-23

990 96 5
                                    

Mata jernih milik mayor teddy menatap niskala dengan sirat penuh harap.
Mata cokelat tersebut bergerak seolah menelisik respon dari niskala.

ucapan tersebut sama sekali tidak pernah terlitas dipikiran niskala. memanggil mas pada pak teddy? orang yang termasuk disegani dihambalang ini.

“sepertinya saya tidak bisa pak” jawab niskala

“kenapa begitu?” tanya mayor teddy

“rasanya saya tidak sopan bila memanggil pak teddy seperti itu” balas niskala

“jika saya yang izinkan” ucap mayor teddy

“tapi pak—“

“permintaan kecil saya sesulit itu?” tanya mayor teddy

“bukan begitu pak teddy tapi—“ ucap niskala kelabakan mencari alasan

“tapi?” tanya mayor teddy lagi

sebenarnya niskala sudah mencoba membayangkan 2 kata tersebut dalam pikirannya tapi entah mengapa rasanya sulit dikatakan dari mulut miliknya seakan tercekat ditenggorokannya

ma-s te-ddy” ucap niskala pelan bahkan hampir tidak terdengar

“saya gak denger” ucap mayor teddy

ma-s teddy” ucap niskala terbata

“kurang jelas” ucap mayor teddy

“ah sudah pak, saya mau tidur ngantuk” elak niskala sembari mengubah posisi menjadi membelakangi mayor teddy

“lucu sekali” ucap mayor teddy pelan namun dapat niskala dengar

demi tuhan muka niskala memerah, wajahnya terasa sedikit panas.

tahan nala gaboleh gugup ucap niskala menenangkan dalam hati

Niskala mencoba untuk tetap stay cool padahal hatinya kini benar-benar melebur.

alih-alih menenangkan degup jantung yang tak beraturan tanpa terasa niskala terlelap tidur.

.
.
.

***

sayup-sayup niskala mendengar dering telfon berbunyi.
Niskala pun membuka mata perlahan dan mendudukkan diri pada ranjang. menatap jam yang tergantung pada dinding.

pukul 05.00

telfon tersebut masih berdering dengan cukup keras.

Dengan kesadaran yang masih belum hadir sepenuhnya niskala bangun dan beranjak dari tempat tidur, dengan langkah gontai dirinya masuk ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka

pada saat keluar dari kamar mandi dering telfon tersebut masih berbunyi dengan langkah perlahan, dirinya
menghampiri dering telfon tersebut berasal.

“pak teddy ada telfon” ucap niskala pelan

“pak bangun ada telfon” ucap niskala lagi sembari menyentuh pundak mayor teddy dengan telunjuknya

Niskala mencoba merengkuhkan tubuhnya agar lebih rendah dari sebelumnya, dan hampir sejajar dengan telinga mayor teddy agar lebih terdengar

“pak teddy” panggil niskala lagi

mayor teddy tetap tidur tak bergeming.

ini orang beneran tidur nyenyak atau gimana sih ucap niskala dalam hati

ma-s” panggil niskala ragu

heartbeatWhere stories live. Discover now