harus mencari yg lebih dekat jika memang tidak ada lagi rasanya itu akan menjadi pilihan terakhirnya. Yang terpenting sekarang ia setidaknya tau seperti apa rumah sakit yg akan menjadi tempatnya bekerja.

"Mbak ini rumah sakit harapan kita" ucap sopir taksi

"Mbaknya ada perlu apa kesini?" Tanya sopir lagi

"Saya mulai kerja disana pak" jawab niskala

"Wahh hebatt, semoga lancar terus ya mbak"

"Terimakasih pak, bapak juga yaa" ucap niskala sembari turun dari taksi

Niskala menatap bangunan rumah sakit yg menjulang cukup tinggi dan luas itu.

"Ada yg bisa saya bantu mbak" tanya satpam rs menghampiri niskala

"Mbaknya cari siapa?" Tanya satpam lagi

"Enggak pak, euh.. pak kiranya ada kosan atau kontrakan dekat rs ini tidak pak?"

"Memang untuk apa mbak?"

"Mulai 2 hari kedepan saya kerja di RS ini pak"

"Mbak perwakilan nakes dari daerah lain ya?

"iya pak betul"

"Yg saya tau disini kebanyakannya hotel mbak, kontrakan atau kosan banyaknya di daerah kampus itupun jarak 10km dari sini"

Niskala pun tertunduk lesu.

"Saya bantu carikan ya mbak, boleh saya minta no hpnya? Nanti kalo ada saya langsung kabarin mbak nya"

"Apa tidak merepotkan pak?"

"Tidak mbak, saya gak tega lihat mbak. Saya jadi keinget anak saya yg lagi rantau kuliah dijogja"

Niskala pun memberikan no hp pada pria paruh baya itu.

"Nama mbaknya siapa"

"Saya niskala pak"

"Pak Suwirjo kesini sebentar, kami butuh blankar pak" tak lama panggil perawat dari pintu ugd

(Blankar : tempat tidur untuk pasien gawat darurat)

"Mbak sepertinya saya harus kesana dulu, nanti saya kabarin ya mbak"

"Baik pak terimakasih sebelumnya ya pak" ucap niskala sembari menatap pak suwirjo berlari ke ruang ugd

Niskala melihat arloji jam yg menunjukkan pukul 1 siang, yg paling betul sekarang ia harus makan dan istirahat.

Dengan menenteng koper cukup besar kamu masuk ke dalam cafe, persetan dengan beberapa pengunjung yg melihat kearah nya. Yang terpenting sekarang perutnya bukan rasa malu.

"Mau pesan apa mbak?"

Niskala melihat menu yg tertera pada meja kasir.

"Rice bowl chicken teriyaki 1, air mineral 1, sama ice cappucino 1"

"Baik mbak, totalnya xxxx"

Niskala pun memberikan sejumlah uang pada kasir tersebut.

"Nanti saya antarkan pesanannya ya mbak"

Niskala pun mengangguk dan berjalan mencari tempat duduk yg sedikit lebih sepi. Entah mengapa niskala memilih ruang outdoor, hari ini sedikit cerah namun suasana tidak terlalu panas jadi outdoor bukan pilihan yg buruk.

Selama sesi makan berlangsung tatapan niskala sesekali melirik pada 3 pria berbaju hitam yg berada dipojok outdoor pada ruangan ber ac, tidak begitu jelas karna ruangan tersebut terlihat memakai kaca buram.

"Aduh asam lambung gw kumat nih, udah tau baru masuk nasi langsung pake kopi" gerutu niskala dalam hati

Asik bermain hp sebentar niskala memutuskan untuk pergi ke toilet untuk buang air kecil.

Baru akan masuk pada ruang toilet wanita, terdengar suara gebrakan cukup keras dari dalam toilet pria.

Bingung akan situasi yg terjadi, tapi entah mengapa niskala memaksakan diri untuk mengecheck apa yg terjadi.

"Permisi, ada orang didalam?" Tanya niskala didalam toilet pria dengan sedikit teriak

"Pintunya tidak bisa terbuka, tolong bantu saya"

Niskala pun mencoba mengetuk beberapa pintu toilet yg tertutup, memastikan pria yg terjebak dibilik sebelah mana.

Niskala mencoba memutar handle pintu dari besi tersebut, namun nihil. Handle pintunya longgar.

"Pak sepertinya pintunya rusak, saya coba dobrak kedalam ya. Bapak bisa menjauh sedikit dari pintu"

Tanpa pikir panjang niskala menekan handle pintu dan mendobrak pintu dengan bahu kamu agak keras, disaat dorongan ke 3 pintu terbuka.

Menampilkan pria paruh baya terduduk diujung bilik toilet.

"Pak, bapak gapapa?"

"Kaki saya sakitt" terdengar rintihan dari pria tersebut sembari memegang kakinya

"BAPAK!?" ucap pria didepan pintu toilet

"Mas bisa tolong bantu angkat bapak nya, saya agak kesusahan ini" ucap niskala karna memang posisi bapak tersebut duduk dilantai dengan posisi tertunduk

Pria itu dengan sigap membantu bapak itu berdiri.

Tak lama pria lain datang dan membopong lengan bapak dari sisi lain.

"Mbak itu tangannya berdarah" ucap salah satu pria muda yg membopong bapak

Niskala menatap bagian yg ditunjuk pria tersebut. Sisi telapak tangan kiri kamu berdarah, dan ternyata handle pintu dari besi itu patah. Sepertinya luka itu berasal dari patahan handle pintu.

"Gapapa mas, lebih baik bawa bapaknya ke tempat duduknya dulu terus kita  bersihkan kakinya"

Niskala menarik beberapa lembar tisu dan menutup lukamu sendiri.

"Ayo mas cepat, itu kakinya harus segera dibersihkan." Ucap niskala

Kedua pria itu membawa bapak menuju ruangan ber ac.

"Bapak kenapa!? Apa yg terjadi?" Tanya pria lain menghampiri mereka

"Loh mas agung?"





TO BE CONTINUE

heartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang